Nita masuk ke dalam kamarnya. Dan, dia stuck di depan pintu sambil memegang ponselnya.
Jantungnya dag dig dug tak karuan, di tambah lagi tiba-tiba hawanya terasa panas dan dingin.
"Ya Allah, ada apa ini?" Batin Nita.
...
Doyoung berjalan cepat menuju kamar kosnya. Dia tak tahu apa yang tadi perbuat. Dia benar-benar khilaf.
...
Winwin berada di atas balkon sekarang.
Terasa sakit yang tiba-tiba merasuk dalam hatinya. Entah apa yang terjadi. Padahal dia baru tau Nita tadi. Hanya beberapa jam saja. Kenapa sakit sekali?
Angin malam berhembus pelan. Winwin menghembuskan nafas panjang.
"Apa yang salah denganku?"
....
Yuta, Johnny dan Taeyoung sekarang sedang berada di ruang TV.
Taeil, Haechan, Jaehyun dan Mark sudah tidur di kamar.
Brak. Terdengar suara pintu di tutup agak keras. Yuta sampai kaget sendiri. Lalu, dia menengok ke belakang melihat Doyoung berjalan cepat.
"Hyaaa darimana?" Tanya Taeyoung memastikan apakah Doyoung hanya mengembalikan ponsel atau pergi ke yang lain.
Doyoung berhenti lalu berjalan menuju lemari pendingin. Ingin mendinginkan pikirannya.
Tanpa menjawab pertanyaan dari Taeyoung.
"Kau tidak pergi minum kan?" Tanya Johnny tiba-tiba. Dan, seketika Doyoung langsung tersedak.
"Hyaaa aku kan tidak minum" Jawab Doyoung sambil mengelap percikan air akibat tersedak tadi.
"Siapa tau sedang setres"
"Aku hanya mengembalikan ponsel siapa tuh, Nita ya. Iya Nita" Jawab Doyoung cepat tapi gelagapan juga.
"Kok lama?" Tanya Taeyoung yang sebenarnya itu pertanyaan yang cukup mematikan.
Doyoung bengong sebentar. Memikirkan jawaban yang logis dan masuk akal agar semuanya tidak ada yang curiga.
"Ahh memang kenapa kalau lama? Kan aku belum kenal dia. Tadi sekalian kenalan kok" Jawab Doyoung yakin dan semoga saja tidak curiga.
"Ahhh iya, kau emang belum kenalan, Mark saja bilang tadi, baguslah, kalau sudah berkenalan" Ujar Taeyoung.
Fiuhhhh. Lega. Untung Taeyoung percaya. Kalau dia sampai tak percaya. Mati sudah hidup Doyoung.
Untungnya lagi tidak ada Mark yang sok kepo itu.
...
Nita melangkahkan kakinya dengan terseret-seret. Dia masih saja syok dengan kejadian pelukan-bersama-Doyoung-tadi.
Dia membuka lemari pendingin yang ada di dapur, mengambil botol yang berisi air dingin lalu menuangkannya ke gelas.
Sampai airnya tumpah-tumpah dia kaget sendiri. Ternyata dia melamun.
"Astaghfirulloh" Ucap Nita kaget lalu membereskan tumpahan air minum itu.
Dan, dia lupa juga belum sholat Isya. ASTAGHFIRULLOH.
...
Winwin turun dari balkon setelah sekian lama. Ternyata di bawah sudah sepi. Sudah pada tidur semua. Tinggalah dia.
Setelah turun dari tangga. Dia langsung menuju ke lemari pendingin mengambil minuman kaleng rasa buah lalu meminumnya. Untuk menyegarkan tenggorakannya. Ya lebih tepatnya hati sih.
"Belum tidur?" Tanya Taeyong tiba-tiba mengagetkan Winwin. Bahkan, dia hampir tersedak.
Taeyong juga ke lemari pendingin lalu mengambil minuman dingin sama seperti Winwin.
"A-aa aku ingin minum dulu baru tidur" Jawab Winwin setengah berbohong tapi agak meyakinkan.
Taeyong duduk lalu membuka minuman kaleng itu.
Beberapa menit keduanya terdiam. Seperti biasa Taeyong mengawali pembicaraan.
"Ehmmmm" Di mulai dengan deheman.
"Ehmm juga" Jawab Winwin ikutan dehem juga, dia tidak tau harus memulai dengan apa.
"Sudah cukup lama ya kita bebarengan seperti ini 2 tahun ya?" Ucap Taeyong sambil menatap ke langit-langit.
Winwin melihat Taeyong. Sebagai yang paling dewasa di antara semua. Dia benar-benar tenang dalam menghadapi masalah yang terjadi di antara teman-temannya. Patut di acungi jempol si Taeyong ini.
"Benar kan Win?" Taeyong melihat Winwin yang sekarang sedang bengong sendirian.
"Eh iyaa sudah lama" Jawab Winwin kosong. Entah apa yang dia pikirkan.
....
Doyoung sudah berada di kamar. Kamar depan. Dia merebahkan diri sambil kedua tangannya berada di dadanya. Dia memejamkan mata dan mengingat kejadian tadi.
Lalu, dia membuka matanya dan menatap langit-langit.
Dia berusaha menenangkan jantutungnya yang masih dag dig dug tak mau diam. Itu membuatnya agak setres dan tidak tenang.
Doyoung bangun dan sekarang dia terduduk sambil melamun.
"Harus bagaimana sekarang? Melupakan atau tetap tinggal?" Doyoung bergumam sendiri sambil mengacak-ngacak rambutnya. Dan, dia kembali merabahkan diri lagi.
....
Taeyoung sudah masuk ke dalam kamar. Tinggalah Winwin sendirian di dapur. Masih saja dia melamun.
"Apa yang harus aku lakukan? Aku ini sedang apa sih?"
Winwin mengencangkan genggaman tangannya pada gelas yang sekarang ada di tangannya.
...
Pagi-pagi sekali, mungkin sekitar jam 4 shubuh. Nita sudah bangun.
Setelah sholat shubuh Nita menyiapkan apa-apa untuk di bawa saat kuliahnya nanti.
"Hem jadwal full sampai sore yah, oke bismillah ya Allah" Gumam Nita sambil memasukan buku-buku untuk kuliahnya nanti.
Lalu, dia membuka dompetnya dan ternyata uangnya tinggal sedikit. Dia belum mengambil di ATMnya.
Ponsel Nita bergetar. Ada sebuah pesan.
Nita.. Mas Bayu minggu depan mau ke Korea. Mau jenguk kamu sekalian jalan-jalan disana. Si Indah ga bisa ikut soalnya masih masuk sekolah. Nanti Mas Bayu nginep di kosanmu ya. Tenang aja Mas Bayu bakal bawa makanan banyak kesana kok. See U Adek kesayangan! ♥
Pesan panjang dari Mas Bayu. Kakak Nita. Membuat dia senyum-senyum sendiri. Akhirnya, Masnya ke Korea. Nita sudah menunggu lama.
"Alhamdulillah" Nita tersenyum sendiri sambil memeluk hapenya.
...
Kamar 305. Lebih tepatnya kamar anak laki-laki yang kemarin telah menumpangi Nita tidur karena pingsan. Belum ada yang bangun shubuh ini.
Semuanya masih tertidur pulas. Apalagi Mark yang tidurnya paling tidak karuan. Yang tidur sebelahnya pun sampai terganggu karena dia. Bahkan Taeil sampai pindah tidur di sofa ruang tamu.
Haechan pindah tidur di lantai. Dan tinggalah Yuta yang tidur bersama Mark.
...
Nita keluar dari pintu kamar kosnya dan melongok sebentar ke arah kamar 305. Masih sepi tak ada orang.
Dia berjalan pelan ke arah kamar 305. Melongok ke jendela tapi masih tertutup rapat oleh gordin.
"Ehm sepi banget, masa belum ada yang bangun? Emangnya mereka ga sekolah apa kuliah ya?" Nita bertanya-tanya sendiri lalu tiba-tiba.
"Nita yaa?" Nita kaget langsung terlonjak ke depan. Pelan-pelan dia menengok ke belakang. Ternyata.
Winwin.
"Eh i-iyaaa" Jawab Nita gelagapan layaknya maling yang tertangkap basah.
"Sedang apa?" Tanya Winwin.
"Aaaa aku mau kuliah pagi, terus aku lewat arah sini, begitu" Jawab Nita dengan masih gelagapan.
Winwin melihat Nita sebentar lalu tersenyum. "Aahh aku kira mau mampir ke tempat kami hehe"
Nita meringis malu. Sebenarnya dia hanya ingin melihat keadaan saja. Habisnya masih sepi banget.
"Kamu naik apa ke kampus?" Tanya Winwin.
"Jalan kaki hehe"
"Mau aku temani?" Winwin menawarkan diri. Nita kaget lalu melihat Winwin sebentar.
"Ehmm, apa kamu tidak sibuk?" Ini pertanyaan macam apa. Batin Nita. Bilang saja mau. Yakali gamau di temani cowo korea yang imut dan kece ini.
"Astaghfirulloh" Ucap Nita seraya menepukan kedua tangannya ke kedua pipinya sambil memejamkan mata.
Winwin melihatnya lucu.
"Hehe tidak kok, aku sekalian pergi ke supermarket terdekat beli makanan" Jawab Winwin sambil senyum.
"Baiklah, ayoo berangkat!" Ajak Nita lalu dia berjalan duluan ke bawah menuruni anak tangga yang menjadi salah satu saksi biksu Nita yang malu karena kepergok Winwin si cowok korea imut itu.
....
Nita dan Winwin berjalan bersebelahan. Tinggi mereka hampir sama. Hanya selisih sedikit. Di bandingkan Doyoung yang super tinggi itu.
Keduanya terdiam. Sibuk dengan pikirannya masing-masing. Sampai akhirnya...
"Ehh" , "Ehh" Ucap Mereka berdua bebarengan lalu keduanya tertawa.
"Kamu dulu" Lagi-lagi bareng.
"Kalau bareng nanti jodoh" Kata Nita lalu langsung menutup mulutnya yang kelepasan bicara dengan tangannya.
Winwin menengok ke Nita. "Jodoh?"
"Ah tidak-tidak, lupakan, aku salah bicara"
"Ah salah bicara, btw kamu mau bicara apa?"
"Ah tidak jadi, kau saja duluan"
"Ehm aku mau tanya saja, kamu kuliah dimana? Kok pagi sekali berangkatnya?"
"Itu disana Unuversitas Daegu" Nita menunjuk sebuah kampus yang sudah hampir terlihat di depan mata.
Winwin hanya ber oh ria sambil mengangguk-anggukan kepalanya.
"Kalau kamu? Kamu kuliah juga? Atau jangan-jangan kuliahnya sama denganku?" Tanya Nita setengah kaget juga.
Winwin bingung harus menjawab apa. Dia tidak kuliah semenjak SMA. Karena langsung terpilih menjadi member atau lebih tepatnya artis di sebuah agensi.
"Ehmm aku..."
"Nitaa" Seseorang melambaikan tangan di depan.
Nita melambaikan tangan juga, membalas lambaian tangan dari seseorang di depan itu.
"Dean! Eh aku pergi ke kampus dulu ya, oh ya katanya kamu mau ke supermarket? Ini di depan kampusku ada supermarket, di dalam kampus juga ada, tinggal mau yang mana oke, aku pergi dulu ya" Nita berpamitan setelah memberikan pesan yang cukup panjang kepada Winwin.
Nita berlari menuju temannya itu.
Winwin masih berdiri di tempatnya sambil melihat Nita yang sekarang sudah berjalan bersama teman kampusnya masuk ke dalam kampus.
"Fiuhh andaikan lama" Ucap Winwin dalam hati.
TBC!