Sabtu, 09 Februari 2019

-SARDEN CLUB-


"Ah siaaal, tangan gue sakit semua tau" Reza mengusap usap kedua tangannya bergantian.
"Makanya klo main hape liat sikon dong" Jawab Krisna.
"Cih, pak Bambang aja kali yang malu-malu bilang klo pengen main hape ama gue malah sok nge hukum pula"
"HAHAHA pede banget lu"
"Pede jelas, ga pede bukan Reza dong, eh kok pada ga jawab si gue tanya nongkrong dimana"
"Ehm gue sama Putri mau ke perpus habis pulang sekolah nih, mau belajar"
"Ga asik banget belajar"
"Yaudah lu nongkrong sendiri aja berarti" Jawab Krisna sambil membaca baca materi pelajaran selanjutnya.
"Refreshing dong masa belajar bae"
"Hemm klo sama Putri mungkin banyak hiburannya"
"Jangan bilang kamu...."
"Paan sih lu, kita kan sahabat, jadi ngajarin pelajaran ga salah kan?"
"Wohohohoho bener, gue boleh ikut? Gue ajak Abim juga deh, dia pasti mau"
"Ehh luu tuh, nanti ganggu pengunjung perpus yang lain, berisik kan lu tuh"
"Heii sama sahabat ga boleh gitu"
"Hemm aku setuju setuju aja, tapi Putri pasti ga setuju"
"Hemm bilang aja kalian mau berdua aja"
...
Pulang sekolah.
Putri sudah menunggu Krisna di depan kelasnya sambil mainan hape.
"HAYOLOH!!!! Nungguin sape lu!" Teriak Reza.
"Ehh kaleng sarden kedua, bikin kaget aja lu" Jawab Putri sambil mencubit tangan Reza.
"HOIII, dasar, sakit tau dicubit lu kaya di gigit buaya tau gak!"
"Krisnaaaaa, ayo pergii!" Teriak Putri  lalu dia segera menghampiri Krisna dan langsung mereka berjalan meninggalkan Reza sendirian.
"Woiii kalian ga liat ada gue disini apa!!" Teriak Reza lalu mengejar mereka berdua.

...

-Di Perpustakaan pusat-
"Bosen banget gile ndro di perpustakaan" Keluh Reza. Sementara Putri dan Krisnha sedang serius belajar bersama. Maklum, sebentar lagi mereka bakalan ujian.
"Jadi x bagi x terus gini..." Krisnha menjelaskan panjang lebar kepada Putri yang terus memperhatikan dia.
Reza berulang kali menguap karena bosan.
"He kaleng sarden, lu klo ngantuk mending lu tidur di rumah aja"
"Hoamm, gamau ah, rumah gue jauh, gue mager juga" Jawab Reza sambil tiduran di atas tumpukan buku yang sepetti bantal baginya.
"Lagian itu buku kasian kamu tidurin, nanti klo beranak gimana, lu mau tanggung jawab!!?" Tanya Putri.
Krisna cekikikan sendiri.
"Yaelah puuut, beranak juga bikin pinter kali, tambah banyak kan bukunya"
"Nanti kena ilermu juga tuh" Krisna menambahkan.
"Nanti iler gue bakalan aku lap ke Putri kok"
"YEE dasar jijay luu sarden"
....

"Btw Dimas kok ga ada kabar ya, dia gamasuk 2 hari lho gaes,  chat aku pun tak dibalas olehnya"  Kata Putri sambil melihat handphonenya.
"Eh iyaaa, kemana ya dia, kata temen kelasnya si dia sakit gitu" Jawab Krisna sambil makan jajan.
"Aku telfon juga ga di angkat" Tambah Reza.
By the way mereka bertiga sedang berada di kantin perpustakaan.
"Gimana klo kita kerumahnya?"
"Kata orang-orang sih dia pindah rumah"
"Hahh kapan? Kok ga kabar-kabar sih dia" Putri kaget.
"Lu beneran kan dapet info dari orang-orang? Orang-orang itu siapa btw?" Tanya Reza ke Krisna.
"Temen kelasnya"
"Ye kris lu sering main ya ke kelas Dimas, ketemu siapa hayo" Tanya Putri sok kepo kepo gitu. Krisna senyam senyum sendiri.
"Enggak ketemu siapa-siapa kok, aku cuma pengen aja tau kabarnya Dimas"
"Oh kirain" Jawab Putri sambil menyeruput Esnya.
Krisna berusaha tenang di depan Putri. Hehe.





-SARDEN CLUB-



Pasti enak ya punya sahabat cowo yang selalu ada dan melindungi kita dimanapun kita berada. Bahkan saat di sekolah ada yang mengerjai kita.

Atau.... sebaliknya

"Puuutttriiiii........PR dah dikerjain?" Tanya Abim sambil duduk di kursi depan meja Putri.
"Mang napa klo dah dikerjain?"
"Hyaa, seperti biasa, pinjemin aku!"
"Gamau, lu tuh biasaan banget si minjem-minjem"
"Yhaa Put, jangan gitu dong, pinjemin aku, plisss, kan Im Your BestFriend, masa kamu lupa"
Putri yang sedang menulis materi pelajaran, berhenti dan memandang Abim yang memasang muka memelas, akhirnya dia
Memukul kepala Abim dengan bukunya. Buku yang mau dipinjem Abim.
"WOY sakit coiii" Teriak Abim sambil mengelus bagian kepalanya yang dipukul.
"Makanye lu belajar sana, jangan nyontek mulu"
"Iyeee dah iyaa, tapi makasih ya dah dpinjemin PR mumumu" Jawab Abim sambil mengusap kepala Putri sesaat.
"Dasar, klo ada maunya aja baik, cih"
Abim dan Putri. Mereka sekarang berada di kelas 11 SMA. Dan, satu lagi mereka itu sahabatan sejak SMP. Tetapiii, Putri ogah sahabatan sama Abim. Sekian.

....

08.00

"Ssst, woii, nanti nongkrong dimana?" Tanya Reza bisik-bisik ke Krisna.
"Chat grup aja, nanti ketauan brisik sama pak Bambang"
"Oke oke"
"Hei yang disana, kalo brisik keluar aja"
Reza membetulkan posisi duduknya, takut ketauan brisik.
...
-Chat grup-
Reza : Woy kalian, nanti enaknya nongkrong dimana?
Reza diam-diam menggunakan hapenya untuk mengechat.
Putri : Heh, lu kok nge chat si? Kan ada kelas?
Reza : Gapapa, dengan kekuatan zuper put gue bisa ngechat
Putri : Awas aja sampe ketauan pak Bambang, gue sukurin
Reza : Ah elu mah, jangan gitu dong eh btw enaknya nongkrong dimana?
Krisna : Rez, gue cuma mau kasih tau, cobalah kau tengok ke atas
Reza pelan-pelan mendongak keatas, seketika dia kaget, ternyata daritadi pak Bambang mengawasinya yang sedang bermain Hape..
REZAAAA ANGKAT TANGANMU DUA DUANYA DI DEPAN KELAS SEKARANG@!!!

Putri : Emang ada apaan Kris tengok ke atas? Cicak?
...

"HWAHAHAHHAHA" Putri tertawa keras saat mendenger cerita bahwa Reza telah dihukum oleh pak Bambang.
"Kok bisa sih?" Tanya Abim.
"Entahlah, dia udah gue peringatin padahal tapi dia ya begitu" Jawab Krisna sambil menyeruput minumannya.
Saat ini Abim, Krisna dan Putri sedang duduk-duduk di kantin sekolahnya.
"Hyaa Bim, lu kudu traktir gue gamau tau, tadi lu nyontek PR gue" Todong Putri sambil melotot.
"Mana ada perjanjian kaya begitu" Jawab Abim manyun.
"Cepet gak!" Putri mendobrak meja.
"Galak amat si lu! Traktir apaan cepet!"
"Hemmm, es jeruk, bakso, gorengan klo ada, sama chiki tuh itu sama itu"
Abim menyeringai sambil menghitung pakai jari.
"Hoi!! Lu badak apa cewe, makan banyak amat entar gendut lo baru tau rasa!"
"Bodo amat mau gendut mau kurus, yang jelas lo sekarang bangun dan beliin itu semua"
Abim lalu berdiri sambil kesal.

Krisna cuma diam sambil tersenyum melihat tingkah Putri dan Abim.
"Eh Kris, kelas gue tadi ga ada pelajaran, kosong coba"
"Oh ya?"
"Iyaa, guru yang mau ngajar tiba-tiba ga berangkat, katanya anaknya sakit, hem padahal bentar lagi mau tes"
"Emang tadinya pelajaran apaan?"
"Matematika, dan gue belum paham materi itu, mau gue pahamin tadi, malah gurunya gamasuk hem"
"Sini gue bantu ajarin"
"Serius? Mau banget, nanti gimana? Habis pulang sekolah? Di perpustakaan pusat ?"
"Hemm boleh boleh" Jawab Krisna sambil tersenyum.
"Nihh ciki sama es jeruk, baksonya nunggu!" Jawab Abim sambil kesal.
"Yuhuuuu, makanan datang, terimaaci sahabat gue!! Eh Kris, lu ga makan?" Tanya Putri sambil membuka cikinya.
"Engga put"
"Hei makan lah yang banyak, badan lu itu makin kurus tau Kris"
"Ye Krisna aja lu perhatiin terus, klo gue mah lu hajar terus aja"
"Ih siapa peduli, Krisna mah kalem ga kaya lu"
"Dasar kaleng sarden"
"Ape lu bilang, lu tuh kaya sardennya!"
"Lu lah!
"Lu!!!!!" Jawab Putri sambil melempari Abim dengan Cikinya.
Krisna cuma tertawa kecil melihat pertengkaran mereka.
....

"Ah siaaal, tangan gue sakit semua tau" Reza mengusap usap kedua tangannya bergantian.


Kamis, 19 April 2018

Bellows .


Di ruang makan.
"Paman, keke mau tanya"
"Iya apa ke? Tanya aja"
"Emang ada ya, manusia klo di sentuh sama manusia lain bisa ngilang?"
Pamannya hampir tersedak sendok eh nasi.
"Uhuk uhuk... apa katamu?"
"Jangan ngaco Ke"  Kata papahnya.
"Beneran, tadi aku ketemu Dewa pah, yang aku ceritain tadi di mobil, si anak cowok ituu yang aku ketemu dia di hutan, dia bilang klo aku sentuh dia atau pegang dia, dia bakal ngilang"
"Keke, mungkin itu bukan manusia"
"Bukan manusia? Terus apa?"
"Arwah"
"Hahh?" Seketika keke langsung merinding.
"Iyaaa, konon katannya memang suka ada arwah gentayangan gitu di hutan depan rumah paman, kamu kan tau sendiri, hutannya gede banget, pasti banyak yang begituan"
"Masa Dewa arwah?"
"Mungkin saja, klo ga percaya kamu tanya langsung aja sama dia"
....
Besoknya.
"Dewaa dew! kamu dimana?" Teriak Keke sambil berjalan menyelusuri Hutan.
"Yah tuh anak suka ngilang terus tiba-tiba muncul kan ngeselin gitu"
Keke berhenti sebentar. Lalu berpikir "Ah masa si Dewa itu arwah, gamungkin lah, orang dia wujudnya manusia gitu dan bisa ngomong sama aku" Gumam Keke lalu berjalan lagi.
"Oii sendirian ajaa" Teriak seseorang dari kejauhan.
Keke memutar tubuhnya siapa tau Dewa ada di belakangnya ternyata tidak, lalu dia mencari sumber suara tadi.
"Oii Dewa kan? Dimana lu? Ga usah ngagetin aku lagi!"
"Di atasmu, liat"
"Dewaaa ngapain di atas pohon!! Turun nanti jatuuh!" Teriak Keke sedikit khawatir melihat Dewa sedang duduk di atas pohon dengan riangnya.
"Kamu aja sini yang naik, aku udah nyaman disini"
"Gamau! Lagian tinggi banget itu pohonnya, mending aku di bawah nunggu kamu turun, daripada aku jatuh"
Lalu, Keke duduk di bawah sambil senderan ke pohon yang dinaiki Dewa.
Dewa tersenyum lalu dia turun perlahan.
"Yaahh kamu mah ga asik, di ajak naik pohon gamau"
"Cepet banget si turunnya, ga ada sedetik malah"
"Lebaaaayy, kan aku ahli manjat pohon"
"Kaya monyet aja"
"Hahaha kaya saudaramu yak?"
"Ehhh kurang ajar, ya enggga lah"
Dewa tertawa.
...
"Dewa, aku mau tanya sesuatu boleh?"
"Hem tanya apa, kaya ga biasanya aja, kamu kan kepo banget"
"Ini serius tapi kamu harus jawab serius lho"
"Iya apaan?"
"Kamu manusia bukan?" Pertanyaan Keke seolah olah membuat dunia seketika berhenti, begitu juga Dewa yang langsung diam sambil menutup mulutnya.
"Yahh maaf, aku tanyanya gitu amat ya hemmm" Keke menunduk menyesal.
"Iya Keke, aku bukan manusia"
Keke terkejut lalu memandangi Dewa.
"Kali ini ga bercanda kan?" Tanya Keke lagi.
Dewa menatap Keke. " Iya aku arwah, makanya kamu jangan nyentuh-nyentuh aku klo masih pengen ketemu aku wkewek"
Keke jadi sedih. "Ih maksud kamu apaan,  boong ah boong, kamu manusia kan?" lalu Keke berdiri dan berlari kedepan.
Keke mengusap air matanya yang akhirnya jatuh juga.
"Keke kamu kenapa?" Tanya Dewa dari belakang Keke.
"Kamu jangan pegang pegang aku lagi ya, atau ingetin aku klo misal ga sengaja megang kamu" Ucap Keke sambil menutupi mukanya karena tangisannya.
Dewa diam sambil melihat Keke yang masih membelakangi dia. Lalu dia tersenyum.
"Iya Keke, aku setia kok temenan sama kamu, makanya kamu jangan bosen bosen buat ketemu aku"
Keke memutar tubuhnya melihat Dewa tersenyum kepadanya. Keke ikutan tersenyum sambil meneteskan air matanya.

Next ?

Rabu, 18 April 2018

Bellows .


Sebulan kemudian.

"Keke....bangun udah pagi, kamu ga ikut kerumah pamanmu?"
Keke yang tadinya malas untuk bangun ketika mendengar kata-kata rumah pamannya, dia langsung loncat dari kasurnya dan bergegas mandi.
...
"Kamu semangat banget si klo kerumah paman di kampung" Kata Vinka, Kakaknya.
"Emang kenapa si? Lagian disana itu masih asri masih alami, ga kaya di sini, udah ga asri" Jawab Keke ngasal lalu bergegas keluar rumah menuju mobil yang di dalam mobil sudah ada papahnya, menunggu dia.
"Yaelah"
...
Di mobil. Papah Keke menyetel lagu lagu jadul pengisi perjalanan.
"lalalalalalaa ulalalaaa" seperti biasa papah Keke nyanyi gajelas sendiri.
"Pah, sebulan yang lalu, keke ketemu anak cowok lho"
"Dimana?"
"Hutan deket rumah paman pah"
"Kok bisa? Tukang kebon kali yang lagi cari kayu bakar"
"Enggak, bukan, dia itu cowok, tinggi kurus putih, pake celana jins, pake kaos merah di dobel sama hem warna biru agak ke abu abu muda"
"Wah berarti tukang kebon ganteng itu" Jawab papahnya sambil ketawa.
"Yah papah, seriusann, namanya Dewa"
....
"Keke, dateng lagi" Teriak pamannya yang asik membaca koran lalu berdiri dari kursinya dan menyambut Keke dan Papahnya.
"Iya dong paman, mumpung liburan juga nih"
"Yasudah sana masuk ke dalam dulu, istirahat"
"Oke paman"
...
Sorenya. Keke iseng-iseng ke hutan depan rumah pamannya. Siapa tau ketemu Dewa.
"Heumm, Dewa mana ya, ah gamungkin, pasti dia ga bakal ke hutan ini lagi, kan dia mungkin punya rumah kan"
"DOOOR"
Keke lari seketika sambil jantungnya mau copot.
"Hahahaha" Dewa tertawa.
Keke menengok kebelakang, ada Dewa sedang menertawai dia.
"Woyy kampret luuuuu" Teriak Keke lalu berlari ke arah Dewa membawa potongan kayu dan dia ingin memukulnya. Namun, Dewa gamau kalah dia berlari supaya tidak terkena pukulan dari Keke.
"Huaahhh mau kemana luuuuu"
"Wle tangkep aku klo bisa"
Akhirnya, mereka berdua kejar kejaran.
...
"Capeeekk, hauss" Keluh Keke yang sekarang sudah duduk sambil selonjor.
"Sama hahaha"
"Ehhh kamu kok pake baju sebulan yang lalu si, emang ga bau? Atau bajunya cuma satu doang?"  Tanya Keke.
Dewa melihat bajunya lalu tersenyum.
"Iya emang kenapa klo cuma satu? Kamu mau beliin?"
"Ogah ah, ga ada uang"
"Yahhh, padahal pengen ganti baju"
"Pake daun aja itu banyak di hutan"
"Heumm maunya dibuatin kamu eaaakkkk" Goda Dewa. Keke berniat memukul lengan Dewa namun Dewa cepat menghindar.
"Yah kenapa si kamu gamau di pegang aku? Salaman aja gamau, emangnya aku virus?" Tanya Keke.
Dewa memandangi Keke sebentar sambil tersenyum.
"Paan sih senyam senyum mulu daritadi, bosen liatnya"
"Hahaha mukamu merah tuh, salting yaa"
"Enak aja, engga lah, eh kamu belum jawab, kamu kenapa gitu?"
"Heummm, kenapa ya"
"Seriusan"
"Intinya aku gamau di sentuh siapa siapa, apalagi manusia kaya kamu" Jawab Dewa jail.
"Ih siapa juga yang mau nyentuh-nyentuh kamu hem"
"Hahahah, jangan sentuh aku, klo kamu masih pengen ketemu aku" Jawab Dewa lalu dia diam.
Keke juga diam dan penuh tanda tanya.

Next ?
.....

Bellows .


"Huhuhuhuhu"
"Hei hei, ngapain disitu?"
"Huaahhh siapa kamuuu!!!"
*Bruk*
"Huhu, sakit kakikuuu"
"Tenang dulu, aku ga jahat kok, kamu ngapain di hutan begini sendirian?"
"Aku nyasarr dan gatau jalan pulang"
"Ayo coba berdiri terus duduk disana"
"Susah berdiri masa ga di tolongin"
"Ayolah coba pelan pelan berdiri dulu, itu luka ringan kok"
Keke mencoba untuk berdiri sendiri dan akhirnya bisa walaupun menahan sakit, karena luka di bagian kaki.
"Nah kan, kamu bisa berdiri sendiri"
"Tapi tetep sakit, lagian kenapa si kamu ga nolongin?"
"Ehmmm... yuk kita coba jalan kesana, disana ada tempat yang bagus"
"Hey, kakiku masih sakit, kamu suruh aku jalan-jalan?" Keke geleng-geleng kepala.
Dewa bingung. Akhirnya dia menyuruh Keke untuk duduk dulu sebentar.
"Yaudah kamu duduk dulu bentar disitu"
Keke masih kesal sama Dewa. Bukannya membantu berdiri atau bagaimana malah mengajaknya jalan-jalan. Sungguh cowok tidak peka.
"Huh darahnya banyak yang keluar, sampe bengkak juga, gimana pulangnya"
"Rumah kamu dimana?"
Keke masih sibuk dengan kakinya sambil menjawab "Pokoknya deket hutan ini lah, tapi aku ga sanggup klo harus jalan sekarang"
"Yaudah istirahat dulu"
Dewa lalu memandangi Keke sebentar. Dia ingin menolong Keke bahkan menggendongnya untuk sampai kerumahnya, tapi apa daya semua itu mustahil.
...
Hari mulai gelap, Keke masih di hutan. Tentu saja bersama Dewa.
"Itu udah agak mendingan kayaknya"
"Iyaaa nih, aku bisa pulang"
Dewaa tersenyum.
Keke mencoba berdiri lagi dan tidak sesakit tadi. "Aku harus pulang, ini udah mau gelap, tapi aku gatau jalan pulang"
"Ikutin aku, nanti aku tunjukin jalan pulang" Dewa berdiri juga dan berjalan ke arah depan mengajak Kekek untuk mengikutinya.
"Hei serius? Ini hutan gede banget lho, terus kamu ngapain juga disini? Nyasar juga?" Tanya Keke sambil mengikuti Dewa yang sudah jalan duluan di depan.
"Ehmm klo aku bilang, kamu nanti ga percaya"
"Dan, kamu belum bilang!"
"Hahaha, kenalan dulu aja yuk, namaku Dewa"
"Dewa? Namaku Keke" Keke mengulurkan tangan tanpa dibalas oleh Dewa.
"Yahhh kok gamau salaman?"
"Gapapa, pake senyuman udah kaya salaman kan?" Senyum Dewa.
"IH kesel, aku merasa terabaikan nih"
"Hahahaha"
Dewa dan Keke terus jalan kedepan sampai akhirnya mereka menemukan jalan besar dan di sebrangnya sudah tampak rumah rumah warga.
"Nah itu dia rumah pamanku"
"Deket dong sama hutan"
"Deket banget, eh kamu ga pulang? Rumah kamu mana?" Tanya keke.
"Kepoo bangeetttt, udah sana balik, obatin lukamu"
"Kesel, aku tanya beneran siapa tau kita ketemu lagii biar aku bisa main"
"Gamau main sama kamu wle"
"Dasarrrrrrr, yaudah aku balik dulu ya Dewa, sampai ketemu lagi, kamu hati-hati klo balik kerumah" Keke pamitan sambil melambaikan tangan ke arah Dewa lalu jalan pelan-pelan kerumah pamannya.
"Hati-hati juga Keke" Dewa balas melambaikan tangan.
Keke semakin jauh dari pandangan Dewa. Dan, perlahan lahan dewa menghilang diantara hutan-hutan seperti hembusan angin yang hanya lewat begitu saja.
...
Next or no ?
.......


Minggu, 27 Agustus 2017

NCT SERIES!



Doyoung bangun dari tempat tidurnya. Ternyata jam sudah menunjukan pukul 7 pagi. Ternyata malam sudah berganti dengan siang.

"Jam berapa ini?" Doyoung mencoba meraba jam yang berada di meja sebelah tempat tidur dengan mata masih menutup. Dia tidak terkejut jika jam sudah menunjukan  pukul 7 pagi.

Lalu, dia mengusap usap kedua matanya dan melihat sekitar. Hanya ada dia sendirian. Yang lain kemana?

Dia berniat untuk tidur lagi. Tiba-tiba teringat Nita. Dia bangun lagi.

"Dia sudah bangun belum ya?" Doyoung ber tanya tanya lalu bangun dari tempat tidurnya keluar dari kamar.

....

Winwin keluar dari super market setelah beberapa lama berbelanja. Dari Nita pergi sampai jam sudah menunjukan pukul 7 dia belum keluar dari supermarket. Akhirnya, dia keluar. Ternyata Winwin sempat tertidur di dalam supermarket cukup lama.

Winwin menengok sebentar ke arah kampus Nita. Ia mencari cari Nita, siapa tau sudah balik. Ternyata tidak ada.

Winwin sedikit kecewa. Tapi tak apa. Kos kosan Nita kan sebelahan sama dia. Walaupun ada sedikit jarak.

...

Taeyong sudah berada di depan Tv. Sedang menonton berita. Terdengae bunyi bruk. Dia menengok. Ternyata Doyoung.

"Hyaaa" Ucap Taeyoung agak keras. Dia kaget.

Doyoung mengabaikannya dan tetap berlari ke depan dan keluar kos.

Taeyoung sampai heran melihatnya.

...

Doyoung berlari ke kamar Nita. Dia melongok jendela yang tertutupi gordin itu. Ternyata sepi.

Doyoung menempelkan daun telinganya ke pintu, mendengarkan apakah Nita ada di dalam atau tidak.

Ternyata tidak ada siapa-siapa.

"Kemana dia?" Tanya Doyoung dalam hati.

...

Winwin sudah hampir sampai di kosnya. Dia berhenti sebentar ketika melihat Doyoung sedang berada di depan kamar Nita.

Doyoung melihat Winwin juga dan langsung menghampiri Winwin yang terdiam sambil membawa 2 kantong plastik berisi bahan makanan.

"Hya kemarikan apa tidak berat? Ayo masuk" Ucap Doyoung setengah kesal sambil mengambil alih kantong plastik yang di pegang Winwin. Winwin pasrah saja.

Doyoung masuk ke dalam.

Winwin menengok sebentar ke arah kamar Nita

....

Mark bangun lalu dia keluar kamar dan langsung melihat muka Doyoung yang sedang kesal mungkin sambil membawa 2 kantong plastik belanjaan.

"Wahhh wahh ada yang habis belanja bulanan nih, untuk istrinya ya pak?" Goda Mark sambil meregangkan kedua tangannya ke atas.

"Iya istrinya kan kamu" Jawab Doyoung sinis.

Mark memeluk dirinya sendiri, dia tidak terima dengan jawaban Doyoung itu. "Hyaa enak saja, aku masih waras masih suka dengan wanita!"

"Hahahaa sama aku saja Mark, aku siap menerimamu" Jawab Taeyoung yang muncul dari balik sofa depan tv.

Mark tambah semakin jijik lalu dia berjalan masuk ke dalam Kamar mandi.

Winwin masuk ke dalam dan langsung duduk di sofa bersama Taeyoung.

"Hei darimana saja?" Tanya Taeyoung.

"Supermarket" Jawab Winwin singkat lalu mengambil remote dan mengganti channelnya.

....

Akhirnya hari sudah menjelang sore, saatnya Nita pulang dari kampusnya. Kuliah fullnya membuat dia lelah sekali. Bahkan, dia belum makan siang.

"Assalamualaikum Nita aku balik duluan dah sampai besok" Dean berpamitan.

"Walaikumsalam, hati-hati"

Sehabis berpamitan dengan Dean. Nita melanjutkan perjalanan pulangnya.

Cuaca sore ini ternyata mendung dan sudah gelap. Dan, sepertinya hujan akan turun.

"Wah mau ujan, aduh aku lupa bawa payung, gawat" Nita terhenti sebentar karena dia lupa bawa payung. Lalu, dia bergegas untuk pulang.

"Eh tapi aku ga ada persediaan makanan, aku ke supermarket dulu"

Nita berjalan cepat menuju supermarket yang berada di luar. Tempat dia bersama Winwin berpisah sebelum ke kampus tadi pagi.

....

Doyoung memperhatikan keadaan di luar lewat jendela kamarnya.

"Ternyata sudah mau hujan" Batinnya.

Tiba-tiba dia teringat Nita.

"Dia... sudah pulang belum ya?" Tanyanya lagi.

Lalu, dia berjalan keluar kamar. Untuk ke kamar kos Nita.

....

Nita sudah berada di dalam supermarket. Dia berniat untuk membeli beberapa persediaan makanan.

"Aku butuini itu ah banyak ternyata"

Nita berjalan dari satu rak ke rak lainnya mencari bahan makanan.

....

Dres.

Hujan turun tanpa seizin mahluk yang ada di bumi. Khususnya orang-orang sekitar yang sedang keluar tiba-tiba harus beteduh karena hujan datang.

Winwin sedang berada di luar. Dan, untungnya dia membawa payung.

...

Doyoung keluar dari kamar kosnya dan melihat hujan sudah turun cukup deras. Ia segera ke kamar Nita. Ternyata masih sepi dan tidak ada orang.

"Hyaa dia belum pulang? Dia kemana? Ah ini hujan deras, dia pasti lupa bawa payung" Ucap Doyoung sambil kesal langsung berlari ke kamarnya untuk mengambil payung.

....

Nita sudah selesai belanja. Begitu dia keluar dari supermarket. Ternyata sudah hujan deras.

"Aishhh, gimana aku mau pulang? Hunan gini, ah gimana, klo ujannya sampe malem gimana...mana besok kuliah pagi" Ucap Nita kesal.

Dia kesal juga, kenapa dia selalu lupa bawa payung saat hujan. Padahal ada 5 payung di kosnya. Dasar anak muda jaman sekarang kebanyakan micin.

...

Winwin berjalan sendirian sambil memakai payungnya. Dia sedang ingin mencari udara segar. Barangkali bisa bertemu Nita. Karena katanya Nita pulang sore.

"Barangkali bisa ketemu dia lagi" Ucap Winwin sambil tersenyum kecil.

...
Menunggu adalah hal yang sangat membosankan. Apalagi yang di tunggu tak kunjung berhenti seperti hunan di sore ini. Masib setia dengan tangisnya yang jatuh ke bumi. Ada apa dengan hujan ini?

Nita bosan sampai dia ter duduk di depan supermarket. Dia tidak peduli dengan orang sekitat yang sudah memperhatikan dia seperti gembel yang kehilangan tempat tinggal, bahkan tak punya tempat tinggal.

"Aishh kapan berhentinya"

Nita mengambil ponselnya di tas. Lalu, membuka. TERNYATA. Ada pesan dari temannya Dean.

"Nita, besok kuliah jam 7 pagi, tugas tadi harus di kumpulkan besok"

"HAHH ASDFGHK..." Ucap Nita sedikit keras membuat orang sekitar melihatinya semakin aneh.

"Ini ujan juga belum berhenti, gimana aku bisa garap tugas? Tugasnya banyak aja lagi"

"Aku nekat aja apa ya..." Lalu Nita berdiri. Dia berniat menerobos hujan yang lebat itu.

"Bismillah, sampai kos..."

Lalu, Nita nekat berlari ke kosnya.

...

"Hyaa sedang apa kau Doyoung-ah?" Tanya Johnny ketika dia sedang melihat Doyoung mengubrak-abrik sesuatu.

"Hya mana payung?"

"Itu di atas kulkas" Jawab Yuta.

Doyoung langsung berlari menuju kulkas dan langsung juga mengambil payung yang berada di atas kulkas itu.

Tanpa berpamitan dengan anak-anak lain. Doyoung langsung ngibrit lari keluar kamar kosnya.

"Hyaa mau keman..."

Bruk. Suara pintu cukup keras terdengar.

"Aneh. Dia akhir ini kenapa si?" Tanya Mark.

"Entahlah, hanya saja dia jadi aneh" Jawab Taeil.

"Makanya aku tanya dia aneh kenapa bodoh" Mark menjitak kepala Taeil.

"Lalu si Winwin kemana lagi?" Tanya Mark.

"Nah itu dia, dia pergi lagi sepertinya" Jawab Yuta.

"Aku agak aneh dengan mereka berdua semenjak Nita datang" Johny menerka-nerka sendiri.

....

Nita berlari kencang menerobos hujan yang lebat.

Dia sudah tidak peduli bajunya basah semua dan juga belanjaanya. Yang ada di pikirannya sekarang. Dia sampai kos lalu mengerjakan tugasnya yang bejibun.

Tugas untuk besok pagi yang menyeramkan.

Tiba-tiba, Nita berhenti dari larinya. Dia ter engah-engah kecapekan.

"Huahhh capek banget, dingin banget, aduh ga kuat"

Nita akhirnya tumbang juga. Dia sekarang terduduk. Dia sudah tidak sanggup kalau lari lagi. Bahkan, dia kedingin juga sampai mukanya pucat.

"Mas Bayuu tolong Nita... Nita kedinginan, Nita butuh payung" Nita menggigil.

Tiba-tiba, hujan reda. Nita terkejut. Kenapa hujan tiba-tiba reda sendiri.

Nita melihat ke atas ternyata ada seorang memayungi dia.

"Kamu ngapain duduk sambil ujan-ujanan? Mau semedi?" Tanyanya.

TBC!

Sabtu, 26 Agustus 2017

NCT SERIES!


Nita masuk ke dalam kamarnya. Dan, dia stuck di depan pintu sambil memegang ponselnya.

Jantungnya dag dig dug tak karuan, di tambah lagi tiba-tiba hawanya terasa panas dan dingin.

"Ya Allah, ada apa ini?" Batin Nita.

...

Doyoung berjalan cepat menuju kamar kosnya. Dia tak tahu apa yang tadi perbuat. Dia benar-benar khilaf.

...

Winwin berada di atas balkon sekarang.

Terasa sakit yang tiba-tiba merasuk dalam hatinya. Entah apa yang terjadi. Padahal dia baru tau Nita tadi. Hanya beberapa jam saja. Kenapa sakit sekali?

Angin malam berhembus pelan. Winwin menghembuskan nafas panjang.

"Apa yang salah denganku?"

....

Yuta, Johnny dan Taeyoung sekarang sedang berada di ruang TV.

Taeil, Haechan, Jaehyun dan Mark sudah tidur di kamar.

Brak. Terdengar suara pintu di tutup agak keras. Yuta sampai kaget sendiri. Lalu, dia menengok ke belakang melihat Doyoung berjalan cepat.

"Hyaaa darimana?" Tanya Taeyoung memastikan apakah Doyoung hanya mengembalikan ponsel atau pergi ke yang lain.

Doyoung berhenti lalu berjalan menuju lemari pendingin. Ingin mendinginkan pikirannya.

Tanpa menjawab pertanyaan dari Taeyoung.

"Kau tidak pergi minum kan?" Tanya Johnny tiba-tiba. Dan, seketika Doyoung langsung tersedak.

"Hyaaa aku kan tidak minum" Jawab Doyoung sambil mengelap percikan air akibat tersedak tadi.

"Siapa tau sedang setres"

"Aku hanya mengembalikan ponsel siapa tuh, Nita ya. Iya Nita" Jawab Doyoung cepat tapi gelagapan juga.

"Kok lama?" Tanya Taeyoung yang sebenarnya itu pertanyaan yang cukup mematikan.

Doyoung bengong sebentar. Memikirkan jawaban yang logis dan masuk akal agar semuanya tidak ada yang curiga.

"Ahh memang kenapa kalau lama? Kan aku belum kenal dia. Tadi sekalian kenalan kok" Jawab Doyoung yakin dan semoga saja tidak curiga.

"Ahhh iya, kau emang belum kenalan, Mark saja bilang tadi, baguslah, kalau sudah berkenalan" Ujar Taeyoung.

Fiuhhhh. Lega. Untung Taeyoung percaya. Kalau dia sampai tak percaya. Mati sudah hidup Doyoung.

Untungnya lagi tidak ada Mark yang sok kepo itu.

...

Nita melangkahkan kakinya dengan terseret-seret. Dia masih saja syok dengan kejadian pelukan-bersama-Doyoung-tadi.

Dia membuka lemari pendingin yang ada di dapur, mengambil botol yang berisi air dingin lalu menuangkannya ke gelas.

Sampai airnya tumpah-tumpah dia kaget sendiri. Ternyata dia melamun.

"Astaghfirulloh" Ucap Nita kaget lalu membereskan tumpahan air minum itu.

Dan, dia lupa juga belum sholat Isya. ASTAGHFIRULLOH.

...

Winwin turun dari balkon setelah sekian lama. Ternyata di bawah sudah sepi. Sudah pada tidur semua. Tinggalah dia.

Setelah turun dari tangga. Dia langsung menuju ke lemari pendingin mengambil minuman kaleng rasa buah lalu meminumnya. Untuk menyegarkan tenggorakannya. Ya lebih tepatnya hati sih.

"Belum tidur?" Tanya Taeyong tiba-tiba mengagetkan Winwin. Bahkan, dia hampir tersedak.

Taeyong juga ke lemari pendingin lalu mengambil minuman dingin sama seperti Winwin.

"A-aa aku ingin minum dulu baru tidur" Jawab Winwin setengah berbohong tapi agak meyakinkan.

Taeyong duduk lalu membuka minuman kaleng itu.

Beberapa menit keduanya terdiam. Seperti biasa Taeyong mengawali pembicaraan.

"Ehmmmm" Di mulai dengan deheman.

"Ehmm juga" Jawab Winwin ikutan dehem juga, dia tidak tau harus memulai dengan apa.

"Sudah cukup lama ya kita bebarengan seperti ini 2 tahun ya?" Ucap Taeyong sambil menatap ke langit-langit.

Winwin melihat Taeyong. Sebagai yang paling dewasa di antara semua. Dia benar-benar tenang dalam menghadapi masalah yang terjadi di antara teman-temannya. Patut di acungi jempol si Taeyong ini.

"Benar kan Win?" Taeyong melihat Winwin yang sekarang sedang bengong sendirian.

"Eh iyaa sudah lama" Jawab Winwin kosong. Entah apa yang dia pikirkan.

....

Doyoung sudah berada di kamar. Kamar depan. Dia merebahkan diri sambil kedua tangannya berada di dadanya. Dia memejamkan mata dan mengingat kejadian tadi.

Lalu, dia membuka matanya dan menatap langit-langit.

Dia berusaha menenangkan jantutungnya yang masih dag dig dug tak mau diam. Itu membuatnya agak setres dan tidak tenang.

Doyoung bangun dan sekarang dia terduduk sambil melamun.

"Harus bagaimana sekarang? Melupakan atau tetap tinggal?" Doyoung bergumam sendiri sambil mengacak-ngacak rambutnya. Dan, dia kembali merabahkan diri lagi.

....

Taeyoung sudah masuk ke dalam kamar. Tinggalah Winwin sendirian di dapur. Masih saja dia melamun.

"Apa yang harus aku lakukan? Aku ini sedang apa sih?"

Winwin mengencangkan genggaman tangannya pada gelas yang sekarang ada di tangannya.

...

Pagi-pagi sekali, mungkin sekitar jam 4 shubuh. Nita sudah bangun.

Setelah sholat shubuh Nita menyiapkan apa-apa untuk di bawa saat kuliahnya nanti.

"Hem jadwal full sampai sore yah, oke bismillah ya Allah" Gumam Nita sambil memasukan buku-buku untuk kuliahnya nanti.

Lalu, dia membuka dompetnya dan ternyata uangnya tinggal sedikit. Dia belum mengambil di ATMnya.

Ponsel Nita bergetar. Ada sebuah pesan.

Nita.. Mas Bayu minggu depan mau ke Korea. Mau jenguk kamu sekalian jalan-jalan disana. Si Indah ga bisa ikut soalnya masih masuk sekolah. Nanti Mas Bayu nginep di kosanmu ya. Tenang aja Mas Bayu bakal bawa makanan banyak kesana kok. See U Adek kesayangan! ♥

Pesan panjang dari Mas Bayu. Kakak Nita. Membuat dia senyum-senyum sendiri. Akhirnya, Masnya ke Korea. Nita sudah menunggu lama.

"Alhamdulillah" Nita tersenyum sendiri sambil memeluk hapenya.

...

Kamar 305. Lebih tepatnya kamar anak laki-laki yang kemarin telah menumpangi Nita tidur karena pingsan. Belum ada yang bangun shubuh ini.

Semuanya masih tertidur pulas. Apalagi Mark yang tidurnya paling tidak karuan. Yang tidur sebelahnya pun sampai terganggu karena dia. Bahkan Taeil sampai pindah tidur di sofa ruang tamu.

Haechan pindah tidur di lantai. Dan tinggalah Yuta yang tidur bersama Mark.

...

Nita keluar dari pintu kamar kosnya dan melongok sebentar ke arah kamar 305. Masih sepi tak ada orang.

Dia berjalan pelan ke arah kamar 305. Melongok ke jendela tapi masih tertutup rapat oleh gordin.

"Ehm sepi banget, masa belum ada yang bangun? Emangnya mereka ga sekolah apa kuliah ya?" Nita bertanya-tanya sendiri lalu tiba-tiba.

"Nita yaa?" Nita kaget langsung terlonjak ke depan. Pelan-pelan dia menengok ke belakang. Ternyata.

Winwin.

"Eh i-iyaaa" Jawab Nita gelagapan layaknya maling yang tertangkap basah.

"Sedang apa?" Tanya Winwin.

"Aaaa aku mau kuliah pagi, terus aku lewat arah sini, begitu" Jawab Nita dengan masih gelagapan.

Winwin melihat Nita sebentar lalu tersenyum. "Aahh aku kira mau mampir ke tempat kami hehe"

Nita meringis malu. Sebenarnya dia hanya ingin melihat keadaan saja. Habisnya masih sepi banget.

"Kamu naik apa ke kampus?" Tanya Winwin.

"Jalan kaki hehe"

"Mau aku temani?" Winwin menawarkan diri. Nita kaget lalu melihat Winwin sebentar.

"Ehmm, apa kamu tidak sibuk?" Ini pertanyaan macam apa. Batin Nita. Bilang saja mau. Yakali gamau di temani cowo korea yang imut dan kece ini.

"Astaghfirulloh" Ucap Nita seraya menepukan kedua tangannya ke kedua pipinya sambil memejamkan mata.

Winwin melihatnya lucu.

"Hehe tidak kok, aku sekalian pergi ke supermarket terdekat beli makanan" Jawab Winwin sambil senyum.

"Baiklah, ayoo berangkat!" Ajak Nita lalu dia berjalan duluan ke bawah menuruni anak tangga yang menjadi salah satu saksi biksu Nita yang malu karena kepergok Winwin si cowok korea imut itu.

....

Nita dan Winwin berjalan bersebelahan. Tinggi mereka hampir sama. Hanya selisih sedikit. Di bandingkan Doyoung yang super tinggi itu.

Keduanya terdiam. Sibuk dengan pikirannya masing-masing. Sampai akhirnya...

"Ehh" , "Ehh" Ucap Mereka berdua bebarengan lalu keduanya tertawa.

"Kamu dulu" Lagi-lagi bareng.

"Kalau bareng nanti jodoh" Kata Nita lalu langsung menutup mulutnya yang kelepasan bicara dengan tangannya.

Winwin menengok ke Nita. "Jodoh?"

"Ah tidak-tidak, lupakan, aku salah bicara"

"Ah salah bicara, btw kamu mau bicara apa?"

"Ah tidak jadi, kau saja duluan"

"Ehm aku mau tanya saja, kamu kuliah dimana? Kok pagi sekali berangkatnya?"

"Itu disana Unuversitas Daegu" Nita menunjuk sebuah kampus yang sudah hampir terlihat di depan mata.

Winwin hanya ber oh ria sambil mengangguk-anggukan kepalanya.

"Kalau kamu? Kamu kuliah juga? Atau jangan-jangan kuliahnya sama denganku?" Tanya Nita setengah kaget juga.

Winwin bingung harus menjawab apa. Dia tidak kuliah semenjak SMA. Karena langsung terpilih menjadi member atau lebih tepatnya artis di sebuah agensi.

"Ehmm aku..."

"Nitaa" Seseorang melambaikan tangan di depan.

Nita melambaikan tangan juga, membalas lambaian tangan dari seseorang di depan itu.

"Dean! Eh aku pergi ke kampus dulu ya, oh ya katanya kamu mau ke supermarket? Ini di depan kampusku ada supermarket, di dalam kampus juga ada, tinggal mau yang mana oke, aku pergi dulu ya" Nita berpamitan setelah memberikan pesan yang cukup panjang kepada Winwin.

Nita berlari menuju temannya itu.

Winwin masih berdiri di tempatnya sambil melihat Nita yang sekarang sudah berjalan bersama teman kampusnya masuk ke dalam kampus.

"Fiuhh andaikan lama" Ucap Winwin dalam hati.

TBC!