Kamis, 19 April 2018
Bellows .
Di ruang makan.
"Paman, keke mau tanya"
"Iya apa ke? Tanya aja"
"Emang ada ya, manusia klo di sentuh sama manusia lain bisa ngilang?"
Pamannya hampir tersedak sendok eh nasi.
"Uhuk uhuk... apa katamu?"
"Jangan ngaco Ke" Kata papahnya.
"Beneran, tadi aku ketemu Dewa pah, yang aku ceritain tadi di mobil, si anak cowok ituu yang aku ketemu dia di hutan, dia bilang klo aku sentuh dia atau pegang dia, dia bakal ngilang"
"Keke, mungkin itu bukan manusia"
"Bukan manusia? Terus apa?"
"Arwah"
"Hahh?" Seketika keke langsung merinding.
"Iyaaa, konon katannya memang suka ada arwah gentayangan gitu di hutan depan rumah paman, kamu kan tau sendiri, hutannya gede banget, pasti banyak yang begituan"
"Masa Dewa arwah?"
"Mungkin saja, klo ga percaya kamu tanya langsung aja sama dia"
....
Besoknya.
"Dewaa dew! kamu dimana?" Teriak Keke sambil berjalan menyelusuri Hutan.
"Yah tuh anak suka ngilang terus tiba-tiba muncul kan ngeselin gitu"
Keke berhenti sebentar. Lalu berpikir "Ah masa si Dewa itu arwah, gamungkin lah, orang dia wujudnya manusia gitu dan bisa ngomong sama aku" Gumam Keke lalu berjalan lagi.
"Oii sendirian ajaa" Teriak seseorang dari kejauhan.
Keke memutar tubuhnya siapa tau Dewa ada di belakangnya ternyata tidak, lalu dia mencari sumber suara tadi.
"Oii Dewa kan? Dimana lu? Ga usah ngagetin aku lagi!"
"Di atasmu, liat"
"Dewaaa ngapain di atas pohon!! Turun nanti jatuuh!" Teriak Keke sedikit khawatir melihat Dewa sedang duduk di atas pohon dengan riangnya.
"Kamu aja sini yang naik, aku udah nyaman disini"
"Gamau! Lagian tinggi banget itu pohonnya, mending aku di bawah nunggu kamu turun, daripada aku jatuh"
Lalu, Keke duduk di bawah sambil senderan ke pohon yang dinaiki Dewa.
Dewa tersenyum lalu dia turun perlahan.
"Yaahh kamu mah ga asik, di ajak naik pohon gamau"
"Cepet banget si turunnya, ga ada sedetik malah"
"Lebaaaayy, kan aku ahli manjat pohon"
"Kaya monyet aja"
"Hahaha kaya saudaramu yak?"
"Ehhh kurang ajar, ya enggga lah"
Dewa tertawa.
...
"Dewa, aku mau tanya sesuatu boleh?"
"Hem tanya apa, kaya ga biasanya aja, kamu kan kepo banget"
"Ini serius tapi kamu harus jawab serius lho"
"Iya apaan?"
"Kamu manusia bukan?" Pertanyaan Keke seolah olah membuat dunia seketika berhenti, begitu juga Dewa yang langsung diam sambil menutup mulutnya.
"Yahh maaf, aku tanyanya gitu amat ya hemmm" Keke menunduk menyesal.
"Iya Keke, aku bukan manusia"
Keke terkejut lalu memandangi Dewa.
"Kali ini ga bercanda kan?" Tanya Keke lagi.
Dewa menatap Keke. " Iya aku arwah, makanya kamu jangan nyentuh-nyentuh aku klo masih pengen ketemu aku wkewek"
Keke jadi sedih. "Ih maksud kamu apaan, boong ah boong, kamu manusia kan?" lalu Keke berdiri dan berlari kedepan.
Keke mengusap air matanya yang akhirnya jatuh juga.
"Keke kamu kenapa?" Tanya Dewa dari belakang Keke.
"Kamu jangan pegang pegang aku lagi ya, atau ingetin aku klo misal ga sengaja megang kamu" Ucap Keke sambil menutupi mukanya karena tangisannya.
Dewa diam sambil melihat Keke yang masih membelakangi dia. Lalu dia tersenyum.
"Iya Keke, aku setia kok temenan sama kamu, makanya kamu jangan bosen bosen buat ketemu aku"
Keke memutar tubuhnya melihat Dewa tersenyum kepadanya. Keke ikutan tersenyum sambil meneteskan air matanya.
Next ?
Rabu, 18 April 2018
Bellows .
Sebulan kemudian.
"Keke....bangun udah pagi, kamu ga ikut kerumah pamanmu?"
Keke yang tadinya malas untuk bangun ketika mendengar kata-kata rumah pamannya, dia langsung loncat dari kasurnya dan bergegas mandi.
...
"Kamu semangat banget si klo kerumah paman di kampung" Kata Vinka, Kakaknya.
"Emang kenapa si? Lagian disana itu masih asri masih alami, ga kaya di sini, udah ga asri" Jawab Keke ngasal lalu bergegas keluar rumah menuju mobil yang di dalam mobil sudah ada papahnya, menunggu dia.
"Yaelah"
...
Di mobil. Papah Keke menyetel lagu lagu jadul pengisi perjalanan.
"lalalalalalaa ulalalaaa" seperti biasa papah Keke nyanyi gajelas sendiri.
"Pah, sebulan yang lalu, keke ketemu anak cowok lho"
"Dimana?"
"Hutan deket rumah paman pah"
"Kok bisa? Tukang kebon kali yang lagi cari kayu bakar"
"Enggak, bukan, dia itu cowok, tinggi kurus putih, pake celana jins, pake kaos merah di dobel sama hem warna biru agak ke abu abu muda"
"Wah berarti tukang kebon ganteng itu" Jawab papahnya sambil ketawa.
"Yah papah, seriusann, namanya Dewa"
....
"Keke, dateng lagi" Teriak pamannya yang asik membaca koran lalu berdiri dari kursinya dan menyambut Keke dan Papahnya.
"Iya dong paman, mumpung liburan juga nih"
"Yasudah sana masuk ke dalam dulu, istirahat"
"Oke paman"
...
Sorenya. Keke iseng-iseng ke hutan depan rumah pamannya. Siapa tau ketemu Dewa.
"Heumm, Dewa mana ya, ah gamungkin, pasti dia ga bakal ke hutan ini lagi, kan dia mungkin punya rumah kan"
"DOOOR"
Keke lari seketika sambil jantungnya mau copot.
"Hahahaha" Dewa tertawa.
Keke menengok kebelakang, ada Dewa sedang menertawai dia.
"Woyy kampret luuuuu" Teriak Keke lalu berlari ke arah Dewa membawa potongan kayu dan dia ingin memukulnya. Namun, Dewa gamau kalah dia berlari supaya tidak terkena pukulan dari Keke.
"Huaahhh mau kemana luuuuu"
"Wle tangkep aku klo bisa"
Akhirnya, mereka berdua kejar kejaran.
...
"Capeeekk, hauss" Keluh Keke yang sekarang sudah duduk sambil selonjor.
"Sama hahaha"
"Ehhh kamu kok pake baju sebulan yang lalu si, emang ga bau? Atau bajunya cuma satu doang?" Tanya Keke.
Dewa melihat bajunya lalu tersenyum.
"Iya emang kenapa klo cuma satu? Kamu mau beliin?"
"Ogah ah, ga ada uang"
"Yahhh, padahal pengen ganti baju"
"Pake daun aja itu banyak di hutan"
"Heumm maunya dibuatin kamu eaaakkkk" Goda Dewa. Keke berniat memukul lengan Dewa namun Dewa cepat menghindar.
"Yah kenapa si kamu gamau di pegang aku? Salaman aja gamau, emangnya aku virus?" Tanya Keke.
Dewa memandangi Keke sebentar sambil tersenyum.
"Paan sih senyam senyum mulu daritadi, bosen liatnya"
"Hahaha mukamu merah tuh, salting yaa"
"Enak aja, engga lah, eh kamu belum jawab, kamu kenapa gitu?"
"Heummm, kenapa ya"
"Seriusan"
"Intinya aku gamau di sentuh siapa siapa, apalagi manusia kaya kamu" Jawab Dewa jail.
"Ih siapa juga yang mau nyentuh-nyentuh kamu hem"
"Hahahah, jangan sentuh aku, klo kamu masih pengen ketemu aku" Jawab Dewa lalu dia diam.
Keke juga diam dan penuh tanda tanya.
Next ?
.....
Bellows .
"Huhuhuhuhu"
"Hei hei, ngapain disitu?"
"Huaahhh siapa kamuuu!!!"
*Bruk*
"Huhu, sakit kakikuuu"
"Tenang dulu, aku ga jahat kok, kamu ngapain di hutan begini sendirian?"
"Aku nyasarr dan gatau jalan pulang"
"Ayo coba berdiri terus duduk disana"
"Susah berdiri masa ga di tolongin"
"Ayolah coba pelan pelan berdiri dulu, itu luka ringan kok"
Keke mencoba untuk berdiri sendiri dan akhirnya bisa walaupun menahan sakit, karena luka di bagian kaki.
"Nah kan, kamu bisa berdiri sendiri"
"Tapi tetep sakit, lagian kenapa si kamu ga nolongin?"
"Ehmmm... yuk kita coba jalan kesana, disana ada tempat yang bagus"
"Hey, kakiku masih sakit, kamu suruh aku jalan-jalan?" Keke geleng-geleng kepala.
Dewa bingung. Akhirnya dia menyuruh Keke untuk duduk dulu sebentar.
"Yaudah kamu duduk dulu bentar disitu"
Keke masih kesal sama Dewa. Bukannya membantu berdiri atau bagaimana malah mengajaknya jalan-jalan. Sungguh cowok tidak peka.
"Huh darahnya banyak yang keluar, sampe bengkak juga, gimana pulangnya"
"Rumah kamu dimana?"
Keke masih sibuk dengan kakinya sambil menjawab "Pokoknya deket hutan ini lah, tapi aku ga sanggup klo harus jalan sekarang"
"Yaudah istirahat dulu"
Dewa lalu memandangi Keke sebentar. Dia ingin menolong Keke bahkan menggendongnya untuk sampai kerumahnya, tapi apa daya semua itu mustahil.
...
Hari mulai gelap, Keke masih di hutan. Tentu saja bersama Dewa.
"Itu udah agak mendingan kayaknya"
"Iyaaa nih, aku bisa pulang"
Dewaa tersenyum.
Keke mencoba berdiri lagi dan tidak sesakit tadi. "Aku harus pulang, ini udah mau gelap, tapi aku gatau jalan pulang"
"Ikutin aku, nanti aku tunjukin jalan pulang" Dewa berdiri juga dan berjalan ke arah depan mengajak Kekek untuk mengikutinya.
"Hei serius? Ini hutan gede banget lho, terus kamu ngapain juga disini? Nyasar juga?" Tanya Keke sambil mengikuti Dewa yang sudah jalan duluan di depan.
"Ehmm klo aku bilang, kamu nanti ga percaya"
"Dan, kamu belum bilang!"
"Hahaha, kenalan dulu aja yuk, namaku Dewa"
"Dewa? Namaku Keke" Keke mengulurkan tangan tanpa dibalas oleh Dewa.
"Yahhh kok gamau salaman?"
"Gapapa, pake senyuman udah kaya salaman kan?" Senyum Dewa.
"IH kesel, aku merasa terabaikan nih"
"Hahahaha"
Dewa dan Keke terus jalan kedepan sampai akhirnya mereka menemukan jalan besar dan di sebrangnya sudah tampak rumah rumah warga.
"Nah itu dia rumah pamanku"
"Deket dong sama hutan"
"Deket banget, eh kamu ga pulang? Rumah kamu mana?" Tanya keke.
"Kepoo bangeetttt, udah sana balik, obatin lukamu"
"Kesel, aku tanya beneran siapa tau kita ketemu lagii biar aku bisa main"
"Gamau main sama kamu wle"
"Dasarrrrrrr, yaudah aku balik dulu ya Dewa, sampai ketemu lagi, kamu hati-hati klo balik kerumah" Keke pamitan sambil melambaikan tangan ke arah Dewa lalu jalan pelan-pelan kerumah pamannya.
"Hati-hati juga Keke" Dewa balas melambaikan tangan.
Keke semakin jauh dari pandangan Dewa. Dan, perlahan lahan dewa menghilang diantara hutan-hutan seperti hembusan angin yang hanya lewat begitu saja.
...
Next or no ?
.......
Langganan:
Postingan (Atom)