ALIEN | PART 17

Entah kenapa sejak Taehyung mengatakan sesuatu yang membuat Seul Bi panas dingin. Seul Bi jadi tidak bisa tidur semalaman lagi. Dia terus memikirkannya sampai berkali kali mencernannya.

Seul Bi : “Dia kenapa bicara begitu? Dia sedang tidak waras yah?”

Sampai jam sudah menunjukan pukul 12.00, Seul Bi tetap terjaga. Ini aneh. Hanya gara-gara sebuah pernyataan yang tidak bisa di cerna.

Seul Bi : “Mataku belum mengantuk, bagaimana ini L”

..

Taehyung terbangun dari tidurnya, ketika dia merasakan sesuatu yang aneh di dalam dirinya. Rasanya seperti ada kupu-kupu yang terbang di hatinya.

Tae : “Duh rasanya mau muntah”

Taehyung memegangi perutnya.

...

Seul Bi : “Duh kenapa kepalaku pusing sekali”

Seul Bi memegangi kepalanya terus. Ini membuatnya tidak bisa tertidur semalaman. Ini terjadi lagi.

TRING..

...

Esoknya Jimin yang akan berangkat pagi ke kuliahnya, sudah siap dan melewati kamar Seul Bi yang masih tertutup rapat, dia berhenti lalu mengernyit. Bukankah adiknya itu masuk pagi hari ini? Dia mencoba mengetuk namun tak ada jawaban.

Untuk ketiga kalinya tak ada jawaban lagi. Dan, dia mencoba membukannya. Kamar itu kosong. Jimin terkejut dan langsung masuk ke dalam, mencari adiknya.

Jimin : “Seul Bi-ah, Seul Biah!”

Jimin mendekati tempat tidur Seul Bi dan tak ada adiknya itu.

...

Tae sudah menunggu di pintu gerbang rumahnya. Dia menunggu Seul Bi, bermaksud menceritakan kejadian aneh tadi malam. Namun, yang di tunggu tak kunjung datang.

Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya kakak Seul Bi keluar dengan tergesa-gesa.

Tae yang melihatnya aneh, dan ingin tahu, namun Jimin tetap berlari ke depan. Tae melihatnya bingung. Mana Seul Bi?

...

Karena menunggu terlalu lama, akhirnya Tae memutuskan untuk berangkat sekolah duluan. Dia masih bingung kenapa kakak Jimin berlari dan Seul Bi tak kunjung muncul?

Tae cepat-cepat berlari ke sekolahnya, siapa tau Seul Bi sudah ada di sekolah.

Tae berhenti di depan kelas, ternyata Seul Bi tak ada di kelasnya. Tae masuk dalam keadaan tak percaya. Kemana dia?

Nam Joon terbangun ketika melihat kedatangan Taehyung. Dia langsung menghampiri Tae.

Nam Joon : “Ada apa Tae?”

Tae masih diam dan sesekali melihat ke sebelahnya, kursi Seul Bi.

Nam Joon : “Oy!”

Tae menoleh.

Tae : “Seul Bi belum ke sekolah?”

Nam Joon : “Belum, daritadi juga kursinya masih kosong, kenapa?”

Tae : “Dia tidak ke sekolah?”

Nam Joon hanya mengangkat bahunya.

Tae bingung.

Tae : “Kau kemana alien?”

...

Jimin terus berlari sambil meneteskan air matanya. Dia terus berlari sampai tak tau arah tujuan. Dia berhenti.

Dia mengelap air matanya yang keluar tanpa izin.

Jimin : “Seul Bi-ah, kenapa kenapa!”

Jimin memegangi kepalanya sambil jongkok.

...

Tae tidak bisa konsentrasi karena Seul Bi tak ada hari ini. Dia terus gelisah. Beberapa hari lagi mendekati ujian tengah semester dan Seul Bi menghilang?

Nam Joon melempari kertas. Tae melihatnya dan membukanya.

Lalu, menengok ke arah Nam Joon.

Nam Joon : “Nanti saja kagetnya”

...

Seul Bi terbangun di sebuah kursi. Pelan-pelan dia bangun lalu dia berusaha membuka matanya. Dia bingung, dia sudah berada di kursi taman. Entah taman mana dia belum paham. Namun, sudah ada seseorang duduk di depannya sambil tersenyum kepadanya.

“Sudah bangun?” Tanya orang tadi.

Seul Bi : “Kak Yoongi?”

Min Yoongi tersenyum ke arah Seul Bi.

Seul Bi : “Kenapa aku ada disini?” Seul Bi bingung dan melihat sekitar. Dia kebingungan.

Seul Bi : “Lalu, kenapa kak Yoongi disini?”

Min Yoongi : “Tadi aku lewat sekitar sini, lalu aku melihat orang sedang tertidur di bangku taman pakai baju tidur, rambutnya panjang, aku kira orang gila, lalu aku dekati saja, ternyata kau”

Min Yoongi menjelaskan sesekali tertawa. Seul Bi yang mendengarkannya tak percaya. Bagaimana bisa dia tertidur di taman, sedangkan tadi malam dia itu tertidurnya di tempat tidur rumahnya sendiri.

Seul Bi hanya melongo.

Min Yoongi : “Kau ini, sudah lupa ya kau dengan kasur di rumah?”

Seul Bi masih melongo lalu tersadar.

Seul Bi : “Aku juga tidak tahu Kak!! Eh ini jam berapa, ah mana jam tanganku, aku masih kusut begini, oiya sekolah!!” Seul Bi berbicara sendiri sambil histeris juga. Min Yoongi yang melihatnya tertawa lalu dia mengambil ponselnya dan mengecek jam, sekarang sudah jam 10.00 pagi.

Seul Bi terkejut dan langsung berdiri begitu mendengar sekarang sudah jam 10.00, berarti dia sudah tertidur cukup lama sekali. Bagaimana Jimin kakaknya? Dia pasti kahwatir, batin Seul Bi.

Seul Bi memegangi kepala dengan kedua tangannya.

Seul Bi : “AHHH KAK JIMIN, PASTI DIA KHAWATIR” Teriak Seul Bi membuat Min yoongi tertawa lagi.

Min Yoongi : “Siapa itu Jimin?”

Seul Bi : “Itu oppaku, dia pasti khawatir aku menghilang, aku pergi dulu ya kak, eh Kak Yoongi tidak ke sekolah?”

Min yoongi bingung menjawab apa ketka di tanyai ke sekolah atau tidak.

Min yoongi : “Ehmmmm,”

Seul Bi : “Ahhh , aku pergi dulu ya kak, sampai besok , aku harus bertemu kakakku, dia pasti histeris, bye bye”

Seul Bi yang tidak sempat mendengarkan penjelasan dari min yonngi ittu, langsung lari meninggalkan dia, dia sangat khawatir dengan oppanya, Jimin.

Min yoongi hanya tersenyum melihat kepergian Seul Bi yang sekarang sudah berlari menjauh.

“Untung saja”

....

Seul Bi terus berlari. Dia sudah tidak peduli dengan orang sekitar yang melihatinya, karena dia sekarang memakai baju tidurnya. Dia sekarang fokus ke oppanya, yang pasti khawatir sekali dengannya.

Di satu sisi lain, Jimin juga berlari mencari adiknya itu, dari pagi dia berusaha mencarinya. Dia belum berani memberitahu eommanya karena Seul Bi menghilang. Dia akna mencoba mencarinya sendiri. Bahkan, dia sampai lupa dengan kuliahnya.

Dia terus berlari mencari kesana kemari, tapi belum di temukan.

Sampai pada akhirnya dia melihat gadis berambut panjang mengenakan pakaian tidur sedang ebrlari di sebrang jalan dari tempat Jimin berada. Dia mencoba melihat dengan jelas, dan ternyata itu Seul Bi. Dia langsung mengejarnya dan memangiilnya.

SEUL BI-AH!!

..

Seul Bi masih berlari ekcil, dan dia terkejut ada yang teriak memanggil namanya, dia mencari sumber suara itu, dan dia menemukan kakaknya Jimin sedang mengejarnya di sebrang sana. Dia senang, akhirnya dia berhasil menemukan kakaknya. Dia berlari menghampiri kakaknya itu.

OPPA.

Begitu Seul Bi mendekat ke arahnya, dia langsung memeluk adiknya itu dengan sangat erat. Dia bahkan sampai menangis kencang. Seul Bi juga sesenggukan kecil juga. Dia terharu.

Jimin : “Kau kemana saja bodoh?”

Seul Bi : “Aku tak tahu”

Jimin : “Bodoh, masih ingat kan tempat tidur di rumah?”

Seul Bi hanya tersenyum lalu kembali memeluk kakaknya itu.

Berharap semua ini tidak akan berakhir.

...

-Istirahat

Tae dan Nam Joon masih di kelas. Tae ingin meminta penjelasan dari isi surat yang di berikan oleh Nam Joon.

Tae : “Kak Yoongi juga tidak masuk?”

Nam Joon : “Iya, tadi dengar dengar sih”

Tae : “Kenapa?”

Nam Joon : “Aku juga tidak tahu. Seul Bi juga tidak masuk, dan mereka kan akhir akhir ini dekat”

Tiba-tiba Tae merasakan hawa panas di tubuhnya. Dan tanpa sadar dia mengepalkan tangannya.

Tae : “Bagaimana bisa? Mereka bolos bersama?”

Nam Joon yang melihat temannya ini, sepertinya Tae cemburu.

Nam Joon : “Hyaaa sudahlah, mungkin mereka bukan bolos bersama, pasti mereka ada hal lain tapi tidak bebarengan, jangan cemburu”

Tae melirik sini ek arah Nam Joon.

Tae : “Aku tidak cemburu, hanya saja entah kenapa sebal”

Nam Joon : “Namanya cemburu bodoh, doakan saja semoga mereka baik-baik..”

Tae : “Apanya yang baik-baik!”

Nam Joon : “Tuhkan tuhkan, sudah ku bilang kau pasti cemburu KAN”

Tae : “Sudah ku bilang tidak.”

Nam Joon : “Ya sekarang doakan Seul Bi baik-baik saja, semoga besok masuk ke sekolah”

Tae lalu berdiri meninggalkan Nam Joon, dia ingin ke kantin.

Nam Joon : “Hya, mau kemana? Tunggu!”

Akhirnya, UP juga.. setelah gajah menyerang haha apaan sih gajelas, receh banget gilaa kwkwkw. 

Ini UP sebelum PKL nih hahaha, gatau ntar PKL bakal UP lagi atau engga, tunggu aja ya haha jangan kangen :v

Bakalan Fokus PKL nih hehehe doakan semoga lancar ya hehe

Hope get more be better that yesterday. I Hope so, I will work hard cause I will go to Japan ! oyeah

-Denidenol