Minggu, 27 Agustus 2017

NCT SERIES!



Doyoung bangun dari tempat tidurnya. Ternyata jam sudah menunjukan pukul 7 pagi. Ternyata malam sudah berganti dengan siang.

"Jam berapa ini?" Doyoung mencoba meraba jam yang berada di meja sebelah tempat tidur dengan mata masih menutup. Dia tidak terkejut jika jam sudah menunjukan  pukul 7 pagi.

Lalu, dia mengusap usap kedua matanya dan melihat sekitar. Hanya ada dia sendirian. Yang lain kemana?

Dia berniat untuk tidur lagi. Tiba-tiba teringat Nita. Dia bangun lagi.

"Dia sudah bangun belum ya?" Doyoung ber tanya tanya lalu bangun dari tempat tidurnya keluar dari kamar.

....

Winwin keluar dari super market setelah beberapa lama berbelanja. Dari Nita pergi sampai jam sudah menunjukan pukul 7 dia belum keluar dari supermarket. Akhirnya, dia keluar. Ternyata Winwin sempat tertidur di dalam supermarket cukup lama.

Winwin menengok sebentar ke arah kampus Nita. Ia mencari cari Nita, siapa tau sudah balik. Ternyata tidak ada.

Winwin sedikit kecewa. Tapi tak apa. Kos kosan Nita kan sebelahan sama dia. Walaupun ada sedikit jarak.

...

Taeyong sudah berada di depan Tv. Sedang menonton berita. Terdengae bunyi bruk. Dia menengok. Ternyata Doyoung.

"Hyaaa" Ucap Taeyoung agak keras. Dia kaget.

Doyoung mengabaikannya dan tetap berlari ke depan dan keluar kos.

Taeyoung sampai heran melihatnya.

...

Doyoung berlari ke kamar Nita. Dia melongok jendela yang tertutupi gordin itu. Ternyata sepi.

Doyoung menempelkan daun telinganya ke pintu, mendengarkan apakah Nita ada di dalam atau tidak.

Ternyata tidak ada siapa-siapa.

"Kemana dia?" Tanya Doyoung dalam hati.

...

Winwin sudah hampir sampai di kosnya. Dia berhenti sebentar ketika melihat Doyoung sedang berada di depan kamar Nita.

Doyoung melihat Winwin juga dan langsung menghampiri Winwin yang terdiam sambil membawa 2 kantong plastik berisi bahan makanan.

"Hya kemarikan apa tidak berat? Ayo masuk" Ucap Doyoung setengah kesal sambil mengambil alih kantong plastik yang di pegang Winwin. Winwin pasrah saja.

Doyoung masuk ke dalam.

Winwin menengok sebentar ke arah kamar Nita

....

Mark bangun lalu dia keluar kamar dan langsung melihat muka Doyoung yang sedang kesal mungkin sambil membawa 2 kantong plastik belanjaan.

"Wahhh wahh ada yang habis belanja bulanan nih, untuk istrinya ya pak?" Goda Mark sambil meregangkan kedua tangannya ke atas.

"Iya istrinya kan kamu" Jawab Doyoung sinis.

Mark memeluk dirinya sendiri, dia tidak terima dengan jawaban Doyoung itu. "Hyaa enak saja, aku masih waras masih suka dengan wanita!"

"Hahahaa sama aku saja Mark, aku siap menerimamu" Jawab Taeyoung yang muncul dari balik sofa depan tv.

Mark tambah semakin jijik lalu dia berjalan masuk ke dalam Kamar mandi.

Winwin masuk ke dalam dan langsung duduk di sofa bersama Taeyoung.

"Hei darimana saja?" Tanya Taeyoung.

"Supermarket" Jawab Winwin singkat lalu mengambil remote dan mengganti channelnya.

....

Akhirnya hari sudah menjelang sore, saatnya Nita pulang dari kampusnya. Kuliah fullnya membuat dia lelah sekali. Bahkan, dia belum makan siang.

"Assalamualaikum Nita aku balik duluan dah sampai besok" Dean berpamitan.

"Walaikumsalam, hati-hati"

Sehabis berpamitan dengan Dean. Nita melanjutkan perjalanan pulangnya.

Cuaca sore ini ternyata mendung dan sudah gelap. Dan, sepertinya hujan akan turun.

"Wah mau ujan, aduh aku lupa bawa payung, gawat" Nita terhenti sebentar karena dia lupa bawa payung. Lalu, dia bergegas untuk pulang.

"Eh tapi aku ga ada persediaan makanan, aku ke supermarket dulu"

Nita berjalan cepat menuju supermarket yang berada di luar. Tempat dia bersama Winwin berpisah sebelum ke kampus tadi pagi.

....

Doyoung memperhatikan keadaan di luar lewat jendela kamarnya.

"Ternyata sudah mau hujan" Batinnya.

Tiba-tiba dia teringat Nita.

"Dia... sudah pulang belum ya?" Tanyanya lagi.

Lalu, dia berjalan keluar kamar. Untuk ke kamar kos Nita.

....

Nita sudah berada di dalam supermarket. Dia berniat untuk membeli beberapa persediaan makanan.

"Aku butuini itu ah banyak ternyata"

Nita berjalan dari satu rak ke rak lainnya mencari bahan makanan.

....

Dres.

Hujan turun tanpa seizin mahluk yang ada di bumi. Khususnya orang-orang sekitar yang sedang keluar tiba-tiba harus beteduh karena hujan datang.

Winwin sedang berada di luar. Dan, untungnya dia membawa payung.

...

Doyoung keluar dari kamar kosnya dan melihat hujan sudah turun cukup deras. Ia segera ke kamar Nita. Ternyata masih sepi dan tidak ada orang.

"Hyaa dia belum pulang? Dia kemana? Ah ini hujan deras, dia pasti lupa bawa payung" Ucap Doyoung sambil kesal langsung berlari ke kamarnya untuk mengambil payung.

....

Nita sudah selesai belanja. Begitu dia keluar dari supermarket. Ternyata sudah hujan deras.

"Aishhh, gimana aku mau pulang? Hunan gini, ah gimana, klo ujannya sampe malem gimana...mana besok kuliah pagi" Ucap Nita kesal.

Dia kesal juga, kenapa dia selalu lupa bawa payung saat hujan. Padahal ada 5 payung di kosnya. Dasar anak muda jaman sekarang kebanyakan micin.

...

Winwin berjalan sendirian sambil memakai payungnya. Dia sedang ingin mencari udara segar. Barangkali bisa bertemu Nita. Karena katanya Nita pulang sore.

"Barangkali bisa ketemu dia lagi" Ucap Winwin sambil tersenyum kecil.

...
Menunggu adalah hal yang sangat membosankan. Apalagi yang di tunggu tak kunjung berhenti seperti hunan di sore ini. Masib setia dengan tangisnya yang jatuh ke bumi. Ada apa dengan hujan ini?

Nita bosan sampai dia ter duduk di depan supermarket. Dia tidak peduli dengan orang sekitat yang sudah memperhatikan dia seperti gembel yang kehilangan tempat tinggal, bahkan tak punya tempat tinggal.

"Aishh kapan berhentinya"

Nita mengambil ponselnya di tas. Lalu, membuka. TERNYATA. Ada pesan dari temannya Dean.

"Nita, besok kuliah jam 7 pagi, tugas tadi harus di kumpulkan besok"

"HAHH ASDFGHK..." Ucap Nita sedikit keras membuat orang sekitar melihatinya semakin aneh.

"Ini ujan juga belum berhenti, gimana aku bisa garap tugas? Tugasnya banyak aja lagi"

"Aku nekat aja apa ya..." Lalu Nita berdiri. Dia berniat menerobos hujan yang lebat itu.

"Bismillah, sampai kos..."

Lalu, Nita nekat berlari ke kosnya.

...

"Hyaa sedang apa kau Doyoung-ah?" Tanya Johnny ketika dia sedang melihat Doyoung mengubrak-abrik sesuatu.

"Hya mana payung?"

"Itu di atas kulkas" Jawab Yuta.

Doyoung langsung berlari menuju kulkas dan langsung juga mengambil payung yang berada di atas kulkas itu.

Tanpa berpamitan dengan anak-anak lain. Doyoung langsung ngibrit lari keluar kamar kosnya.

"Hyaa mau keman..."

Bruk. Suara pintu cukup keras terdengar.

"Aneh. Dia akhir ini kenapa si?" Tanya Mark.

"Entahlah, hanya saja dia jadi aneh" Jawab Taeil.

"Makanya aku tanya dia aneh kenapa bodoh" Mark menjitak kepala Taeil.

"Lalu si Winwin kemana lagi?" Tanya Mark.

"Nah itu dia, dia pergi lagi sepertinya" Jawab Yuta.

"Aku agak aneh dengan mereka berdua semenjak Nita datang" Johny menerka-nerka sendiri.

....

Nita berlari kencang menerobos hujan yang lebat.

Dia sudah tidak peduli bajunya basah semua dan juga belanjaanya. Yang ada di pikirannya sekarang. Dia sampai kos lalu mengerjakan tugasnya yang bejibun.

Tugas untuk besok pagi yang menyeramkan.

Tiba-tiba, Nita berhenti dari larinya. Dia ter engah-engah kecapekan.

"Huahhh capek banget, dingin banget, aduh ga kuat"

Nita akhirnya tumbang juga. Dia sekarang terduduk. Dia sudah tidak sanggup kalau lari lagi. Bahkan, dia kedingin juga sampai mukanya pucat.

"Mas Bayuu tolong Nita... Nita kedinginan, Nita butuh payung" Nita menggigil.

Tiba-tiba, hujan reda. Nita terkejut. Kenapa hujan tiba-tiba reda sendiri.

Nita melihat ke atas ternyata ada seorang memayungi dia.

"Kamu ngapain duduk sambil ujan-ujanan? Mau semedi?" Tanyanya.

TBC!

Sabtu, 26 Agustus 2017

NCT SERIES!


Nita masuk ke dalam kamarnya. Dan, dia stuck di depan pintu sambil memegang ponselnya.

Jantungnya dag dig dug tak karuan, di tambah lagi tiba-tiba hawanya terasa panas dan dingin.

"Ya Allah, ada apa ini?" Batin Nita.

...

Doyoung berjalan cepat menuju kamar kosnya. Dia tak tahu apa yang tadi perbuat. Dia benar-benar khilaf.

...

Winwin berada di atas balkon sekarang.

Terasa sakit yang tiba-tiba merasuk dalam hatinya. Entah apa yang terjadi. Padahal dia baru tau Nita tadi. Hanya beberapa jam saja. Kenapa sakit sekali?

Angin malam berhembus pelan. Winwin menghembuskan nafas panjang.

"Apa yang salah denganku?"

....

Yuta, Johnny dan Taeyoung sekarang sedang berada di ruang TV.

Taeil, Haechan, Jaehyun dan Mark sudah tidur di kamar.

Brak. Terdengar suara pintu di tutup agak keras. Yuta sampai kaget sendiri. Lalu, dia menengok ke belakang melihat Doyoung berjalan cepat.

"Hyaaa darimana?" Tanya Taeyoung memastikan apakah Doyoung hanya mengembalikan ponsel atau pergi ke yang lain.

Doyoung berhenti lalu berjalan menuju lemari pendingin. Ingin mendinginkan pikirannya.

Tanpa menjawab pertanyaan dari Taeyoung.

"Kau tidak pergi minum kan?" Tanya Johnny tiba-tiba. Dan, seketika Doyoung langsung tersedak.

"Hyaaa aku kan tidak minum" Jawab Doyoung sambil mengelap percikan air akibat tersedak tadi.

"Siapa tau sedang setres"

"Aku hanya mengembalikan ponsel siapa tuh, Nita ya. Iya Nita" Jawab Doyoung cepat tapi gelagapan juga.

"Kok lama?" Tanya Taeyoung yang sebenarnya itu pertanyaan yang cukup mematikan.

Doyoung bengong sebentar. Memikirkan jawaban yang logis dan masuk akal agar semuanya tidak ada yang curiga.

"Ahh memang kenapa kalau lama? Kan aku belum kenal dia. Tadi sekalian kenalan kok" Jawab Doyoung yakin dan semoga saja tidak curiga.

"Ahhh iya, kau emang belum kenalan, Mark saja bilang tadi, baguslah, kalau sudah berkenalan" Ujar Taeyoung.

Fiuhhhh. Lega. Untung Taeyoung percaya. Kalau dia sampai tak percaya. Mati sudah hidup Doyoung.

Untungnya lagi tidak ada Mark yang sok kepo itu.

...

Nita melangkahkan kakinya dengan terseret-seret. Dia masih saja syok dengan kejadian pelukan-bersama-Doyoung-tadi.

Dia membuka lemari pendingin yang ada di dapur, mengambil botol yang berisi air dingin lalu menuangkannya ke gelas.

Sampai airnya tumpah-tumpah dia kaget sendiri. Ternyata dia melamun.

"Astaghfirulloh" Ucap Nita kaget lalu membereskan tumpahan air minum itu.

Dan, dia lupa juga belum sholat Isya. ASTAGHFIRULLOH.

...

Winwin turun dari balkon setelah sekian lama. Ternyata di bawah sudah sepi. Sudah pada tidur semua. Tinggalah dia.

Setelah turun dari tangga. Dia langsung menuju ke lemari pendingin mengambil minuman kaleng rasa buah lalu meminumnya. Untuk menyegarkan tenggorakannya. Ya lebih tepatnya hati sih.

"Belum tidur?" Tanya Taeyong tiba-tiba mengagetkan Winwin. Bahkan, dia hampir tersedak.

Taeyong juga ke lemari pendingin lalu mengambil minuman dingin sama seperti Winwin.

"A-aa aku ingin minum dulu baru tidur" Jawab Winwin setengah berbohong tapi agak meyakinkan.

Taeyong duduk lalu membuka minuman kaleng itu.

Beberapa menit keduanya terdiam. Seperti biasa Taeyong mengawali pembicaraan.

"Ehmmmm" Di mulai dengan deheman.

"Ehmm juga" Jawab Winwin ikutan dehem juga, dia tidak tau harus memulai dengan apa.

"Sudah cukup lama ya kita bebarengan seperti ini 2 tahun ya?" Ucap Taeyong sambil menatap ke langit-langit.

Winwin melihat Taeyong. Sebagai yang paling dewasa di antara semua. Dia benar-benar tenang dalam menghadapi masalah yang terjadi di antara teman-temannya. Patut di acungi jempol si Taeyong ini.

"Benar kan Win?" Taeyong melihat Winwin yang sekarang sedang bengong sendirian.

"Eh iyaa sudah lama" Jawab Winwin kosong. Entah apa yang dia pikirkan.

....

Doyoung sudah berada di kamar. Kamar depan. Dia merebahkan diri sambil kedua tangannya berada di dadanya. Dia memejamkan mata dan mengingat kejadian tadi.

Lalu, dia membuka matanya dan menatap langit-langit.

Dia berusaha menenangkan jantutungnya yang masih dag dig dug tak mau diam. Itu membuatnya agak setres dan tidak tenang.

Doyoung bangun dan sekarang dia terduduk sambil melamun.

"Harus bagaimana sekarang? Melupakan atau tetap tinggal?" Doyoung bergumam sendiri sambil mengacak-ngacak rambutnya. Dan, dia kembali merabahkan diri lagi.

....

Taeyoung sudah masuk ke dalam kamar. Tinggalah Winwin sendirian di dapur. Masih saja dia melamun.

"Apa yang harus aku lakukan? Aku ini sedang apa sih?"

Winwin mengencangkan genggaman tangannya pada gelas yang sekarang ada di tangannya.

...

Pagi-pagi sekali, mungkin sekitar jam 4 shubuh. Nita sudah bangun.

Setelah sholat shubuh Nita menyiapkan apa-apa untuk di bawa saat kuliahnya nanti.

"Hem jadwal full sampai sore yah, oke bismillah ya Allah" Gumam Nita sambil memasukan buku-buku untuk kuliahnya nanti.

Lalu, dia membuka dompetnya dan ternyata uangnya tinggal sedikit. Dia belum mengambil di ATMnya.

Ponsel Nita bergetar. Ada sebuah pesan.

Nita.. Mas Bayu minggu depan mau ke Korea. Mau jenguk kamu sekalian jalan-jalan disana. Si Indah ga bisa ikut soalnya masih masuk sekolah. Nanti Mas Bayu nginep di kosanmu ya. Tenang aja Mas Bayu bakal bawa makanan banyak kesana kok. See U Adek kesayangan! ♥

Pesan panjang dari Mas Bayu. Kakak Nita. Membuat dia senyum-senyum sendiri. Akhirnya, Masnya ke Korea. Nita sudah menunggu lama.

"Alhamdulillah" Nita tersenyum sendiri sambil memeluk hapenya.

...

Kamar 305. Lebih tepatnya kamar anak laki-laki yang kemarin telah menumpangi Nita tidur karena pingsan. Belum ada yang bangun shubuh ini.

Semuanya masih tertidur pulas. Apalagi Mark yang tidurnya paling tidak karuan. Yang tidur sebelahnya pun sampai terganggu karena dia. Bahkan Taeil sampai pindah tidur di sofa ruang tamu.

Haechan pindah tidur di lantai. Dan tinggalah Yuta yang tidur bersama Mark.

...

Nita keluar dari pintu kamar kosnya dan melongok sebentar ke arah kamar 305. Masih sepi tak ada orang.

Dia berjalan pelan ke arah kamar 305. Melongok ke jendela tapi masih tertutup rapat oleh gordin.

"Ehm sepi banget, masa belum ada yang bangun? Emangnya mereka ga sekolah apa kuliah ya?" Nita bertanya-tanya sendiri lalu tiba-tiba.

"Nita yaa?" Nita kaget langsung terlonjak ke depan. Pelan-pelan dia menengok ke belakang. Ternyata.

Winwin.

"Eh i-iyaaa" Jawab Nita gelagapan layaknya maling yang tertangkap basah.

"Sedang apa?" Tanya Winwin.

"Aaaa aku mau kuliah pagi, terus aku lewat arah sini, begitu" Jawab Nita dengan masih gelagapan.

Winwin melihat Nita sebentar lalu tersenyum. "Aahh aku kira mau mampir ke tempat kami hehe"

Nita meringis malu. Sebenarnya dia hanya ingin melihat keadaan saja. Habisnya masih sepi banget.

"Kamu naik apa ke kampus?" Tanya Winwin.

"Jalan kaki hehe"

"Mau aku temani?" Winwin menawarkan diri. Nita kaget lalu melihat Winwin sebentar.

"Ehmm, apa kamu tidak sibuk?" Ini pertanyaan macam apa. Batin Nita. Bilang saja mau. Yakali gamau di temani cowo korea yang imut dan kece ini.

"Astaghfirulloh" Ucap Nita seraya menepukan kedua tangannya ke kedua pipinya sambil memejamkan mata.

Winwin melihatnya lucu.

"Hehe tidak kok, aku sekalian pergi ke supermarket terdekat beli makanan" Jawab Winwin sambil senyum.

"Baiklah, ayoo berangkat!" Ajak Nita lalu dia berjalan duluan ke bawah menuruni anak tangga yang menjadi salah satu saksi biksu Nita yang malu karena kepergok Winwin si cowok korea imut itu.

....

Nita dan Winwin berjalan bersebelahan. Tinggi mereka hampir sama. Hanya selisih sedikit. Di bandingkan Doyoung yang super tinggi itu.

Keduanya terdiam. Sibuk dengan pikirannya masing-masing. Sampai akhirnya...

"Ehh" , "Ehh" Ucap Mereka berdua bebarengan lalu keduanya tertawa.

"Kamu dulu" Lagi-lagi bareng.

"Kalau bareng nanti jodoh" Kata Nita lalu langsung menutup mulutnya yang kelepasan bicara dengan tangannya.

Winwin menengok ke Nita. "Jodoh?"

"Ah tidak-tidak, lupakan, aku salah bicara"

"Ah salah bicara, btw kamu mau bicara apa?"

"Ah tidak jadi, kau saja duluan"

"Ehm aku mau tanya saja, kamu kuliah dimana? Kok pagi sekali berangkatnya?"

"Itu disana Unuversitas Daegu" Nita menunjuk sebuah kampus yang sudah hampir terlihat di depan mata.

Winwin hanya ber oh ria sambil mengangguk-anggukan kepalanya.

"Kalau kamu? Kamu kuliah juga? Atau jangan-jangan kuliahnya sama denganku?" Tanya Nita setengah kaget juga.

Winwin bingung harus menjawab apa. Dia tidak kuliah semenjak SMA. Karena langsung terpilih menjadi member atau lebih tepatnya artis di sebuah agensi.

"Ehmm aku..."

"Nitaa" Seseorang melambaikan tangan di depan.

Nita melambaikan tangan juga, membalas lambaian tangan dari seseorang di depan itu.

"Dean! Eh aku pergi ke kampus dulu ya, oh ya katanya kamu mau ke supermarket? Ini di depan kampusku ada supermarket, di dalam kampus juga ada, tinggal mau yang mana oke, aku pergi dulu ya" Nita berpamitan setelah memberikan pesan yang cukup panjang kepada Winwin.

Nita berlari menuju temannya itu.

Winwin masih berdiri di tempatnya sambil melihat Nita yang sekarang sudah berjalan bersama teman kampusnya masuk ke dalam kampus.

"Fiuhh andaikan lama" Ucap Winwin dalam hati.

TBC!

Jumat, 18 Agustus 2017

NCT SERIES!



"Waahh dia imut banget" Ujar Mark setelah berpamitan dengan Nita tadi.

"Hyaa sadarlah, ingat kita ini artis tidak boleh berpacaran dengan yang lain" Taeil menyambar.

"Hyaa lagian siapa yang bilang aku akan berpacaran dengan dia, kan aku hanya bilang dia itu imut"

"Iya dia imut, apalagi memakai tutup yang ada di kepalanya itu, mukanya jadi bulat" Haechan menambahkan.

"Kira-kira buat apa dia memakai tutup itu ya? Apa mungkin Korea dingin? Terus di Indonesia dia juga pakai gak ya?" Mark bertanya-tanya.

Semua sedang terduduk di ruang TV. Kecuali Winwin dan Doyoung. Winwin langsung menuju kamar depan bekas tempat Nita tertidur. Sedangkan Doyoung sekarang berada di balkon lagi setelah tadi sempat turun ke bawah.

Winwin mendengarkan dari dalam kamar teman-temannya yang sedang membicarakan si Nita tadi sambil dia memandang tempat tidur itu dan mengingat kejadian yang dia alami tadi.

"Heii ini ponsel siapa? Daritadi berbunyi terus? Brisik" Tiba-tiba Yuta menyodorkan sebuah ponsel.

"Hyaaa kau tak ingat? Itu ponsel Nita tau! Tadi kan kau yang tangkap!" Ucap Taeil. Memang dasar Yuta orangnya pelupa.

"Hahh oiya aku lupa! Bagaimana ini! kenapa aku bisa lupa memberikannya? Waduh" Ucap Yuta sambil menepuk jidatnya.

Ponsel Nita berbunyi terus mati sendiri.

Tiba-tiba, Doyoung datang entah darimana langsung menawarkan diri untuk mengembalikan ponsel Nita.

"Sini biar aku yang kembalikan"

Semuanya kaget dan langsung menatap Doyoung yang datangnya seperti setan.

"Hyaaa yang benar?"

"Sudah mana sini ku berikan" Minta Doyoung setengah memaksa.

"Hei memang kau tahu siapa dia? Kenalan saja belum" Ucap Mark agak membentak sedikit.

"Memangnya kalau ngembaliin ponsel harus kenalan?"

"Sudah sudah, Yuta cepat kasih ponselnya ke Doyoung, biar dia kembalikan, kasihan nanti kalau Nita cari-cari ponselnya" Akhirnya Taeyoung berbicara sebelum perang dunia ketiga di mulai.

Yuta memberikan ponsel Nita ke Doyoung.

Winwin melihat itu dari pintu kamar depan. Dia merasa ingin juga mengembalikan tapi dia terlambat.

...

Nita sudah berada di dalam kamar kosnya. Dan, merebahkan diri di tempat tidurnya. Dia masih terlihat senang karena bisa bertemu dengan cowo-cowo Korea kece apalagi sampai makan bareng.

"Malu-maluin, kenapa ketemu mereka kudu pas pingsan sih? mukaku gimana coba pas pingsan huhu malu"

"Ahhhhh aku belum kasih kabar nih, ah mana hapeku....."

"Hahh ga ada, gimana nih, masa iya ketinggalan disana? Astaghfirulloh"

Nita jadi cemas. Ponsel dia kemana? Apa harus balik lagi ke kamar cowo-cowo Korea tadi?

Nita jalan bolak-balik mencari akal. Sampai akhirnya dia harus kesana. Demi kepentingan keluarga.

...

"Doyoung memang sedang PMS keknya" Ucap Mark. Padahal tadi dia sempat bersama Doyoung di balkon, sempat ngobrol juga, mungkin Mark hanya terbawa emosi. Biasalah.

"Sudah sudah yang penting ponsel Nita di kembalikan oleh dia"

"Tapi Doyoung kan belum kenal......"

....

Doyoung berjalan keluar dari kamar kosnya yang akan menuju kamar kos Nita. Dia berjalan pelan sambil melihat ponsel Nita yang berwarna putih itu.

Dan, tak sengaja dia menekan tombol kunci yang kemudian layar ponsel tersebut menampakan walppaper seorang gadis sedang berdiri sambil memegang sebuah payung. Ekspresi tertawa sangat terlihat jelas di muka gadis itu. Doyoung melihat sambil tersenyum.

"Anneyong!"

...

Dengan segala tekad akhirnya Nita berani juga. Dia melangkah ke pintu keluar. Dan.. apa yang terjadi.

Doyoung sudah berada di depan pintu kamar kosnya. Nita sampai tak bisa berkata-kata.

"Ehem. Aku mau ngembaliin hapemu nih" Ucap Doyoung. Dan, Nita kaget. Dia pakai bahasa Indonesia.

Nita masih bengong dan terus menatap Doyoung setengah tak percaya. Kemungkinan 0,1% dari 100%.

Doyoung merasa di abaikan langsung menatap Nita.

Akhirnya, mereka saling berpandangan.

"Hei, mau hapenya gak?" Tanya Doyoung dan langsung membuyarkan lamunan Nita.

"Ah iya , mana hapenya?"

"Nih Hapemu ketinggalan tadi" Doyoung menyodorkan ponsel Nita.

Nita yang langsung ingin mengambilnya malah ponselnya di tarik lagi oleh Doyoung.

"Hyaa, hapeku sinii"

"Sssttt, mau tanya dulu, kamu ga inget aku?"

Nita bingung juga di tanya seperti itu. Dia tidak ingat apa-apa. Yang jelas dia masih heran, ini orang korea kenapa bisa fasih bahasa Indonesia?

"Enggak ingat, gatau, kamu siapa aku juga gatau" Ini jawaban Nita karena dia udah gamau mikir.

"Hyaudah klo ga inget, berarti hape ini buat aku"

"Hei! kembaliin! Mau di apain? Ga penting juga, itu hape aku satu satunya, plis banget pokoknya kembaliin!" Pinta Nita sedikit merengek dan memohon. Tapi, Doyoung malah senyum-senyum sendiri dan mengangkat angkat ponsel Nita ke atas.

"Nih klo bisa ambil, ada di atas sini"

"Sini cepetan, aku lagi gamau bercanda"

"Aku juga ga bercanda lho, ini aku beneran ambil klo kamu gamau hapemu"

Astaghfirulloh. Batin Nita yang sabarnya... sabar banget.

Nita berusaha loncat untuk meraih ponselnya. Bukan kebetulan lagi. Tinggi Doyoung, tinggi banget. 178cm mungkin ada. Dan, apalah atuh Nita yang tingginya hanya 157cm.

Percuma loncat, ga bakal sampai. Kecuali dia cewe Korea, mungkin bisa sampai. Dia hanya cewe Indonesia.

"Hhhh sudah ah, aku capek tau, terserahlah" Keluh Nita sambil mengelap keringatnya.

"Gitu aja nyerah, beneran gamau?"

"Terserah dah, gua capek di kerjain mulu"

Nita pasrah. Dia memang sudah lelah.

Doyoung melihat muka Nita yang sudah mulai kelelahan merasa kasihan.

Akhirnya, dia kasih ponselnya.

Doyoung memegang tangan Nita dan menaruh ponsel Nita di atas telapak tangan Nita.

"Nih aku kasih hapemu. Tapi, masa kamu ga inget siapa aku?"

Ternyata Doyoung masih saja berjuang dengan pertanyaannya yang masih belum terjawab.

Nita benar-benar gatau dia. Dia siapa?

"Makasih. Jujur aku gatau siapa kamu beneran, kamu itu... Do-young?"

Deg.

Doyoung sempat tersenyum sampai akhirnya.

"Ah pasti kamu benar dia, katanya temenmu si Mark, aku belum kenalan sama kamu, hai Doyoung! Namaku Nita, Ardinita! Salam kenal" Ucap Nita seraya memperkenalkan diri sambil mengulurkan tangan.

Doyoung kecewa. Dengan berat hati dia balas uluran tangan Nita itu.

"Kenapa? Benar kan kamu itu Doy...." Belum sempat Nita berbicara. Doyoung sudah main peluk Nita.

"Astaghfirulloh.. lepa.."

"Sebentar aja ya, maaf khilaf" Ucap Doyoung.

....

Sementara itu, ternyata Winwin sudah memperhatikan daritadi Nita dan Doyoung sampai mereka berpelukan sekarang.

Entah kenapa terasa sakit.

...

3 menit. 4 menit. 5 menit berlalu akhirnya Doyoung melepaskan pelukannya.

Nita lega juga. Dia hampir sesak nafas dadakan.

"Maaf maaf" Ucap Doyoung sambil menggaruk tengkuknya.

Nita hanya diam. Dia benar-benar kaget.

"Hemmm aku balik dulu" Pamit Doyoung akhirnya. 

TBC!


Ini part ternyata pendek banget wkwkw sori ye :P

Minggu, 13 Agustus 2017

NCT SERIES!


Nita masih diam di tempat. Bahkan ponselnya yang ada di tangannya sampai terjatuh. Untung Yuta yang sempat lewat berhasil menangkapnya dengan gaya ala-ala kiper sepak bola.

Nita terkejut lalu berteriak ketika melihat Yuta sudah berada tepat di bawahnya.

"AAAAAA" Yuta kaget dan langsung berdiri melihat Nita yang histeris.

Bahkan, Taeil dan Haechan yang berada di kamar mereka yang lain keluar karena mendengar adanya keributan.

"Hyaaa kalian siapa?" Teriak Nita menggunakan bahasa Korea karena tau dari segi muka mereka memang orang korea asli.

"Kami... yang tinggal disini" Jawab Winwin jujur apa adanya.

Yuta mengangguk juga.

"HAHH , sungguh?" Tanya Nita masih tak percaya. Dan, tiba-tiba semuanya keluar.

Johnny datang, Taeil, Haechan, Jaehyun dan Taeyoung yang habis mandi pun masih menggunakan handuk keluar dengan tanpa dosanya.

Nita cepat-capet menutupi matanya karena dia takut menambah dosa. Taeyoung yang menyadarinya langsung menutup tubuhnya dengan handuk yang agak di tarik ke atas dan untungnya dia menggunakan Boxer.

...

"Hei itu ada apa di bawah ribut-ribut?" Tanya Mark yang masih berada di atas balkon bersama Doyoung.

Doyoung hanya menggendikan bahunya dia sedang tidak enak pikiran.

"Ahhhh aku mau ke bawah, aku ke bawah dulu" Pamit Mark yang langsung turun ke bawah.

...

"Jadi.. aku tadi tidur disini?" Tanya Nita hati-hati memastikan. Masalahnya yang dia lihat sekarang semuanya laki-laki dan dia mencari apakah ada sesosok perempuan disana ternyata tidak! Ini membuat Nita merinding dan ingin segera kabur sekarang.

"Iya... soalnya..." Belum selesai Yuta menjelaskan langsung Nita menyambar.

"Hahhh!! Kok bisa? Tidak tidak, aku ingin pulang ke kosku" pinta Nita memelas dan dia langsung jatuh terduduk lemas.

Dia membayangkan yang tidak-tidak sekarang. Bisa kacau masa depan dia.

Winwin yang melihatnya ikutan memelas juga.

Mark yang baru saja turun langsung melihat kerumunan teman-temannya dan langsung melihat Nita yang sudah terduduk lemas.

"Hyaa kau sudah bangun?" Tanya Mark. Nita hanya melihat ke atas. Melihat ke arah muka cowo yang lumayan imut sama seperti Winwin yang tadi dia lihat pertama kali.

"Kenapa tambah banyak cowonya?" Gumam Nita menggunakan bahasa Indonesia supaya mereka tak mengerti.

Dia takut kalau dia ternyata di culik dan sudah di raba-raba. Kelihatannya cowo polos semua tapi kalau tidak bagaimana?

Aaaaaaaaa teriak hati Nita.

...

Doyoung masih di atas balkon. Dia tidak peduli apa yang terjadi di bawah.

"Ah sial keingat dia lagi kan, ah sudahlah masa lalu"

...

Beberapa menit semuanya terdiam dan pada tempatnya masing-masing. Sampai akhirnya Taeyoung datang setelah berganti pakaian dan heran melihatnya semuanya terdiam. Dia membuka pembicaraan.

"Hyaaa maaf tadi aku habis mandi jadi tidak pakai baju. Aku Taeyoung, kau siapa?" Taeyoung sudah berdiri di Nita dan mengulurkan tangan bermaksud mengawali perkenalan. Maklum, dia paling dewasa disini.

Nita bingung, dia menatap Taeyoung sebentar. Dia berpikir dalam hati sepertinya dia orang baik.

Akhirnya, dengan keberaniannya Nita membalas uluran tangan Taeyoung.

"A-a-aku Nita, Ardinita" Ucap Nita pelan. Dia memberanikan diri padahal dia takut.

Taeyoung mendengar nama Nita aneh karena merasa asing jadi dia bertanya lagi.

"Kamu bukan orang korea?"

Nita mengangguk. Mau bagaimana lagi. Memang bukan.

"Wahh kamu darimana?" Tanya Mark kepo.

Nita melihat Mark yang sekarang ikutan terduduk. "Indonesia"

"Wah tempatnya nasi goyeng apa itu ya.." Tambah Taeil.

"Nasi goreng kali" Mark membenarkan.

Nita sedikit tersenyum. Winwin melihat Nita tersenyum dan itu sangat manis. Dia tersipu sendiri. Entah apa itu. Lalu, dia menepuk nepukkan pipinya menyadarkan diri.

"Eh aku belum kenalan, namaku Mark Lee, panggil saja Mark, oke?" Mark mengulurkan tangannya sambil tersenyum dengan imut.

Semuanya berkenalan satu sama lain. Nita sedikit bersyukur ternyata mereka semua orang baik. Dan satu lagi, cowo imut yang pertama kali dia lihat ternyata namanyaWinwin. Namanya lucu, dan ini pasti orangnya kalem. Nita suka orang kalem.

...


Pikiran Nita tentang mereka orang jahat atau sejenis orang mesum perlahan menghilang karena sikap mereka yang ramah dan sama sekali tak menunjukan orang jahat. Nita hanya negatif thinking.

"Oiya Ardinita, eh Nita ya, maaf ada satu orang lagi sebenarnya. Namanya Doyoung dia sedang berada di atas balkon sekarang"

Nita hanya memasang muka polosnya.

"Iyaa Nitaaa dia teman kita namanya Doyoung, nanti kalau dia udah turun kenalan saja ya" Perjelas Taeyoung.

Nita hanya mengangguk tanda mengerti.

"Moga aja si dia turun" Ucap Mark.

"Eh kamu sudah makan belum?" Tanya Johnny tiba-tiba. Nita menggeleng.

Dia begitu terkejut tadi.

Berada di sebuah kamar yang asing, lalu jam sudah menunjukan pukul 9 malam.

Jadi dia hanya melihat sebentar makanan yang ada di meja dan tidak berniat memakannya. Dia ingin kabur.

"Hyaaa kenapa?" Ucap Mark lalu dia bangun dan langsung menyuruh Nita bangun. Iya dia tahu karena Nita tadi pingsan dan badannya panas.

"Tapi aku ingin pulang"

"Makan dulu, ayo! Kamu tadi tuh pingsan!" Mark menyuruh Nita masuk ke dalam kamar untuk memakan makanan yang telah di masakan teman-temannya.

"Hah pingsan?" Tanya Nita.

"Iya kamu tadi pingsan, badan kamu panas" Johnny menambahkan.

Nita masih bingung dan tidak ingat apa-apa.

"Ayooo makan dulu sana, ceritanya nanti" Mark masih saja menyuruh Nita. Jadi, seperti mamaknya Nita.

Dan, Nita hanya pasrah.

...

Di dalam kamar.

Nita masih memandang makanan yang di buatkan oleh Taeyoung cs beserta kawannya. Dan, dia juga melihat semuanya memandang Nita yang mau makan itu. Seperti raja yang mau makan dan semua pengawalnya memandangnya takut rajanya tersedak sendok atau lalat yang barangkali sedang lewat.

"Kenapa kalian menatapku seperti itu?" Tanya Nita. Dia canggung di tatap oleh banyak cowo dan di kamar pula. Ambigu.

Semuanya menoleh dan langsung berdehem satu sama lain. Iya benar, mau ngapain coba mereka?

Nita tersenyum. Mereka semua lucu. Nita menyeruput pelan sup yang di buat Taeyoung.

Taeyoung harap-harap cemas. Semoga saja Nita suka.

Nita merasakan kalau supnya kurang asin dan terasa hambar tapi lumayan lah.

"Bagaimana Nita dengan supnya?" tanya Taeyoung sopan.

Nita menoleh ke arah Taeyoung. "Hem enak kok, aku suka" Jawab Nita dan Taeyoung langsung lega.

"Coba ini buburnya, ini di buat oleh Doyoung" Johnny menawarkan bubur yang hampir dingin itu.

Nita mulai menyendokan bubur itu dan memasukan ke dalam mulutnya pelan. Rasanya benar-benar enak. Entah kenapa sepertinya dia pernah merasakannya dimana. Atau hanya perasaannya?

Tanpa sadar Nita mulai melahap bubur buatan Doyoung itu dengan lahapnya sampai yang melihatnya daritadi tercengang atau lebih tepatnya merasa kaget? Wkwk.

Mulut Nita belepotan bubur. Dan, dia merasa malu ketika semuanya melihat dia makan bubur yang berantakan.

"Ah maaf, ini enak hehe"

"Lucu sekali si makannya gemes deh" Ucap Mark gemes sendiri melihat Nita makan dengan lahapnya sampai celemotan.

"Hyaaa kau juga menggemaskan" Ucap Haechan kepada Mark. Taeil dan Jaehyun tertawa.

Winwin tersenyum. Dia senang melihat Nita sudah baikan daripada sebelumnya.

"Kenapa aku bisa pingsan disini?" Tanya Niya setelah makan bubur tadi. Dan, sekarang dia sedang mencoba makan buah pisang.

"Hem jadi tiba-tiba kau sudah tergeletak di tangga bawah situ" Jawab Yuta. Yuta yang memang melihat Nita pingsan duluan.

"Hahh, kok bisa ya.. aku kenapa?" Nita bertanya dengan dirinya sendiri.

"Mungkin kau kelelahan jadinya pingsan" Taeyong menimpali sambil makan buah juga.

Nita hanya bengong. Sampai dia tidak sadar juga kalau Winwin memperhatikannya terus.

...

Doyoung meletakan kedua tangannya di dada. Dia merasa jantungnya akan loncat sekarang keluar.

"Ada apa ini? Kenapa begini? Tolong diamlah kau wahai jantung"

...

Tepat pukul 10 malam. Nita berpamitan untuk pulang ke kamar kosnya. Ya sebenarnya tidak begitu jauh jaraknya dari kamar anak laki-laki ini.

"Hem aku pulang dulu" Pamit Nita sambil menunjukan senyuman manisnya.

"Baiklah Nitaaa kapan-kapan kesini lagi, mampir lagi tapi jangan pingsan ya" Pesan Mark dan langsung dapat tonyoran keras dari Yuta.

"Iyaa! Nanti akan ku buatkan makanan enak-enak" Teriak Johnny.

"Terimakasih banyak kalian, kamar ku  di sebelah sana kalau kalian mau mampir silahkan"

"Setiap hari boleh?" Tanya Mark lagi. Kali ini dia mendapat tonyoran lagi dari Jaehyun.

"Dasar mesum"

Semuanya tertawa. Winwin hanya tersenyum. Lalu, Nita kembali ke kamarnya.

TBC!

Jumat, 11 Agustus 2017

NCT SERIES!


-Pertemuan Singkat-

Kuliah hari ini ternyata sampai petang. Nita atau nama panjangnya Ardinita. Dia sedang kuliah di salah satu Universitas di Korea. Dan, sekarang sudah Semester 5.

Setelah berpamitan dengan temannya. Nita bergegas pulang ke kosnya. Kosnya agak jauh dari kampusnya. Tapi, bisa di tempuh dengan berjalan kaki. Untuk menghemat ongkos.

"Huaahh capek banget" Keluh Nita sembari berjalan kaki menuju kosnya. Wajahnya sudah mulai kusut. Kerudungnya sudah agak berantakan. Tapi dia tetap berjalan demi sampai kos tercintanya.

Nita terus berjalan sampai di tidak menyadari ada segerombolan anak laki-laki. Kira-kira ada 5 lebih, berjalan se arah dengan Nita. Karena saking capeknya Nita tak memperhatikan mereka.

Bahkan Nita juga berjalan agak sempoyongan.

Nita sudah sampai di depan kos dia masuk dan naik tangga. Kamar kosnya berada di lantai dua.

Nita tak kuat lagi dan pingsan juga akhirnya. Segerombolan anak laki-laki tadi ternyata naik tangga juga sama seperti Nita. Kebetulan Yuta, salah satu dari gerombolan anak laki-laki tadi berada di belakang sendiri dan langsung mengetahui kalo Nita pingsan.

"Hyaaa tunggu! Ada yang pingsan!" Teriak Yuta kepada yang lainnya yang sudah sampai di atas.

Yuta mendekati Nita yang sudah pingsan.

Doyoung, Taeyoung dan Jhonny turun ke bawah.

"Hyaaa ayo cepat bawa masuk, kasihan" Perintah Taeyoung langsung menyuruh Yuta menggendong Nita untuk di bawa ke dalam.

Skip

Di dalam.

Nita langsung di tidurkan di tempat tidur yang berada di kamar depan.

Taeyoung memegang dahi Nita dan terasa cukup panas. Bahkan Nita sampai berkeringat.

"Badan dia panas" Gumam Taeyoung.

 "Hah yang benar?" Tanya Yuta. Taeyoung mengangguk.

"Bagaimana kalau kita lepaskan dulu yang ada di kepalanya, mungkin karena itu dia kepanasan?" Usul Doyoung.

Tapi, Winwin mengetahui sedikit tentang itu dan dia melarang usulan Doyoung itu.

"Jangan, kita kan tidak kenal siapa dia, jangan ganggu privasi orang"

"Hyaa dia kepanasan"

"Jangan, biarkan saja dulu, lebih baik kita kompres dia" Ucap Winwin dan langsung menuju dapur berniat mengompres.

Doyoung bingung tapi tetap ngedumel sendiri.

Anak-anak yang lain ikutan bingung juga. Mereka hanya saling berpandangan.

Yuta yang daritadi diam akhirnya bersuara. "Mungkin benar apa kata Winwin kita harus menjaga privasi orang, lagian kita tidak tau siapa dia kan, sudahlah ayo kita cari cara biar dia enakan nanti pas bangun" Ucap Yuta panjang lebar dan langsung mendapat tonyoran dari Mark yang kebetulan ada di sebelahnya. "Tumben bijak bray"

"Sssssttt, kau tau aku ini selalu bijak"

Taeyoung tersenyum. Lalu, dia melihat Doyoung yang masih saja berfikir.

Dia bangun dan berjalan ke arah Doyoung. "Sudahlah, ayo kita bikin makanan buat dia kalau dia sudah bangun"

"Contohnya?"

"Hem barangkali bubur"

"Yap benar, bubur cocok buat orang sehabis pingsan begini" Ucap Jaehyun menambahkan.

"Kata siapa kau?" Mark main nyaut.

"Diam kau, ini serius"

Hahahahahahaha

Winwin kembali dari dapur. dia berpapasan dengan anak lainnya yang ingin ke dapur juga.

"Kalian mau kemana?" Tanya Winwin.

"Mau masak bubur buat dia" Jawab Yuta.

Winwin hanya mangangguk tanda mengerti

Skip

Winwin memeras kain basah yang di rendam air hangat itu lalu menempelkan ke dahi Nita. Dan, dia memandangi sebentar ke arah wajah Nita yang sedang pingsan itu.

Tiba-tiba, Nita mengerang. "Arrggh" Seperti kesakitan.

Winwin cemas dan langsung memegang dahi Nita, siapa tau kainnya masih panas dan menyebabkan Nita kepanasan. Lalu, tak sengaja saat Winwin memegang dahi Nita. Nita memegang tangan Winwin.

"Jangan pergi. Disini aja" Nita mengucapkan bahasa Indonesia dan Winwin tak mengerti apa yang dia ucapkan, tapi dia merasa kalau Nita tak mau dia pergi untuk saat ini. Dia mau di temani.

Akhirnya, Winwin menggenggam tangan Nita terus sampai Nita benar-benar tenang.

Dan, entah kenapa Winwin merasakan jantungnya dag dig dug saat menggenggam tangan Nita. Mungkin untuk pertama kalinya dia menggenggam tangan perempuan? Atau yang lain?

Tak sengaja Doyoung masuk dan melihat sedang menggenggam tangan Nita. Dia jadi tak berniat masuk malah keluar lagi.

...

Taeyoung, Yuta, Mark, Jaehyun, Taeil, Johnny, Dan Haechan semuanya sibuk di dapur. Entah apa yang mereka buat. Sepertinya banyak sekali makanan yang mereka buat sebisa mereka.

Doyoung sudah pergi duluan, karena buburnya sudah jadi dan dia berniat untuk langsung menaruhnya di kamar supaya nanti kalau Nita sudah bangun, dia bisa langsung memakan bubur buatannya itu.

"Doyoung lagi PMS ya?" Tanya Mark tiba-tiba. Saat ini dia sudah berada di depan TV kabur dari acara masak memasak yang dia ternyata tidak bisa.

"Mungkin, dia sedang sensitif sekali sekarang" Jawab Taeyoung sambil merebus air.

"Kok bisa ya? Penyebabnya apa coba?" Tanya Mark lagi dan di ikuti Yuta, Taeil, Haechan yang juga kabur dari acara masak memasak langsung berada di depan TV.

"Kurang tahu, tanya aja sendiri"

"Masa gara-gara cewe itu?" Gumam Haechan.

"Tidak mungkin lah, kita saja tidak tahu siapa dia" Jawab Taeyoung memasukan potongan sayuran ke dalan air yang tadi dia rebus. Dia sedang mencoba membuat soup ala-ala Taeyoung.

"Hyaa bisa jadi kan, bisa jadi dia sudah tahu itu siapa dan kita tidak pernah di beritahu oleh dia..." ucap Mark panjang lebar lalu yang di bicarakan datang dengan muka suramnya membawa kembali bubur yang niatnya di taruh di dalam kamar dan menaruhnya di atas meja makan.

Semuanya terdiam apalagi Mark sampai menutup mulutnya dengan satu tangannya.

"Kenapa di taruh lagi?" Tanya Taeyoung.

"Dia kan masih tidur buat apa di taruh di kamar nanti dingin" Jawab Doyoung ketus lalu dia naik ke atas, ke balkon.

Semuanya saling berpandangan. Mark dan Yuta berpandangan sambil menaikkan bahu mereka.

"Tuh, dia tidak jelas kan, benar kataku memang"

"Bukannya tadi dia bilang biar langsung di makan ya? Ehm" Guman Johnny bingung.

Taeyoung tak menjawab hanya melihat kepergian Doyoung ke balkon atas.

Skip

Sementara itu.

Akhirnya, Nita sudah benar-benar tenang dan Winwin melepaskan genggaman tangannya.

"Huhhh" Ucap Winwin menahan rasa dag dig dugnya itu.

Winwin berniat untuk keluar kamar sebentar karena sepertinya Nita sudah mulai agak tenang.

Taeyoung masuk membawa bubur di ikuti Johnny membawa makanan lainnya.

"Apa dia sudah baikan?" Tanya Taeyoung kepada Winwin yang berniat untuk keluar.

"Sudah lumayan membaik" Jawab Winwin sambil tersenyum.

"Baiklah, aku dan Johnny sudah memasak bubur dan beberapa makanan lainnya mau ku taruh di kamar, nanti kalau dia sudah bangun biar langsung memakan bubur saja" Ucap Taeyoung panjang lebar dan langsung berjalan ke dalam untuk menaruh bubur yang tadi sebenarnya sudah di bawa oleh Doyoung.

Skip.

Di balkon atas. Doyoung sendirian, memandang langit yang sudah tampak hitam dan di hiasi kerlap kerlip kecil dari bintang yang mungkin jaraknya jauh jadi hanya kerlipan saja yang terlihat.

Angin lewat sebentar sampai menerbangkan sedikit rambut Doyoung.

Dia masih memikirkan betapa anehnya dia. Kenapa dia jadi begitu sensitif tadi. Hanya karena seorang perempuan yang bahkan dia sendiri tidak tau siapa. Apa mungkin karena sudah lama dia tidak berdekatan dengan seorang perempuan dan terakhir kali bersama mantan pacarnya saat SMA dan itupun sudah lama sekali. Begini rasanya?

Mark berjalan mendekati Doyoung. Sekarang mereka duduk bersebelahan.

"Hyaaa kau kenapa?" Tanya Mark. Doyoung yang melamun terkejut ketika Mark sudah tepat berada di sebelahnya.

"Kenapa apanya?"

"Hari ini kau begitu sensitif, kau sedang pms?"

Doyoung langsung tertawa ketika mendengar Mark memberi pertanyaan seperti itu.

"Memangnya aku perempuan? Pakai PMS segala“

"Siapa tau gara-gara cewe yang kita tolong"

Langsung sekejap Doyoung terdiam dan menatap lurus ke depan.

"Wae-yo? Kok diam?" Tanya Mark lagi karena Doyoung yang tertawa tadi langsung diam.

"Tidak kok, aku juga tak tahu tuh, lagian kan aku juga tidak kenal siapa dia, benar kan?"

"Ehm kira-kira siapa dia ya?"

...
Setelah cukup lama Nita pingsan akhirnya dia bangun juga. Dia membuka matanya pelan-pelan.

Awalnya tampak langit-langit berwarna putih. Lalu sebuah ruangan yang cukup besar dan sangat asing baginya.

Dia bangun pelan-pelan lalu melihat sekeliling. Dia masih bingung. Lalu, pelan-pelan juga turun dari tempat tidur.

Nita merasa masih pusing. Sambil berjalan dia terfokus pada meja yang sudah ada berbagai macam makanan. Ada bubur, sup dan minuman juga buah.

"Ini apaan?" Tanya Nita dalam hati. Lalu, dia duduk di kursi sambil memandang semua makanan itu.

"Aku dimana? Terus ini semua apa?" Nita terus bertanya-tanya sampai akhirnya dia menemukan jawaban ketika tak sengaja melihat jam di kamar itu. Sudah menunjukan pukul 9 malam.

Nita membelalakan matanya. "HAHHHHH 9 MALAM?"
Dia setengah berteriak. Dia mencoba mencari ponselnya.

"Hape ku dimana ya btw? Aaahhh itu dia" Setelah menemukan ponselnya ternyata banyak sekali panggilan masuk dari ibunya, bapaknya, bahkan kakak dan adiknya. Ada sekitar 50an lebih.

"Gawat! Aku belum ngabarin mereka  dan ini aku dimana!" Nita mencoba mencari jalan keluar dan dia berniat keluar dari pintu sampai tiba-tiba dia bertemu Winwin yang mau masuk ke kamar juga. Nita terdiam, Winwin juga.

"Aaaaa" Ucap Winwin.

TBC!

Kamis, 03 Agustus 2017

Because of Steak Part 9










PART 9 SHERA GOES TO HOME
#B1A4 HAPPY DAYS
Akhirnya hari yang di tunggu pun datang. Shera pulang!!.
Shera di nyatakan sembuh dari penyakitnya oleh Dokter Jimin, Yeay!
“Shera akhirnya kamu pulang juga” Ucap Jimin saat di kamar Shera untuk memeriksa keadaan Shera terakhir kali.
Shera mengganguk cepat sambil pasang muka sumgringah. Dia senang. Finally!! Go Home!
“Nanti mama kamu dan abang kamu datang sekitar jam 11 siang untuk menjemput kamu” Pesan Jimin. Shera melihat Jimin yang sedang membereskan peralatannya. Apakah dia akan rindu Dokternya ini? padahal dia sangat menyebalkan.
....
Jungkook dan Hoseok sudah berada di sekolah. Mereka berjalan melewati koridor yang arahnya menuju kelas 1-2 tempat Yerin dan Morin berada. Sebenarnya ingin tau saja kelas Shera. Ternyata satu sekolahan dengan dia dan juga Hoseok.
...
Taehyung sedang melihat majalah dinding sendirian. Dia terkadang suka membaca majalah dinding sekolahan. Siapa tau ada cerita menarik. Dan, yap dia menemukan satu cerita menarik.
Cerita yang sepertinya sudah lama sekali dan tertempel di pojok kiri atas. Tertempel dengan kertas kecil dan warnanya sudah lumayan pudar. Tertuliskan “I Love Steak So Much”. Taehyung membacanya perlahan.
Sampai kalimat terakhir dia baca. Dan, pengarangnya adalah Kim Shera kelas 1-2.
Taehyung menaikkan alis. “Ternyata satu sekolahan” Gumamnya.
...
Jimin masih berada di kamar Shera. Sekarang Shera dan Jimin duduk berjejeran di pinggir tempat tidur Shera.
“Hem nanti jangan lupain saya lho” Ucap Jimin kepada Shera yang sedang makan buah pisang.
Shera hanya berdehem.
“Iya beneran lho, kamu pasti nanti kangen saya”
“Kata siapa?”
“Hya nyebelin sekali kamu!” Ucap Jimin lalu mencubit lengan Shera yang sedang makan buah pisang itu.
“Hya sakit !” Teriak Shera sambil cemberut.
....
“Hya Jungkook kan?” Panggil seseorang dari kelas 1-2. Jungkook yang daritadi sedang melongok ke dalam kelas 1-2 bersama Hoseok menengok ke arah sumber suara itu.
“Hyaaa benar!!!” Teriak seseorang tadi. Jungkook hanya mengerutkan keningnya. Seorang tadi sepertinya memanggil temannya dan benar saja. Segerombolan cewe-cewe keluar dari kelas 1-2 dan langsung mengerubuti Jungkook. Hoseok sampai terdorong ke belakang dan untungnya bisa meloloskan diri.
“Minta tanda tangan bang!” teriak salah satu dari gerombolan. “Foto!” Dan intinya semua yang ada di situ nge fans sama Jungkook. Hoseok pun sampai geleng-geleng kepala.
“Hoseok?”
Hoseok menengok ke belakang. Ternyata Morin. “Hei” Ucap Hoseok sambil melambaikan tangannya.
“Itu kenapa rame-rame?” Tanya Yerin yang muncul di belakang Morin.
“Entahlah, sepertinya Jungkook punya banyak fans, aku saja hampir terjungkal tadi, untung aku bisa selamat”
“Hyaa untung saja” Ucap Morin sambil tertawa.
“Kalian gak ikutan?”
“Hyaa kami tidak nge fans dengan Jungkook”
“Aku kira juga sama” Ucap Hoseok sambil menggaruk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal.
“Oiyaa ngomong-ngomong nanti Shera pulang!” Ucap Yerin senang. Hoseok dan Morin ikutan senang.
“Ayo nanti kerumahnya” Teriak Yerin.
“Kerumahnya?” Tanya Hoseok. Yerin dan Morin mengangguk. Yerin dan Morin dulu sering sekali kerumah Shera. Bahkan hampir setiap hari kesana. Ibu dan Abangnya Sera si Nam Joon sudah hafal dan sudah maklum kalau tiba-tiba rumah mereka ramai kaya pasar.
....
Setelah melihat majalah dinding cukup lama akhirnya Taehyung pergi ke kelasnya. Dia masih senyum-senyum sendiri melihat tulisan Shera.
Dan dia ingat, Shera pulang hari ini.
...
Jam 10 pagi.
Mama Shera dan Nam Joon sudah berada di Rumah Sakit untuk menjemput Shera pulang.
Barang-barang Shera di bereskan oleh Nam Joon. Kakak Shera yang baik hati demi sang adik yang terkadang kurang ajar.
Shera senang sekali akhirnya setelah sekian lama dia menginap di Rumah Sakit ini. Dia pulang.
Jimin pun juga sudah berada di Kamar Shera sehabis memeriksa pasien lain.
Mama Shera memberikan plastik cukup besar isinya beberapa kue dan makanan ringan sebagai ucapan terimakasih kepada Jimin telah merawat Shera di Rumah sakit.
“Ahh terimakasih Ibuu tidak usah repot-tepot”
“Ini terima saja” Mama Shera memaksa Jimin untuk menerima plastik yang berisi kue dan makanan ringan tadi. Karena tidak enak akhirnya Jimin menerimanya sambil tersenyum.
“Shera-ah bantulah oppa, bajumu banyak sekali” Nam Joon menyuruh Shera untuk membantunya membereskan baju-baju Shera yang kelewat banyak selama menginap di rumah sakit.
“Gamau! Oppa saja!” Ternyata Shera menolak. Siapa yang tidak kesal.
“Dasar, emang aku pembantumu”
Shera hanya menjulurkan lidahnya. Nam Joon menggerutu sendiri sambil memasukan baju-baju Shera ke dalam koper.
...
Kelas 1-3. tempat Jungkook dan Hoseok berada sekarang sedang pelajaran Fisika. Hari ini guru menerengkan materi yang membuat sebagian kelas 1-3 pusing kepalanya. Bahkan ada yang sampai tertidur di kelas.
Pak Botak, Kelas 1-3 biasa memanggil dia dnegan sebutan itu. Dia benar-benar botak kinclong. Mungkin dulunya dia hidup mempelajari Fisika setiap hari jadi rambutnya pusing dan memutuskan untuk pergi dari kepala Pak Botak.
Eh, nama asli dia adalah Pak Jin Hoo. Orangnya baik tapi tegas. Dia tidak segan-segan melempar penghapus papan tulis kepada anak yang ketauan tertidur.
Seperti saat ini. Salah satu anak laki-laki ada yang tertidur langsung di lempar penghapus.
“Hyaaa!” teriak Pak Botak eh Pak Jin Hoo.
Anak tadi kesakitan sambil mengusap kepalanya yang habis terkena penghapus tadi.
“Kamu kalau tidur keluar saja!”
Begitulah kalau Pak Botak sudah marah. Habis sudah.
....
Sementara itu di kelas Taehyung. Guru mata pelajaran yang akan mengajar hari ini sedang berhalangan jadi izin tidak mengajar. Kelas kosong dari pagi.
Tapi ada tugas yang harus selesei hari ini juga.
“Guru tidak ada semua, mending libur saja” Celetuk salah satu anak kelas 3-2. Kelas Taehyung.
“Hya benar kata dia, daripada di sekolah membosankan, isinya hanya menggarap tugas”
Begitulah kalau kelas kosong. Banyak celetuk-celetukan yang keluar.
.....
Selesai beres-beres. Mama Shera, Nam Joon dan juga Shera pamitan untuk pulang kerumah. Mama Shera sampai terisak sendiri saking terharunya kepada Jimin yang telah menjaga Shera untuknya.
Shera sampai geleng-geleng kepalanya. Nam Joon hanya mengusap matanya yang sebenarnya kering sih.
“Sudahlah Ibu, ini tugas saya sebagai dokter menjaga pasien saya dan merawat juga” Ujar Jimin sambil tersenyum. Dan, itu membuat Mama Shera semakin terisak lalu memeluk Jimin.
“Hue hue hue” Shera menangis pura-pura lalu di pukul oleh Nam Joon. “Kau ini”
“Hya apaan Kak!” teriak Shera.
“Dasar tidak sopan”
“Shera-ah sini, kau harus banyak berterimakasih dengan Dokter Jimin yang sudah merawat kamu dengan penuh kesabaran” Ucap Mama Shera yang menyuruh Shera mendekat.
“Sana” Nam Joon mendorong Shera yang merasa malu dan tidak enak karena dia agak amat kurang ajar kepada Jimin.
Jimin tersenyum sendiri melihat Shera yang salah tingkah.
Shera malu sambil menundukan kepalanya ke bawah. Dia tidak berani melihat Jimin dengan kondisi muka dia seperti kepiting rebus karena menahan malunya.
“Cepat Shera ucap terimakasih” Ucap Mamanya sambil mengusap matanya menggunakan tisu.
Jimin tersenyum menunggu Shera berbicara. Tapi, yang ada Shera malah memukul lengan Jimin.
“Ter-..”
“Ya?” Tanya Jimin mendengarr Shera mengucapkan sepatah kata tapi tak jelas.
Jantung Shera dag dig dug tak karuan. Rasanya dia ingin pergi atau perlu melompat dari kamarnya seperti waktu itu.
“Terimakasih” Ucap Shera cepat dan keras tetap menundukan kepalanya karena malu.
Jimin cekikkan melihat Shera salah tingkah. Lalu, dia memegang kepala Shera. “Iya sama-sama”
Blush. Jantung Shera makin tak karuan. Kali ini di tambah panas dingin di tubuh Shera.
“Terimakasih udah menjaga adik aku yang paling bandel ya Jim” Ucap Nam Joon sambil menepuk pundak Jimin. “Hya sama-sama, bandel maximal pokoknya” Jimin berbicara smabil berbisik ke Nam Joon.
Shera yang tadinya salah tingkah malah jadi cemberut dan menyubit lengan Nam Joon keras.
“HYAAA” Teriak Nam Joon.
“Nyebelin!” Ucap Shera sambil kesal.
Jimin mengantar Shera dan keluarganya sampai depan rumah sakit. Sampai mereka naik ke dalam Taxi.
Mama Shera dan Nam Joon sedang memasukan barang-barang Shera ke dalam taxi. Shera berdiri di sebelah Jimin.
“Kau jangan kesini lagi” Ucap Jimin tiba-tiba.
Shera mengernyit melihat ke arah Jimin.
“Karena yang kesini bukan orang sehat, jadilah sehat terus” Jimin tersenyum. Shera yang mengernyit lalu berubah diam setelah melihat Jimin tersenyum.
“Ini aku ada sesuatu buat kamu” Jimin mengambil sesuatu dari dalam kantong jas putihnya dan memberikannya kepada Shera.
Shera menerimanya dan mukanya langsung sumringah.
“Shera-ah ayo masuk ke mobil, kau sudah mengcapkan kata terakhirkan kepada Jimin?” Nam Joon menyuruh Shera masuk ek dalam mobil.
Shera masih tersenyum melihat benda yang diberikan oleh Jimin.
“Sudah sana, pulanglah, hati-hati di jalan”
Tiba-tiba, Shera memeluk Jimin dengan perasaan senang. Jimin yang terkejut langsung membalas pelukan Shera.
“Trims Pak Dokter KECE!”
“Sama-sama!”
..
Mama Shera dan Nam Joon melambaikan tangan ke arah Jimin. Begitupun Shera yang duduk di sebelah Nam Joon.
Taxi yang membawa Shera dan keluarganya melesat pergi mengantar Shera pulang. Jimin menunggu di depan jalan sampai Taxi itu menghilang dari pandangan.
Jimin tersenyum sendu. Dia pasti akan merindukan sosok Shera yang kurang ajar namun menyenangkan.
..
Di Taxi.
“Hya kau di kasih apa sama Jimin sampai senang begitu?” Nam Joon kepo setelah melihat Shera melihat sesuatu barang pemberian Jimin itu.
“Kepo banget!”
“Hyaa aku kan tanya”
“Ini itu spesial jadi di buka di rumah saja” Jawab Shera cuek. Lalu, memasukan barang pemberian Jimin itu ke tasnya.
Mama Shera hanya tertawa melihat kedua anaknya kembali ribut seperti biasanya.
“Dasar adik kurang belaian” Teriak Nam Joon sambil mencubit pipi Shera.
“Hyaa lepaskan oppa jahanam!!” Teriak Shera lebih kejam.
....
Sorenya di rumah Shera. Kejutan. Karena Yerin, Morin, Jungkook dan Hoseok datang kerumahnya. Entah datang darimana mereka datang dengan ceria.
“Hyaa selamat kembali kerumah!!” teriak Hoseok lalu khilaf memeluk Shera. Yang di peluk hanya pasarah. “Hyaa kau ini main peluk aja! kelamaan Jomblo ye” Ucap Jungkook.
“Hya sirik aja sini kalo mau peluk Shera”
:Hyaa gua bukan boneka!” teriak Shera. Yerin dan Morin membawa sebuah hadiah untuk Shera. Sebenarnya hadiah dari mereka berempat. “Shera-ah ini ada hadiah ucapan selama karena kau sudah pulang!” Yerin dan Morin membawa sebuah kotak dan isinya ternyta kue berbentuk Steak.
Shera senang minta ampun. Mata dia sampai berbinar-bianr. Memang pecinta steak.
“Wah terimakasih banyak kalian!”
“Sama-sama Shera muaaah” Ucap Hoseok sambil merangkul Shera. Jungkook menepis tangan Hoseok yang daritadi khilaf.
“Wah inia ada apa ribut-tibut hah? Tiba-tiba Nam Joon datang. Dia habis beres-beres barang Shera. Setelah mendengar ribut-ribut di depan rumah dia keluar.
“Nam Joon hyung!” teriak Yerin dan Morin langsung berlari ke arah Nam Joon dan membungkuk memberi salam. Sudah lama mereka tak bertemu. Shera kesal kenapa kakaknya selalu menganggu acara spesialnya mana datangnya tiba-tiba kaya setan.
Jungkook dan Hoseok membungkuk juga memberi salam sambil tersenyum.
“Hyaa Yerin-ah Morin-ah Oppa kangen kalian” Nam Joon membuka kedua tangannya siap untuk memeluk Yerin dan Morin tapi Shera langsung menarik mereka berdua untuk menghindar.
“Hyaa dasar ahjussi suka khilaf” Ucap Shera sambil menyuruh Yerin dan Morin menyingkir dari Oppanya. Hoseok terkikik.
“Dasar adik kejam tidak tau ya kalau oppanya butuh kehangatan”
“BODO AMAT”
...
“Hya Shera-ah tadi itu Oppamu?” Tanya Jungkook.
Shera mengangguk.
Sekarang mereka sedang duduk di bangku depan halaman rumah Shera. Sedang mengadakan pesta minum dan makan kecil-kecilan.
“Kayaknya orangnya gokil” Ujar Hoseok sambil mengunyah kripik pisang.
“Gokil darimana? yang ada nyebelin tingkat provinsi” Shera menjawab sambil memotret kue berbentuk steak yang di berikan teman-temannya.
Tiba-tiba, Nam Joon datang mengagetkan Shera. Ponsel Shera terlempar dan...
Roti’
Steak
Shera
KENA!!
“OPPA!!! KAU/.. GRRRRR!!” Shera menggeram. Nam Joon yang tadinya cengo lalu kabur melarikan diri. Shera tidak tinggal diam. Dia mengejar Oppanya.
“HYAAA SINI KAU OPPA SIALAN!! KAMPRET!!”



Hyaaa UP UP UP YEAY. MAU TAU APA YANG DI KASIH JIMIN? NIHH...
WAS NTAR SI NAMJOON PENGEN LAGI HAHAG
ETA TERANGKANLAH!~~~