Jumat, 16 Juni 2017
Ramadhan is coming. Part 17 Ternyata
Jam 14.00 bel pulang sekolah berbunyi.
Indah dan Sasa masih stay di kursi mereka sampai anak kelas habis keluar untuk pulang.
Azhar yang tadinya mau pulang, ngeliat muka sok serius Sasa bercerita membuat dia tak ingin pulang malah ikutan ngobrol.
Krisnha udah pulang duluan. Tapi, gatau ini anak beneran pulang atau engga. Karena, ngeliat Indah yang kakinya di perban kecil.
"Hahh yang bener?" Tanya Indah histeris.
"Iyaaaa Ndah, gilaaa banget aku, aku gatau mau jawab apa pas dia manggil aku"
"Terus lu tinggal tuh anak?"
"Iyalah gue tinggal, gue kan kaget, kenapa dia tiba-tiba dateng setelah menyakiti?"
"Ululu cerita apaan? Kenapa pada sok serius amat"
Azhar duduk di depan kursi Sasa dan Indah.
"Yah pak ustad, lagi cerita someone" Jawab Indah.
"Siapa sih?"
"Sekarang someone aja ya billangnya, gue masih belum siap klo harus sebut namanya, masalahnya dia satu sekolah sama kita, takut dia manggil gue lagi"
"Kenapa sih emang?" Azhar terus kepo.
"Dia mantan Sasa"
Sasa malu.
"Mantan? Ya ampun" Azhar setengah kaget.
"Ya gimana coba, lu di panggil sama mantanmu, aduh gue nyesel sebenernya pacaran sama dia, nyesel pacaran juga, dulu gue khilaf"
"Lu pacaran kapan si Sa? Ga pernah tau masa gue tuh" Kata Indah.
Secara Indah sahabat Sasa, masa ga pernah tau Sasa punya mantan?
"Hem pas TK si, udah lama banget"
Azhar sama Indah kompakan nepuk jidat.
"Ye kalian gatau si, dia tuh pas dulu bilang mau pacaran sama gue terus nikah sama gue"
"Terus?"
"Terus ya gue mau laah, secara masih TK masih belum ada otak"
"Lah tuh udah seneng, terus kenapa jadi mantan?"
"Masalahnya dia pergi gitu aja, dia pindah TK jadi ke SD"
"Astaghfirulloh emang kan habis TK itu SD, gimana si kamu?" Azhar sampai kesel dan getet sendiri.
"Iyaa SD si, cuman SDnya di luar negeri, gimana coba? Sakit. Sekarang malah dateng, satu sekolah sama kita lagi"
"Sabar yaaah, cinta monyet lah pas waktu TK, jangan di bawa serius gitu"
"Ga bisa Zhaaar, dia itu ngomongnya serius" Sasa mulai mendramatisir. Dia takut kalau tau-tau mantannya melamar dia saat ini juga seperti waktu TK, bagaimana?
"Aku jadi penasaran siapa dia?"
"Sama, aku jugaaa, pengen liat orangnya"
Azhar dan Indah merenung kompakan kepo sama mantan Sasa.
"Udehh lu pada ga usah kepo. Ntar lu kaget"
"Lu lucu si, mantan kok mantan dari TK, gue kira tuh mantan pas SMP atau kelas 10 SMA" Kata Indah seraya menepuk pundak Sasa.
"Gua juga ngira gitu, antara ngakak dan.."
"Jangan kaget klo lu pada tau ntar, ntar jantungan"
Tiba-tiba seseorang berlarian ke kelas Indah.
Suara sepatu yang berdecit-decit pun sampai terdengar.
"INDAHHHH IM COMING"
Lu tau kan siapa?
Indah, Sasa, dan Azhar heran melihat Anggit yang ngos-ngosan ke kelas mereka.
"Assalamualaikum semua"
"Walaikumsalam"
"Norman mana Git? Kan gue maunya sama Norman" Tanya Indah sinis.
"Ntaran nyusul dia, yuk pulang" Anggit bersemangat sekali menjemput Indah.
"Ya allah gemesin banget kamu git, kaya pangeran njemput tuan putri", Ucap Sasa.
Indah mencubit Sasa.
"Pangeran gue cuma satu. M.A.S A.L.D.I" Indah memperjelas sambil mengeja per kata.
"Bodo amat, yang penting sekarang gue njemput elu, atau lu mau pulang sendiri?" Anggit menawarkan. Malah di jawab anggukan oleh Indah.
"Ya gapapa, aku ada Norman, ada Sasa, Ada Azhar, ada Mas Aldi juga yang mau nganterin aku, ya engga?"
"Engga tuh Ndah" Jawab Azhar dan Sasa kompakan.
"Ih kesel bangeeet, gue balik sendiri aja, guaa mau sms norman sekarang"
Indah mengambil hapenya dan eh malah hapenya di ambil sama Anggit.
"ANGGIT, hape guaaa!! Plis balikin gak!!"
"Ngapain nyariin Norman, kan ada gue, lu gimana si?"
"Bodo. Gue maunya sama Norman!"
Anggit memasukan hape Indah ke tasnya.
Sepertinya Sasa dan Azhar tau maksudnya ini. Mereka langsung mencari alesan untuk pulang kerumah.
"Ndah, aku pulang dulu, rumah gue bocor atepnyaa" Azhar histeris sendiri padahal hanya pura-pura.
"Ndah gue juga, harus beli sesuatu buat bahan buka puasa ntar" Sasa mulai gelisah juga dan pura-pura memasukan barangnya dengan cepat ke dalam tasnya.
"Ehh gimana sii... kalian ko mendadak gini?" Indah bingung.
Azhar dan Sasa langsung berdiri dari kursi. Berpamitan langsung ngibrit lari.
Meninggalkan Anggit dan Indah berdua di kelas.
"Kalian!! Mau kemana? huh" Rengek Indah.
"Tuhkan, emang lo sama gue di takdirkan bersama"
Indah cuma menatap Anggit sinis.
Anggit malah mendekatkan wajahnya ke Indah.
Indah mundur-mundur.
"Ayuk pulang, udah ga ada yang nganter lagi, atau aku kunci di kelas?" Anggit bicara sambil tersenyum.
Dan, itu membuat Indah bergidik.
"Ayooo mau pulang gak?" Tanya lagi lebih tegas.
Indah cuma nengok kanan kiri gajelas, emang udah lumayan sepi. Dan, belum tentu juga Norman bakalan kesini, pasti dia nunggu kabar dari dia suatu tempat. Atau dia tiba-tiba di suruh balik sama bapaknya karena ada urusan mendadak.
Semoga aja Norman inget kalo dia mau njemput Indah.
Indah memelas. Berharap Norman datang atau mas aldi? Mas aji boleh lah.
"Lu kenapa si? Males pulang?"
"Bukan males pulang, gua males ama elu tau"
"Kenapa si? Gua kan dah baik nawarin elu"
"Gamau, lu tuh akhir-akhir ini ngilfilin, guenya ga suka"
Yap! Indah gasuka orang yang ngilfilin.
Anggit memasang muka bingungnya.
"Ngilfilin gimana?"
"Ya elu tuh minta di sms segala, telpon juga, minta di panggil sayang tadi pagi, gue tuh ga suka git, apalagi ada Sasa, dia suka sama elu"
"Ehm salah ya Ndah?"
"Salah banget, gue juga lagi sakit, mood gue lagi turun"
"Maaf deh, gue cuma mengutarakan apa yang ada di hati gue aja"
Mendengar hal itu, Indah merasa tak enak. Entah kenapa, dia merasa seperti sedang menolak perasaan seseorang.
Indah menatap Anggit yang sedang melihat ke arah lain.
Bagi dia, Anggit hanyalah sahabat kecil yang sudah lama dekat dengan dia.
Dia tidak berharap kalau Anggit suka dia dan dia suka Anggit.
Dia berharap akan terus bersahabat sampai tua nanti.
Tapi dia ingat kata bapaknya pada waktu sahur.
Persahabatan seorang laki-laki dan perempuan pasti salah satu dari mereka ada yang punya rasa.
Indah gatau, Anggit punya rasa atau hanya sekedar menggoda dia. Dia tidak ingin tahu lebih dalam tentang itu.
Yang dipikirannya sekarang cuma Mas Aldi seorang.
Anggit sadar di tatap Indah lama.
"Kenapa sekarang lu natap gue gitu?" Tanyanya. Membuat Indah salting.
"Yaudah yuk pulang"
Anggit tersenyum lalu mencoba membantu Indah yang usaha berdiri dari kursinya.
"Mau di gendong lagi ga kaya kemarin?" Tanya Anggit yang sedang merangkul Indah.
Indah menengok tajam.
"Gamauu, gue takut jatuh"
"Yaudeh, sekarang lu coba jalan pelan-pelan, siapa tau bisa jalan normal lagi"
Anggit tetap merangkul Indah.
Indah mencoba berjalan pelan-pelan di bantu Anggit.
Tanpa sadar, ada yang memperhatikan mereka berdua dari tadi sewaktu di kelas.
"Dia kenapa?".
...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tanpa sadar, ada yang memperhatikan mereka berdua dari tadi sewaktu di kelas.
BalasHapus"Dia kenapa?".
Siapa sihhh orang Ini???
Trus Siapa mantannya sasa???
Trus Siapa abang tukang bakso???
Thor,,, makin banyak aja tokoh misterius.
Semoga satu persatu tokoh misterius itu segera terungkap. Jangan kelamaan bikin kepo yak Thor.
BalasHapusBelakangan Ini koh,, krishna jarang nongol yak??? Jadi kangen.
BalasHapusCie kangen kisnhaaaa wkwkwkwkw
HapusTerharu aku Thor,,, baru kali Ini dapet balesan.
HapusTernyata bisa bales komen wk ndesa banget aku XD
HapusMasa sih thor?
HapusWkwkw.
BalasHapusTapi dia ingat kata bapaknya pada waktu sahur.
Persahabatan seorang laki-laki dan perempuan pasti salah satu dari mereka ada yang punya rasa.
Ecieee,, bapaknya indah Kok sehati sama aku yahhh. Wkwkw.