Ramadhan is coming. Part 9 Orang ketiga : pembersih toilet

Anggit dan Indah sekarang sudah berada di TOSERBA. Toko serba ada, toko serbaguna, yang penting bukan toko serba baper. Eh lupakan, masih bulan puasa hehehe.

Pulang sekolah mereka langsung cus kesana. Anggit sudah risau karena di tanya mulu sama bapaknya.

Indah sampai ga habis pikir, masih ada orang yang masih suka peralatan manual sedangkan jaman sekarang adalah jaman modern dan praktis.

"Ndah, dimana si tempatnya, gua kok ga nemu si"

"Yaa iyalah, ini tempat jajanan mana ada pembersih toilet"

"Oiyaaa yaaa ini tempat jajanan" Jawab Anggit sambil menepuk jidat.

"Ckckck oleng pak?"

"Ya lagian gua mana ngerti, gua kan cuma ngerti game Ndah"

"Lu tuh yaa gimana sih, masa ntar dah gede dah bapak-bapak game mulu"

"Gimana sih ya, candu tauk"

"Ah udah ah, ayuk cari"

Indah menyeret lengan Anggit.

"Ndah, kaya gitu tuh, tapi kok warnanya ga ada yang merah"

"Mintanya warna apa sih bapakmu?"

"Merah Ndah, lah kok ga ada sih"

Anggit mulai cemas. Dia suka takut kalau permintaan bapaknya tak dapat ia penuhi.

"Coba liat lagi, beneran gak mintanya merah aja? Siapa tau ungu apa pink?" Tanya Indah mencoba menenangkan Anggit yang mulai risau.

Anggit menscroll chat dengan bapaknya.

"Eh ndah, dia minta apa aja ding"

"Nah tuh kan, ku bilang apa"

Anggit cuma menggaruk-garuk tengkuknya.

...

Jam 16.30. Anggit dan Indah sudah selesai membeli pembersih toilet di Toserba.

"Yaelah kita ke toserba cuma beli ginian doang? Ngenes" Ucap Indah.

"Ya gimana, kamu kemana Ndah? Maapin, lu tau kan bapak gua gimana"

"Iya iya, mending kita sekalian ngabuburit yuk Git, mumpung masih lama bukanya"

"Iyaaa yuk Ndah"

Anggit dan Indah ngabuburit bersama. Mereka berencana pergi ke mall lalu alun-alun kota.

Biasanya dengan Norman, karena Norman ada urusan jadi hanya berdua.

Sejak kecil mereka sudah dekat sekali. Terkadang banyak yang mengira merela pacaran. Padahal sama-sama tidak ada perasaan apapun.

Bagi Indah, Anggit dan Norman adalah sahabat terbaiknya dari kecil. Dan, dia berharap tidak ada yang bisa memisahkan mereka, apalagi hanya karena perasaan, cinta buta.

Sekarang mereka berdua sudah berada di mall citra grand.

"Ndah, liat game yuk"

Indah mengernyit ke anggit.

"Ogaaah, gamau, aku maunya jalan-jalan, klo kamu mau liat game sanaaah, aku jalan-jalan sendirian aja" Indah ngambek lalu berjalan ke depan.

Anggit tertawa melihat Indah ngambek  dia langsung menyusulnya. Lalu, merangkul Indah.

Indah cuma cemberut melihat Anggit.

Anggit menoel pipi Indah. Gemas.

"Lu jangan ngambek mak, gua gemes nih, pipi lo jadi ngembang kek balon"

"Yeee ga ngambek kok" Jawab Indah tetap cuek dan itu membuat Anggit merangkul semakin erat.

"Gitttt, lepasin, sakiit begoo"

"Masih bulan puasa woy, bego bego lu'

"Astaghfirulloh, lu sih buat aku ngomong bego" Jawab Indah sambil membungkam mulutnya.

....

Indah dan Anggit menepi ke sebuah foodcourt, disana banyak macam makanan. Indah suka melihatnya, apalagi kalau sudah melihat aneka es krim  es buah dan sejenis es lainnya.

"Ndah lu mau es?" Sedari tadi Indah sudah melihat Mba mba penjual es duren sedang meracik es duren pesanan orang.

"Banget git"

"Yaudah ayo aku beliin, es duren kan? Mba es duren satu di bungkus"

"Eh apa apaan git, lah kok lu yang bayar? Terus ngapain di bungkus?"

"Aku kira mau buka di rumah"

"Buka disini aja dah, tanggung, sekalian ngabuburit"

"Baiklah, eh mba es durennya di kakan sini aja, sama es dhawet ya mba pesen satu"

Indah lalu pergi ke tempat penjual makanan lain. Nasi goreng seafood.

"Mba aku pesen satu ya makan disini, kamu apa git?"

"Samaain aja Ndah"

...
Jam 17.00
Indah dan Anggit udah berada di tempat duduk foodcourt dan udah ada juga makanannya.

"Ndah, sering-sering ngabuburit yuk"

"Ayuk, tapi ajak Norman"

"Tapi sering berdua yak"

"Kenapa git?"

Anggit tak menjawab malah mengalihkan pembicaraan ke penyedot wcnya.

"Eh ini penyedot wc ganggu aja"

"Ganggu?"

"Iya, ganggu ki..."

.....