Minggu, 05 Maret 2017

ALIEN | Part 4




-RUMAH SEUL BI-
Malam ini, Seul Bi, Jimin dan Ibunya sedang makan malam bersama. Seperti biasa, Seul Bi makan dengan banyaknya air dingin sampai air es. Kakaknya Jimin sampai menggelengkan kepala tetapi dia sudah maklum akan keanehan adiknya itu. Terkadang ia juga berpikir kenapa adiknya itu bisa di terima di SMA Sevit? Haha.
Jimin : “Seul Bi-ah, tolong ambilkan itu”
Seul Bi : “Ini Oppa”
Seul Bi mengambilkan piring berisikan rumput laut goreng untuk kakaknya.
Jimin : “Seul Bi, tadi aku liat kamu pulang sama seorang laki-laki?”
Seul Bi langsung menyemburkan makanannya dan langsung mengenai muka Jimin.
Ibu mereka yang sedang mengambilkan makanan di dapur langsung berhenti sebentar dan ikut menimbrung pembicaraan yang super tidak sengaja ini.
Eomma : “Benarkah Seul Bi? Kok tumben?”
Jimin : “Duh, jorok sekali, makananmu ke mukaku tau”
Jimin kesal sambil mengelap makanan yang di semburkan Seul Bi.
Seul Bi : “Itu tetangga kita yang baru Eomma, oppa. Anaknya ibu Jin yang kemarin aku antarkan kue beras. Dia satu sekolah sama aku, dan dia mengikuti aku pulang. Jadinya ya mau tidak mau, pulang bersama kan?”
Seul Bi menjelaskan panjang lebar dan bodo amat lah.
Eomma Seul Bi sebut saja Eomma Taeri dan Jimin saling berpandangan. Menganggap kalau Seul Bi sudah agak beres sedikit. Karena biasanya dia pulang sendiri terus. Mereka merasa Seul Bi tidak mempunyai teman.
Seul Bi bingung karena kedua orang itu (Ibunya dan Jimin) melihatnya seperti orang yang senang karena anaknya sudah keluar dari rehabilitasi.
Seul Bi : “Kenapa?”
Jimin : “Bagus Seul Bi, kau sudah besar”
Jimin menepuk bahu Seul Bi. Di ikuti ibu Seul Bi yang mengangguk-nganggukan kepala tanda iya setuju dengan perkataan Jimin lalu dia melanjutkan ke dapur.
Seul Bi : “Ya ampun kak, sadar dong, aku ini kan sudah besar memang kan”
Jimin : “Sudah kok sudah” Jimin membalas dengan cekikikan kecil.
Seul Bi makan sambil cemberut. Dia bingung.
-RUMAH TAEHYUNG-
Ibu Jin (Eomma Tae) : “Tae, ayo sini nonton tv bersama”
Tae : “Iya sebentar Eomma”
Acara malam ini adalah menonton bola bersama ibu. Dan itu adalah kegiatan setiap malam bila ada acara bola pasti Ibu Jin mengajak anaknya Tae untuk menonton bersama.
Tae : “Ini Eomma, aku sudah mengambil beberapa snack dan cemilan juga plus air minumannya”
Ibu Jin : “Bagus bagus, mari kita menonton bola”
Ibu Jin langsung mengambil remot TV begitu Tae datang dan mereka sudah memeluk bantal masing-masing bersiap menonton acara bola yang seru itu.
Taehyung hanya tinggal berdua dengan ibunya. Ayahnya pergi entah kemana, taehyung sudah tidak akan memikirkannya lagi. Ibunya juga sepertinya sudah melupakannya. Tae juga sebenarnya punya seorang kakak perempuan, namun ia juga tak tahu pergi kemana. Di keluarga Tae yang waras hanyanya ibunya dan Tae sendiri. Mereka memutuskan untuk pindah rumah ke lingkungan yang baru untuk melupakan masa lalu mereka. Lebih beruntung lagi, ibu Jin adalah pekerja keras dan orang yang tidak mudah menyerah jadi dia menjalani dengan penuh semangat. Dan, Tae juga adalah anak yang cukup pintar, karena dia mendaftar di SMA Sevit langsung di terima. Inilah hidup, apabila kita terus berusaha dan berdoa pasti akan ada jalan keluar. Liatlah masa depan bila ingin menjadi orang yang sukses J cmiiw.
Tae : “Eomma”
Ibu Jin : “Ya Tae?”
Tae : “Seul Bi ternyata satu sekolah denganku”
Ibu Jin : “Wah benarkah?”
Tae : “Iya, dan dia sekelas sama aku juga ternyata Eomma”
Tiba-tiba GOALLLL!!!! Kehebohan langsung merajalela dan melupakan yang tadi.
..................................................................................................
Semalaman Seul Bi tidak bisa tidur, maka dari itu, pagi ini Seul Bi seperti Zombie yang bangun dari tempat peristirahatannya.
Jimin yang baru saja keluar dari kamarnya terkejut akan Seul Bi yang sudah berjalan layaknya Zombi di depan kamarnya. Jimin sampai mau jatuh saking kagetnya. Seul Bi hanya menengok sesaat kakaknya itu. Menengok ke arah Jimin saja sudah membuat bulu kuduk Jimin berdiri semua. Lingkaran hitam yang tebal di mata Seul Bi membuat suasana sekitar jadi seram begitu melihatnya.
Jimin : “Omo, apakah aku harus membuat jimat penangkal hantu?”
Seul Bi menengok lagi dan menatap kakaknya seram. Jimin tidak takut lagi, langsung balik menatap seram juga. Lalu, Jimin turun dari tangga menuju kamar mandi melewati Seul Bi yang masih berdiam diri di tempatnya.
Hari ini Seul Bi tampak mengantuk super berat. Semalaman dia tidak tidur.
Eomma : “Seul Bi-ah, mukamu kenapa?”
Ibunya langsung memegang muka anaknya itu.
Seul Bi menggeleng-nggelengkan kepala dengan lemah.
Seul Bi : “Tidak bisa tidur Eomma”
Jimin : “Jangan memikirkan cowo kemarin makannya”
Seul Bi : “Bukan kak”
Seul Bi menjawab dengan sangat pelan, sampai terdengar seperti bisikan setan.
Jimin : “Lalu?”
Kakaknya itu makan dengan cepat, sampai-sampai makanan Seul Bi pun dia ambil sedikit-sedikit karena makanannya tidak di makan-makan oleh adiknya itu.
Eomma : “Makan dulu Seul Bi-ah, biar ada tenaga, mukamu itu sudah seram sekali”
Eommanya menyuruhnya untuk makan banyak. Karena, Seul Bi bisa-bisa mati. Apalagi kemarin dia tidak makan.
Seul Bi menjatuhkan kepalanya ke meja, sudah tidak sanggup karena rasa mengantuknya.
.
Ibu Taeri menyuruh Jimin berangkat bersama adiknya. Karena sepertinya adiknya lemah untuk berjalan, maka dia harus mendampingi adiknya itu agar selamat sampai sekolah. Jimin ada kuliah pagi tetapi berbeda satu jam dengan jam masuk adiknya itu sehingga dia bisa mengantarkannya sebentar.
Jimin : “Berangkat dulu Eomma”
Eomma : “Hati-hati, Seul Bi di antarkan ya”
.
Di perjalanan Seul Bi masih saja berjalan layaknya Zombi. Sehingga Jimin harus menggandeng tangannya agar dia bisa berjalan agak cepat.
Di belakang mereka berdua tampak Taehyung mengikuti.
Tae : “Wah Alien, pagi-pagi sudah jalan sama laki-laki saja, apakah aku juga besok pagi harus berjalan dengan gadis lain juga?” *apaan sih haha*
Cukup lama untuk sampai di sekolah, karena Seul Bi harus benar-benar di geret. Jimin sampai kewalahan dalam hal itu. Akhirnya dia memutuskan menggendong Seul Bi di setengah perjalanan menuju SMA Sevit. Dia sudah tidak memperdulikan rasa malu.
Setelah sampai gerbang sekolah Jimin menurunkan adiknya itu. Jimin langsung merasa punggungnya patah. Ternyata adiknya sangatlah berat. -__-
Tiga serangkai yang sedari tadi sudah berada di dekat gerbang sekolah melihat aksi itu dan mereka langsung menyangka yang tidak-tidak.
Seohyun : “Itu siapa?”
Hyeri : “Jangan-jangan dia pacarnya Seul Bi?”
Seohyun : “Omo, ini harus di abadikan”
Seohyun langsung mengambil handphonenya dan memotret kedua kakak beradik itu.
Ha Na : “Dasar cewe gatel, udah Taehyung sekarang cowo lain?”
.
Jimin : “Oppa pergi dulu ke kampus, kamu cepetan ke kelas, mumpung masih gasik”
Seul Bi dengan lemas menjawab anggukan saja. Lalu, dia berjalan pelan-pelan ke arah kelasnya. Jimin mengawasi sampai adiknya itu hilang dari pandangan.
Perjalanan ke kelas Seul Bi terus menyeret langkahnya, saking ngantuknya. Tiba-tiba dia di cegat oleh tiga serangkai. Mereka mengepung Seul Bi. Tetapi, Seul Bi bodo amat dan tetap berjalan ke arah kelasnya. Namun, Seul Bi di tarik kasar oleh Ha Na. Hingga Seul Bi hampir terjatuh.
Ha Na : “ Heh cewe gatel, tidak usah pura-pura lemah, pakai acara di gendong segala tadi sama lelaki lain”
Seul Bi tetap diam di tempat sambil menundukan kepala dan dia tidak mengerti apa yang di katakan oleh Ha Na.
Hye Ri : “Iya, jangan sok cantik kamu, karena kamilah yang paling cantik”
Tiga serangkai sudah memasang tampang kesal sekaligus seram kepada Seul Bi. Karena kesal tidak di dengarkan oleh Seul Bi. Seohyun mencoba mendorong Seul Bi dan di hadang oleh Tae yang kebetulan lewat.
Ha Na : “Taehyung?”
Tae : “Ada apa ini?”
Hyeri : “Ini cewe gatel tadi di gendong cowo lain”
Tae : “Lalu apa masalahnya?”
Ha Na : “Bukan urusanmu Taehyung, ini urusan kita bertiga, kamu ke kelas saja sana, orang aneh ini perlu di beri pelajaran”
Tae langsung menggandeng tangan Seul Bi dan.... ternyata daritadi Seul Bi tertidur, sehingga dia hampir jatuh. Untungnya hanya jatuh duduk.
Seohyun melongo tak percaya. Daritadi mereka memarahi anak itu dan dia tertidur. Sia-sia.
Tae yang bingung, langsung merangkul bahu Seul Bi dan membawanya ke kelas segera.
Ha Na : “Omo, jadi kita berbusa-busa dia tidak mendengarkan? Sungguh binasa”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar