Selasa, 11 April 2017

2! 3!



2! 3!


Jimin menelusuri koridor rumah sakit. Dia mencari sebuah kamar. Yap dia menemukannya. Kamar 301. Dia melihat dari luar kamar itu. Kamar itu masih kosong sejak seminggu yang lalu, dia memasuki kamar itu dan duduk di ranjangnya. Dia merenung mengingat seminggu yang lalu saat ayahnya meninggal disitu. Dia sangat sedih. Hampir setiap hari dia kesana hanya sekedar masuk ke kamar 302, karena dia merindukan ayahnya. Dia sangat menyayanginya. Sekarang dia hanya hidup dengan ibu dan adik perempuannya.

Untuk membantu keuangan keluarganya Jimin berusaha mencari pekerjaan. Dia sekarang sedang bersekolah di sekolah seni di kotanya. Dia ingin mendaftar di salah satu agensi yang cukup terkenal. Yaitu Big Hit Entertaiment. Dia ingin menjadi artis terkenal dan membuat orangtuanya bangga, khususnya ayahnya di atas sana.

Dan, singkatnya sekarang Jimin sudah tergabung di agensi tersebut dan menjadi artist yang cukup terkenal.

"Ayah, aku merindukanmu" Gumam Jimin lirih sambil meraba seprai tempat tidur kamar 301 itu.

...

Jimin keluar dari kamar 301. Dia sudah setengah jam berada disana. Dia akan mampir pulang kerumahnya mumpung dia sedang berada di daerah tempat tinggalnya.

BRUK. Seorang gadis tak sengaja menabraknya.

"Maafkan aku, aku tidak sengaja" Perempuan tadi mengambil bukunya yang jatuh ke lantai.

Jimin ikut membantu mengambilnya.

"Ah biar aku saja" Ucap gadis tadi.

"Tidak apa"

Jimin terpaku sesaat ketika melihat gadis di depannya, cantik. Dengan rambut hitam yang panjang di gerai, wajahnya putih, memakai baju rumah sakit.

Gadis tadi merasa di perhatikan oleh Jimin, lalu memandang ke arahnya.

Jimin langsung melihat ke arah lain.

"Ehmm, maaf sekali lagi sudah menabrakmu!" Ucap gadis itu.

Jimin tersenyum kecil.

"Hei kenapa kau tersenyum?" Tanya gadis itu.
"Ah tidakk, lucu saja"

"Lucu?"

"Iyaaa"

Gadis tadi hanya mengernyit.
"Sheraa-ah, ayo kemari, saya periksa dulu!" Teriak salah satu dokter di ujung koridor. Sheraa melihat dokternya yang memanggil, langsung berlari kesana.
"Iyaaaa pak dokter aku akan kesana!" Sheraa berlari ke ujung koridor untuk menemui dokternya dan  meninggalkan Jimin yang diam di tempat sambil melihat kepergian Sheraa itu.

"Sheera? Namanya Sheera?" Jimin mengangguk-anggukan kepalanya sendiri.
Lalu ponsel dia berdering. Tampak nama Jungkook di layar ponselnya.

"Hyung kau dimana?"
"Aah aku sedang di rumah sakit"
"Kau kenapaaaa!"
"Tidak papa kook, aku hanya merindukan ayahku"
"Syukurlaah, sabar hyung ayahmu pasti sudah tenang di atas sana"
"Pasti kook hehe. Kau kenapa menelpon?"
"Ayo pulang ke dorm, ada sesuatu hal"
"Tapi aku mampir dulu kerumahku bagaimana?"
"Baiklah, tapi jangan lama-lama hyung, sesuatu hal ini sangat berharga"
"Sesuatu apa?"
"Pulanglah, nanti kau akan tau"
"Ahh jangan main rahasia denganku!"
Jungkook lalu menutup telponya tiba-tiba. Tut tut tut.
"Hyaaa kookie-ah hei. Benar-benar ya, main tutup telfon sembarangan"

Jimin kesal lalu mengantongi ponselnya lagi. Dia lalu melihat ke ujung koridor sebentar.
"Sheera ya?" Jimin tersenyum sendiri. Sepertinya dia terkena cinta pandangan pertama. Dia bersyukur tertabrak oleh Sheera.

Skip

-Di rumah-
"Oppaaa!!!" Teriak Jiun Ji adik perempuan Jimin. Begitu Jimin dating kerumahnya, adiknya langsung memeluk kakaknya itu. "Jiun-ah! Oppa merindukanmu!" Jimin memeluk adik perempuan satu-satunya itu. "Jimin-ah kau pulang?" Eommanya yang sedang menjemur di belakang rumah langsung berlari ke dalam begitu mendengar suara Jimin. "Eomma, aku merindukanmu! Sudah lama aku tidak pulang karena jadwalku sangat padat disana", "Tak apa Jimin-ah, yang terpenting kau tetap sehat" Eommanya mengelus kepala Jimin. Jimin tersenyum, suasana rumahnya masih sama seperti dulu. Hangat, dan nyaman, walaupun sekarang hanya tinggal Ibunya dan adik perempuannya. "Kau mampir sebentar atau akan menginap?" Tanya Eommanya. "Aku hanya mampir sebentar Eomma, aku di suruh untuk kembali ke dorm karena sesuatu hal, padahal aku ingin menginap lebih lama huh", Jimin sudah terduduk di kursi meja makan rumahnya. "Sayang sekali, padahal kalau kau menginap Eomma akan memasakan banyak makanan dan pastinya Jiun akan senang juga" Ucap Eommanya yang sekarang sedang merebus sayuran untuk membuat sup. "Wahh aku sangat menyesal!" Keluh Jimin.
...
Setiap minggu atau kalau ada waktu longgar pasti Jimin selau menyempatkan diri untuk mampir ke rumah sakit dan rumahnya yang berada di daerah Daegu itu.

Saat ini Jimin sudah sampai di Seoul dan akan kembali pulang ke dormnya karena Jungkook sudah menelponnya yang katanya ada sesuatu hal.

Jimin berjalan menaiki tangga di gedung dormnya.

Saat dia membuka pintu, tampak gelap semuanya.

Jimin mencari tombol lampu. Saat lampunya sudah di nyalakan. SURPRISE! Jimin terkejut. Tiba-tiba suara terompet terdengar begitu kencang.

"Saengil Chukkae Hamnida2x" Terik J-Hope, Taehyung dan Jungkook.
"Ada apa ini?" Tanya Jimin yang masih tak mengerti.
"Selamat tambah umur yang ke 23 tahun chim-chim" Ucap Suga hyung yang tiba-tiba bersikap manis karena biasanya pedas.

Jimin melihat ponselnya, ya benar hari ini adalah hari ulang tahunnya yang ke-23 tahun. Pantas Eommanya tadi membawakan banyak makanan. Jimin terharu. Ternyata tidak hanya orang rumah saja yang ingat ternyata teman satu anggotanya ingat juga.

"Hyaaa darimana kalian tahu?" Tanya Jimin. "Apa sih yang tidak kami ketahui tentangmu?" Taehyung merangkul Jimin. "Tiup lilinnya tiup lilinnya!" Teriak Namjoon sang leader.
...
Semua member BTS duduk di ruang tengah merayakan ulang tahun Jimin. Banyak makanan yang sudah ada di meja. Makanan buatan Jin sang koki dan makanan yang di bawa Jimin, buatan ibunya.
"Selamat makan!" Teriak Taehyung.

"Ayo ayo kita habiskan semuanya" ucap Suga.
Semuanya langsung mengambil banyak makanan yang ada di meja.

"Jimin kau habis dari rumah sakit?" Tanya Jin di sela sela mereka makan. "Iya hyung aku merindukan ayahku",

"Tenang Jimin-ni ayahmu pasti sudah bangga kau bergabung disini" ucap J-Hope. "Iya benar" Jungkook setuju.
"Iyaaa aku yakin, tapi aku sangat sayang ayahku" Jimin tersenyum miris.

Nam Joon merangkul Jimin. "Sudahlah, Ayahmu pasti bangga dan dia sudah tenang disana Jimin-ah, sekarang kau harus mendoakannya yang terbaik. Sekarang lihatlah, kami disini ada untukmu dan Eommamu adikmu selalu ada untukmu juga, jagalah baik-baik dan buatlah bangga orang-orang tersayang di sekitarmu" Namjoon menasehati panjang lebar. "Baiklah, aku akan selalu menjaga orang-orang tersayang di sekitarku, aku janji".

Taehyung melahap semua udang goreng dan menyisakan hanya satu saja. Dan itupun kecil.

"Hya Taehyung-ah kau rakus sekali! Dasar alien rakus! Ucap Suga frontal. Taehyung melirik pedas ke arah Suga. Suga tetap cuek lalu mengambil makanan lain.

"Sudah kubilang aku ini tidak mau di panggil alien, hyung-_-" Taehyung mendengus kesal. J-Hope hanya cengar-cangir sendiri melihatnya sambil menepuk-nepuk sabar pundak Taenyung.
...
Sheera sekarang berada di kamarnya. Kamar 406. Dia sedang membaca buku sambil memakan buah pisang di tangannya.

"Sheera-ah" Sheera melihat dari pintu kamarnya, ternyata kakaknya dan pacarnya datang mengunjunginya.

"Oppa!!" Teriak Sheeraa.
"Kau sedang apa?" Tanya pacar oppanya.
"Sedang membaca majalah tentang profil BTS Eonnie" Jawab Sheera tersenyum.
"Ini oppa dan Ha Ra Eonnie membawakan banyak makanan dan juga persediaan buah, oppa taruh kulkas dulu ya" Oppanyaa berjalan menuju kulkas kecil di samping tempat tidur Sheera.
"Kau suka sekali BTS ya Sheera?" Tanya Ha Ra Eonnie.
"Suka sekali Eonnie, aku ingin melihat muka mereka, aku bosan melihat muka dokter terus disini" Keluh Sheera.

Ha Ra tertawa mendengarnya.
"Hemm tapi kemarin aku menabrak seseorang, dia mirip sekali dengan anggota BTS yang namanya Park Jimin, dia ke rumah sakit ini" Sheera mengingat-ngingat tentang kejadian dia menabrak Jimin.
"Benarkah?" Tanya Ha Ra.

"Iyaa, sepertinya iya, aku tidak mungkin salah liat kan atau aku hanya berhalusinasi?" Sheera berpikir keras.

"Kau sedang berhalusinasi karena kau terlalu mengidolakan mereka!" Jawab Seo Joon Oppanya.
"Yaahh oppa jahat, aku kan ingin bertemu dengan mereka tau!"

"Hahahahha, kau taruh saja majalahmu di bawa bantalmu, berdoa supaya  mereka keluar dari majalahmu!"
"Saran yang buruk!" Sheera mengerucut.
Ha Ra tertawa melihat persebatan pacarnya dan adiknya itu. Tidak penting tapi menggemaskan.

Skip

Jimin duduk sendirian di ruang latihan. Dia melamun sendiri. Seketika dia teringat Sheera yang ia temui kemarin di rumah sakit.
"Sheera.... ehmm" dia bergumam sendiri. "Siapa itu sheera?" Jimin tersentak kaget begitu menyadari ada yang mendengarkan gumamamnya. "Taehyung-ah kau mengagetkanku saja tau!"

Taehyung duduk di samping Jimin. "Siapa Sheera?" Tanya Taehyung menyelidik. "Ehm bukan siapa-siapa" Jawab Jimin salah tingkah. Dia tidak ingin yang lain tau untuk saat ini. "Kenapa mukamu salah tingkah begitu? Aaaa dia pasti pacarmu?" Tanya Taehyung asal. Jimin menoleh cepat dan memasang muka terkejut ke arah Taehyung. "Pacar? Bukan lah, baru bertemu kemarin di rumah sakit masa di anggap pacar" Jimun keceplosan lalu menutup mulutnya. "Kemarin ? di rumah sakit? Aaa ketahuan!" Taehyung senyum-senyum sendiri.

Jimin yang merasa terpergoki langsung menggelitik perut Taehyung. "Aww Jimini-ni!!! Jangan, maaf maaf!!!" ronta Taehyung.

Skip

Sheera duduk di kursi taman Rumah Sakit. Sekarang dia sedang sibuk dengan ponselnya untuk menonton MV dan reality show dari BTS. Sesaat dia terkikik sendiri melihatnya.

"Hahaha, Kookie kau polos sekali" Ucap Sheera.

Tiba-tiba seseorang memanggilnya.

"Sheera?" Sheera mendongak ke atas. "Kau?" Tanya Sheera sambil menunjuk dengan jarinya.

"Kemarin yang kau tabrak" Jawab Jimin yang sekarang sudah berada di depan Sheraa.

Sheera menelusuri dari atas sampai bawah. Dia benar-benar ingin memastikan apakah dia benar anggota BTS yang bernama Park Jimin.

Jimin merasa bingung saat Sheera menyelidikinya. "Kenapa?" Tanya Jimin.

"Aaahh tidak, hanya saja, kau sangat mirip dengan Park Jimin anggota BTS yang terkenal itu, aku hanya memastikan apakah kau benar dia atau bukan? Kau mirip sekali!" Ucap Sheera menjelaskan.

Jimin menaikan alisnya. "Kau suka BTS?" Tanyanya. "Iya! Aku suka sekali dengan mereka, kau tau... aku ingin bertemu mereka aaaa" Sheera histeris sendiri. Jimin tersenyum kecil lalu mengambil posisi duduk di samping Sheera.
"Namaku Jimin" Jimin mengulurkan tangannya. Sheera tersentak sesaat. "Jimin? Jangan-jangan kau...", "ssst diam, nanti banyak yang tahu", Sheera terdiam sesaat. "Kau Sheera?" Tanya Jimin. Sheera masih terpaku tanpa berkedip melihat Jimin. "Hyaaa hei sadarlah," Jimin melambaikan tangan ke depan muka Sheera. Sheera langsung membalas uluran tangan Jimin dengan kencang. "A-aku Sheera! Sheera!" Sheera histeris sendiri. Jimin tertawa lucu melihat Sheera dengan mukanya yang putih itu tampak menggemaskan karena senang bertemu dengannya.

"Memang benar, aku tidak berhalusinasi, memang kau ini Jimin Anggota BTS itu aaa","Siapa yang bilang kau halusinasi? Kenapa baru sadar sekarang? Hahaa" Tanya Jimin. "Oppaku yang bilang, dia selalu jahat. Iya aku pada saat itu tidak sadar karena terlalu malu saat menabrak orang wkwk maafkan aku Park Jimin" Sheera senyum-senyum sendiri.

Sheraa sedang mengobrol dengan salah satu anggota BTS yang terkenal! Siapa yang tak senang?.
...
Sheera dan Jimin mengobrol di taman. Sheera menceritakan bagaimana dia bisa sangat suka dengan BTS itu. Dia sampai menggebu-nggebu dan sepertinya tidak bernafas.

Jimin yang mendengarnya sesekali terharu sesekali tertawa. Ternyata dia bertemu dengan seseorang gadis yang sangat mengidolakan Grupnya. Gadis yang dia bilang cantik yang sekarang sedang duduk disampingnya.

"Wahh kau sangat tau kami Sheera-ah" ucap Jimin. "Itu jelas! Karena aku adalah fans kalian! Hihi",
Jimin tersenyum kecil.

"Hem kau kenapa ada di rumah sakit Sheera?" Tanya Jimin. Sheera yang tadinya sumringah lalu ekspresinya berubah menjadi datar. Dia menghembuskan nafas dan menjawab pertanyaan Jimin.

"Hem tidak apa kok, aku hanya senang disini, makanya aku disini" Jawab Sheera asal dengan senyuman paksanya.

"Kenapa suka rumah sakit? Aku juga suka rumah sakit gara-gara seseorang" Ucap Jimin. Membuat Sheera dag dig dug.

"Suka rumah sakit?" Tanya Sheera terbata-bata. "Iya karena ayahku seminggu yang lalu meninggal disini, aku merindukannya jadi setiap ada waktu kosong atau liburan aku kesini ke kamar ayahku dulu, kamar 301" Jimin menjelaskan.

Sheera yang tadinya panas dingin seketika lumer begitu mendengarkan penjelasan Jimin. Dia sudah sangat kepedean. "Ayahmu meninggal? Karena apa? Aah maafkah aku, aku jadi lancang tanya begini" Sheera menyesal, tapi Jimin menanggapi dengan senyumannya.

"Tidak apa, ayahku meninggal karena terkena kanker otak", Sheraa merasa jantungnya berhenti ketika mendengarnya. Seketika terserang pusing yang hebat Sheera memegangi kepalanya. "Hei kau kenapa?" Jimin yang melihat Sheera sedang memegangi kepalanya dengan kedua tanganya merasa cemas. "Tolong bawa aku ke kamarku, kepalaku sakit, Jusseyo" Sheraa meminta kepada Jimin untuk membawa Sheraa ke kamarnya.

Jimin mencoba membantu Sheera berdiri dari kursi, namun sepertinya Sheraa tidak kuat untuk berjalan, lalu tanpa babibu Jimin menggendong Sheraa dan membawa dengan cepat ke kamarnya. "Kamar 406", Ucap Sheraa Lirih. Jimin mengangguk mengerti. Dia berlari cepat sambil menggendong Sheraa yang sekarang sudah lemah.

Skip

"Hyung, Jimin-Hyung belum pulang ke Seoul?" Tanya Jungkook ke Taehyung. Taehyung melihat jamnya. "Iya, belum pulang, padahal sudah sore, bis terakhir pukul 5 nanti, sekarang sudah setengah 5, bahkan dia tidak memberi kabar?”
"Wah iya, dia belum memberi kabar sama sekali, kemana dia ya hyung?"
“Mungkin karena dia” Taehyung bergumam sendiri.
“Dia siapa hyung?” Tanya Jungkook.
“Tidak kook, ayo keluar temani aku cari makan”

Taehyung berdiri dari kursi lalu mengambil jaketnya. “Apa Jin-hyung tidak memasak?”,”Kau tau kan, para hyung sedang berbelanja dari siang, mereka melupakan para maknae linenya”

”Aaahhh iya aku baru ingat”

Taehyung dan Jungkook keluar dari dorm bermaksud cari makan di luar. Para hyungnya sedang asik berbelanja sendiri di luar meninggalkan mereka berdua, sebenarnya bertiga, dikarenakan Jimin yang entah kemana perginya jadi mereka cari makan berdua. Kasihan.

Sheraa sudah terbaring di kamarnya. Kata Dokter dia terkena shocck mendadak. Dan, sepertinya agak tertekan. Dokter menyarankan agar Sheraa beristirahat sampai besok pagi di kamarnya.

Jimin duduk di samping kasur Sheraa. Dia memandang Sheraa yang sekarang sedang tertidur. Mukanya pucat.

Jimin melihat jamnya. Ternyata sudah pukul 5 sore. “Ahhh bis ke seoul!” Jimin berlari ke pintu keluar. lalu dia berhenti sejenak. Sudah lewat pukul 5 pasti bis sudah tidak ada. Jimin memutar badannya lalu melihat Sheraa. “Baiklah, aku akan disini sampai besok pagi” Jimin kembali duduk di samping kasur Sheraa.
...
Pukul 3 dini hari, Sheraa terbangun. Di bangun dan melihat Jimin tertidur di samping kasurnya. Dia menatap Jimin lama. Di memandang wajahnya yang sedang tertidur pulas itu.”Dia tidak pulang?”, Tanya Sheraa dalam hati. Lalu, dia bergumam sendiri “Tampan” Sheraa cepat-cepat menepuk pipinya dengan kedua tangannya. “Aaahh aku tidak mungkin suka dengannya, dia kan artis terkenal, apalah aku yang penyakitan begini” Sheraa menutup mukanya dengan selimut.

Satu jam berlalu, kali ini Jimin yang terbangun. Dia meregangkan kedua tangannya ke atas. Dia sudah tertidur cukup lama disini. Dia melihat Sheraa yang sekarang tertidur dengan setengah mukanya tertutupi oleh selimut.

“Menggemaskan” Ucap Jimin.

Skip

Kakak Sheraa berlari menuju kamar 406. Dia khawatir dengan Sheraa yang katanya kemarin pingsan di taman.

“Sheraa-ah!” Panggil kakaknya begitu dia masuk ke kamar Sheraa. Sheraa sedang mencoba makan pagi dengan bubur. Dia makan dengan di bantu Jimin.

“Pagi kak!” Ucap Sheraa tersenyum.

Kakaknya langsung mendekati Sheraa lalu memegang wajah Sheraa.

“Kau tidak apa-apa kan? Kau baik-baik saja?”

“Ew-ya-kwgak” Ucap Sheraa tidak jelas karena kakaknya memegang wajahnya sampai membuat mulutnya monyong.

“Syukurlah”

“Anneyonghaseo” Jimin menyapa kakak Sheraa saat kakak Sheraa melihat ke arahnya.

“Kenalkan kak, dia Jimin”

Kakaknya bingung, lalu akhirnya menyapa Jimin.

“Anneyong, aku Jun Ho kakak Sheraa”

“Hya kak, kenapa kau kesini? Kau tidak kerja?”

“Hei, aku mendapat kabar dari dokter kau pingsan kemarin, siapa yang tidak cemas? Kerja nanti saja lah, yang terpenting itu kau”

“Aahhh Dokter Kim!” Geram Sheraa.

Skip

Jimin berpamitan dengan Sheraa dan kakaknya setelah semalaman menginap.

“Hati-hati park Jimin!” Teriak Sheraa sambil melambaikan tangan. Di ikuti kakaknya yang tersenyum juga.

“Dah Sheraa sampai bertemu kembali!”

Jimin keluar dari rumah sakit. Dia berlari menuju halte bis. Dia duduk sambil menunggu bis lewat. Dia membuka ponselnya. Lalu melihat foto Sheraa yang sedang tertidur dengan mukanya yang tertutup selimut sebagian. Bagi Jimin itu menggemaskan. Dia terkekeh pelan.

Ada pesan masuk di ponsel Jimin.

From : Jungkook

Jimin Hyung pulanglah, boghosipo-yo

Jimin membaca pesan itu antara geli dan jijik.

“Hyaa, aku akan pulang, bis belum datang” Jimin mengetik pesan untuk Jungkook.

Jimin menepuk dahinya. “Oya! Aku bahkan tidak memberi kabar mereka, gawat”

Skip

“Hei itu yang kamu maksud Park Jimin anggota BTS?”

“Eh iya Oppa, tampan ya?”

“Ehm masih tampanan Oppa tau”

“Tidak! Tampanan dia!”

“Tidak ada yang tampan selain oppa”

“Baiklah terserah kau oppa haha” Sheraa tertawa garing.

Jun Ho mengacak rambut adiknya itu.

“Ahh oppa rambutku rontok nanti”

“Kenapa dia datang kerumah sakit ini?”

“Dia rindu ayahnya yang sudah meninggal oppa”

“Meninggal?”
“Iya ayahnya meninggal seminggu yang lalu karena kanker otak”

Sheraa menjelaskan perlahan dengan sangat menghayati.

Jun Ho terdiam lalu memeluk adiknya itu. “Opp-“, “Sheraa! Oppa menyayangimu!” Jun Ho semakin memeluk dengan erat adiknya itu.

Skip

Jimin masuk ke dormnya. Dia kaget ketika semua member sedang tepat berada di depan pintu persis. Mereka memasang tampang seram semua, bahkan Jungkook juga. Jimin melihatnya bingung dan takut-takut. “Ada apa?” Tanya Jimin penasaran dan dia langsung di tarik oleh Jin hyung masuk dan di dudukan ke kursi ruang tengah.

Semua duduk melingkari Jimin. Mereka seperti ingin mengintrogasinya.

“Kau kemana saja kemarin? Tanya Suga dengan muka sok ganasnya.

“Iya, semalaman tidak pulang” Ucap Nam Joon.

Jimin menatap lantai, dia bingung harus menjelaskan bagaimana dia tidak pulang semalaman.

Taehyung melihat Jimin kasihan. Dia tau apa yang sebenarnya, namun biar Jimin saja yang menjelaskannya.

“Jadi begini, kemarin aku tidak pulang karena di rumah sakit ada yang pingsan, dia pusing kepala hebat dia memohon untuk minta di antar ke kamarnya, aku tidak tega jadi aku tolong, muka dia sudah pucat pasi, jadi aku berlari menggendongnya” Jimin mencoba menjelaskan.

“Siapa dia?”

Jimin menengok ke J-hope. “D-dia...”

‘Sheraa” Ceplos Taehyung. Jimin melirik kaget ke arah Taehyung.

“Sheraa? Seperti nama perempuan, jangan-jangan kau kencan?” Tanya Nam Joon.

“Tidak, aku tidak berkencan, aku tidak sengaja bertemu dengannya saat 2 hari yang lalu aku rumah sakit Daegu, dia menabrakku, lalu ada dokter yang memanggil dia Sheraa, dan ternyata memang benar dia bernama Sheraa”

Semua member yang tadi memasang muka ganasnya sekarang meredup. Mereka ingin mendengar penjelasan Jimin lebih lanjut. Mereka sebenarnya khawatir, takut terjadi apa-apa dengannya.

“Lalu Sheraa kenapa pingsan?”

“Dia terkena shock ringan dan mungkin agak tertekan. Dia langsung pusing kepala ketika aku menceritakan tentang ayahku yang meninggal karena kanker otak”

“Benarkah? Apa Sheraa salah satu pasien disana?” Tanya Jin

“Benar, dia adalah pasien, dia memakai baju pasien”

Skip

Siang itu Sheera sedang asik menonton tv yang ada di depan dekat pintu masuk ke dalam rumah sakit. Dia bosan di kamar jadi dia terkadag suka menonton tv sendirian disini. Terkadang ada dokter atau perawat yang menemaninya.

Sheera melihat sekitar, siapa tau ada Jimin datang lagi. Tapi,ternyata tidak. Dia memandang ponselnya. “Ahh kenapa aku tidak meminta nomor ponselnya ya? ehm. Tapi kata dia, dia akan sering kesini kalau ada waktu luang, mungkin besok aku bisa bertemu dengannya” Sheraa berbicara sendiri. Dia berharap Jimin datang lagi.

Jimin sedang duduk di depan tv menunggu jam latihan di mulai. Jungkook datang dan mneghampiri.

“Hyung kau tidak kerumah sakit?” Tanya Jungkook tiba-tiba.

“Aahh tidak, mungkin besok, kenapa?”

“Kau tidak rindu Sheraa?”

“Hyaa, latihan dulu disini, kalau ada waktu aku kesana kok” Jawab Jimin dengan nada salah tingkah.

“Mukamu merah hyung” . Jimin langsung memegangi mukanya. Lalu, dia memukul Jungkook.

“Hush hush sana pergi-pergi!” Usir Jimin.

Taehyung datang dengan J-hope membawa beberapa snack ringan.

“Yah Jungkook sudah di usir malah datang biangkerok selanjutnya”

J-hope dan Taehyung melihat Jimin aneh.

“Oh ya Jimin-ah, kau tidak kerumah sakit?” Tanya Taehyung. Lagi-lagi pertanyaan yang sama.

“Tidak, aku kan ingin latihan dulu disini” Jawab Jimin cuek sambil melihat layar ponselnya.

“Siapa tau kau ingin kesana, latihan kan nanti sore, ini masih siang” Jawab J-hope. Jimin sebenarnya ingin kerumah sakit, selain ke kamar ayahnya ia juga ingin bertemu Sheraa. Namun, dia ingin di Dorm dulu setelah semalaman kemarin tidak pulang, ia tidak enak dengan para hyungnya. Mereka khawatir.

Jimin melamun, ia terus memandangi layar ponselnya yang sekarang ia ganti dengan walpaper foto Sheraa yang sedang tertidur, entah kenapa dia tiba-tiba merindukannya.

Taehyung tiba-tiba mengambil ponsel Jimin tanap izin, karena dia daritadi melihat Jimin tersenyum sendiri memandang ponselnya sendiri. “KYAAA TAEHYUNG-AH” Teriak Jimin. Taehyung melihat ponsel Jimin dan melihat Walpapernya.

“INI SIAPA?” teriak taehyung sok histeris. Karena saking hebohnya J-hope melihatnya juga, Jungkook yang ada di kamarnya lalu berlari menuju ruang tengah karena kehebohan Taehyung.

“Ada apa hyung?” Tanya Jungkook

Jimin berusaha mengambil ponsel lari tangan Taehyung. Taehyung melemparkan ponsel Jimin ke Jungkook, Jungkook menangkapnya. “Liat kook, liat walpapernya!”, Taehyung menyuruh Jungkook untuk melihat walpaper ponsel Jimin. “Siapa ini? Sheraa?” Tanya Jungkook polos.

Jimin kesal dia berlari ke arah Jungkook. Lalu, Jungkook melempar ponsel Jimin ke arah J-hope. Hap, terjadilah lempar-lemparan ponsel Jimin. Jimin seperti singa yang sedang menangkap mangsanya.

Sampai pada akhirnya.

PLUNG, ponsel Jimin masuk ke dalam tong sampah yang penuh dengan sampah yang lembek. Taehyung, J-hope dan Jungkook menganga melihatnya.

Jimin kesal lalu berteriak. “AARRRGHH KALIAN!!”

Skip

Pagi hari ini Sheraa akan menjalani pemeriksaan Ct-Scan. Dimana kepala Sheraa yang akan di Scan. Sheraa di temani oleh Dokter Kim, Dokter yang sudah lama merawat Sheraa di rumah sakit ini.

Sheraa berada di rumah sakit ini sudah sejak SMA. Dia berhenti sekolah saat akan naik ke kelas 12. Karena dia sering pingsan saat pelajaran dan itu hampir setiap hari, jadi orang tua Sheraa memutuskan Sheraa untuk keluar dari sekolahnya dan di rawat di rumah sakit.

Teman-teman Sheraa sangat sedih ketika Sheraa memutuskan untuk keluar dari sekolah. Sheraa juga sangat sedih. Dia harus meninggalkan teman-temannya dan harus tinggal di Rumah Sakit.

Akhirnya, selama 2 tahun Sheraa di rawat di Rumah Sakit Daegu. Dan, selama itulah Sheraa sudah bertahan. Terkadang kalau hari libur, teman-teman dari SMAnya dulu datang menjenguknya.

Sheraa sudah siap di meja pemeriksaan untuk pemeriksaan Ct-Scannya.
...

Setelah selesai pemeriksaan, Sheraa di antar oleh Dokter Kim ke kamarnya.

“Terimakasih dokter” Ucap Sheraa sambil duduk di ranjangnya.

“Sama-sama Sheraa-ah, istirahatlah sebentar, saya akan kesini lagi 1 jam lagi memberimu obat”

“Hem baiklah Dokter”

Dokter Kim keluar dari kamar Sheraa.

Sheraa terbaring lalu memandang ke langit-langit kamarnya. “Aahhh Park Jimin, kenapa aku merindukanmu?”

Lalu, seseorang datang ke kamar Sheraa. Jimin datang dengan membawa boneka lumba-lumba.

Sheraa terkejut dan langsung sumingrah. “Park Jimin!!!” Teriak Sheraa.

“Hai Sheraa! ini aku bawakan boneka lumba-lumba dan sedikit makanan kecil” Jimin memberikan boneka lumba-lumba itu dan menaruh makanannya di meja samping tempat tidur Sheraa.

“Ah ini lucu sekali!! Aku suka, terimakasih Park Jimin!” Sheraa memeluk boneka itu. dia senang sekali.

“Ahh maaf kemarin aku tidak bisa ke rumah sakit, aku ada latihan kemarin”

“Latihan? Oh ya aku lupa, kau kan anggota BTS, pasti sering berlatih ya untuk konser? Ah kapan itu?”

“Iya, aku berlatih keras untuk konser sebulan lagi Sheraa-ah”

Sheraa terkejut ketika mendengar sebulan lagi BTS konser, dia sangat berharap bisa menonton mereka.

“Kenapa Sheraa? kenapa melamun?” Tanya Jimin.

“Aahhh, aku ingin menonton konser kalian!”
“Ayo nonton! ada di Daegu sepertinya, tapi sebelum konser ada Fansign, kau datang ya, 2 hari sebelum konser, aku akan memberikanmu tiket gratis masuk Fansign”

“Baiklah, aku akan berusaha untuk datang” Sheraa tersenyum tipis.

“Oh iya, mau jalan-jalan sebentar?” Jimin mengajak Sheraa untuk pergi jalan-jalan sebentar mencari angin. Sheraa mengangguk setuju.

“Tapi sebentar saja ya Park Jimin, sejam lagi Dokterku akan ke kamarku untuk memberiku obat”

“Baiklah Sheera, ayo kita pergi!” Jimin menggandeng tangan Sheraa. Sheraa dag dig dug melihat Jimin yang sudah menggenggam tangannya.

Jimin dan Sheraa jalan-jalan di taman yang ada di depan Rumah Sakit. Pagi yang menjelang siang ini terasa begitu cerah. Langit biru sudah membentang luas di atas sana.

“Waahhh segarnya di luar!” Sheraa menghirup udara lalu menghembuskannya lagi.

“Hem benar!” Jimin meniru Sheraa menghirup udara lalu menghembuskannya lagi.

Mereka berdiri di sebuah jembatan kecil. Mereka melihat ke bawah, ada sungai kecil yang tampaknya banyak ikan-ikan kecil.

“Park Jimin, apa kau senang menjadi artis?” Tanya Sheraa tiba-tiba. Jimin menoleh ke arah Sheraa.

“Senang sekali, karena itu impian sejak kecil”

“Begitu ya, senangnya ya kau punya impian”

“Kalau kau Sheraa? apa impianmu?”

“Impianku? Aku tidak punya impian. Tapi aku punya 1 keinginan, aku ingin di lahirkan kembali”

Jawab Sheraa sambil memandang ikan-ikan yang sedang berenang di sungai kecil yang jernih itu.

Jimin memandangnya bingung. Lalu memegang kepala Sheraa. “Aku juga ingin di lahirkan kembali agar aku masih bisa melihat ayahku” Jimin tersenyum.

“Aku ingin sembuh” Ucap Sheraa lirih.

Skip

Singkatnya, Jimin dan Sheraa sering sekali bertemu. Jimin selalu menyempatkan waktunya untuk bertemu Sheraa.
Bahkan Jimin memberi nomor ponselnya kepada Sheraa agar Sheraa bisa menghubunginya bila Jimin tak kerumah sakit. Sheraa senang sekali. Ia mendapat nomor artis.
...

“Kankernya mulai menyebar ke paru-paru, dia harus melakukan kemoterapi, untuk memperpanjang umurnya” Dokter Kim menjelaskan kepada Ibu Sheraa.

“Kemoterapi lagi? Tapi dia sudah lama tak melakukan kemoterapi Dokter”

“Ya memang, tapi karena kankernya sekarang sudah merambah menuju paru-paru, saya rasa itu adalah pilihan terbaik, agar Sheraa bisa memperpanjang umurnya”

Ibu Sheraa sedih begitu juga kakaknya. Sheraa sudah menderita meningitis atau radang selaput otak sejak SMA. Dan, sudah 2 tahun lamanya Sheraa bertahan hidup. Ibunya tidak akan rela bila Sheraa akan mengakhiri hidupnya sebentar lagi.

Jun Ho memeluk Eommanya yang sekarang sedang terisak.

...

Sheraa tak sengaja mendengarkan percakapan mereka. Dia berlari kencang keluar Rumah Sakit.

“Kenapa hidup ini tidak adil?” Gumam Sheraa dalam hati. Dia begitu sedih saat umurnya sudah tinggal sebulan lagi. Air matanya keluar sendiri.

Skip

Jimin mencoba untuk menelpon Sheraa. Hari ini Jimin mengajak semua member BTS untuk bertemu dengan Sheraa.

Namun, telpon tidak kunjung di angkat oleh Sheraa. Terdengar bunyi tut tut terus.

“Kenapa Hyung? Apa Sheraa tak mengangkatnya?” Tanya Jungkook. Saat ini mereka telah menaiki bis menuju Daegu.

“Tidak, dia kemana ya? sambungan terputus terus.

“Dia tau kalau kita kesana?” Tanya Jin.

“Tidak, ini kejutan”

15 menit lagi mereka sampai di Daegu.

Sheraa melamun di kursi taman yang pernah ia duduki bersama Jimin. Seketika dia merindukan Jimin. Jimin selalu ke rumah sakit menghiburnya. Dia nyaman dengan Jimin. Ia ingin menyukainya namun harapan itu pupus saat tau kalau umurnya sudah tidak lama lagi.

Dia menutup mukanya dengan kedua tangannya.

Tiba-tiba ada yang menepuk pundak Shera. Shera mendongak, ah ternyata Jimin dan semua anggota BTS. Sheera terkesima sendiri.

“Hai sheraa!” Sapa Taehyung sambil tersenyum imut melambaikan tangan ke arahnya.

“Hai” balas Sheraa tersenyum.

J-hope mengambil posisi duduk di sebelah Sheraa lalu merangkul Sheraa. “Hai Sheraa-ah, kau tau siapa aku?”,”Tau! Kau adalah Jung Hoseok yang biasanya di panggil J-hope, hai Oppa” Sheraa tersenyum kearah J-hope.

Jimin yang melihatnya terasa ada api yang membakar tubuhnya. Dia langsung mengusir J-hope dari samping Sheraa. “Hyaa Jimin-ah dasar tidak sopan!” Teriak J-hope.

“Ahhh sepertinya ada yang cemburu hyung!” Teriak Jungkook.

“Wow wow cemburu!!” Jin menggoda Jimin.

“Dasar bocah, sudah main kencan saja” Seperti biasa Suga asal ceplos tanpa dipikir.

Muka Jimin memerah. Apalagi Sheraa yang sekarang sudah dag dig dug tak karuan.

“Kyaa kalian, aku tidak sedang berkencan, berhentilah menggodaku!” Keluh Jimin kesal.

Semua member tertawa. Begitu juga Sheraa tertawa kecil. Dia senang semua member BTS ada disini. Ternyata mereka baik dan ramah.

Member BTS itu mengajak Sheraa jalan-jalan keliling kota sebentar. Setelah mati-matian Sheraa meminta izin ke Dokternya akhirnya di izinkan juga asal tidak melebihi 2 jam pergi dari rumah sakit, takut terjadi apa-apa.

Setelah mendapat izin, Sheraa dan member BTS itu jalan-jalan keliling kota, banyak canda dan tawa selama jalan-jalan itu.

Mereka berhenti ketika menemukan photobox. “Ayo kita foto dulu bersama!” Ajak Jungkook.

Mereka memasuki photobox yang kecil itu, untungnya 8 orang bisa masuk ke dalamnya.

Cekrek cekrek. Jadilah beberapa foto dengan berbagai macam gaya.
“Liat ini Suga-hyung tidak ada ekspresinya sama sekali!” Ucap Taehyung.

“Daripada kau, muka seperti alien, lihat tuh yang lain tersenyum kau bergaya muka jelek”

“Aahhhh liat lah ini Jimin merangkul Sheraa!” J-hope menggoda Jimin.

“Hei itu bukan tanganku, itu tangan Taehyung!”

“Tanganku ada disini tuh!”

Sheraa tertawa melihat tingkah mereka. Dia bahagia di saat-saat terakhir umurnya. Dia bisa pergi dengan idola favoritnya itu.

Skip

“Terimakasih” Ucap Sheraa senang. Saat ini dia sudah berada di kamarnya masih bersama anggota BTS.

“Sama-sama Sheraa-ah” Jawab Jin sambil tersenyum.

“Sini-sini Jimin dan Sheraa foto dulu!” Perintah Suga.

“Iya kalian foto berdua dulu!”

Jimin yang merasa terpojokan akibat para hyungnya menyuruhnya untuk berfoto berdua dengan Sheraa, akhirnya dia lakukan. Sebenarnya dia sangat malu. Begitu juga Sheraa, dia sudah dag dig dug tak karuan.

1,2,3!! Cheese.

“Ayo giliran semuanya. Kita selfie!” Suga sudah mempersiapkan ponselnya untuk berfoto bersama.

“Sekarang ayo kita buat video sambil menyanyikan lagu kita 2! 3!” Ucap Jimin.

Mereka semua termasuk Sheraa membuat video. Sheera sesekali tertawa terbahak karena ulah Taehyung yang menggemaskan itu.

Sebelum Jimin dan para anggota BTS itu pulang. Mereka meminta Sheraa datang ke fansign mereka besok sebelum konser.

“Sheraa kau harus datang ke fansign kami besok ya!”

“Dan, konser kami!” Teriak Jungkook.

Sheraa mengangguk cepat. Aku harap aku bisa datang.

“Kami pulang dulu, daaaaaah Sheraa!” Pamit Taehyung sambil melambaikan tangannya.

“Hati-hati kalian! Terimakasih untuk pagi ini!” teriak Sheraa.

Skip

Sheraa melihat foto-foto hasil dia jalan-jalan dengan anggota BTS itu. Dia terkikik sendiri melihat gaya-gaya mereka yang lucu dan aneh. Terutama Kim Taehyung, dia sangat aneh.

Dia lalu memandang foto photobox dia dengan Jimin yang berada di depan sendiri. Dia rasa yang merangkulnya adalah Jimin, tapi Jimin tak mengakuinya. Sheraa senyum-senyum sendiri dan malu.

...

“Jimin-ni, kau tidak tau Sheraa sakit apa?” Tanya Jin tiba-tiba.

Jimin menoleh ke Hyungnya itu saat sedang melahap lauk makan malamnya.

“Aku tidak pernah tanya Hyung”

“Yaa, kenapa? Kau kan sudah sekat sekali dengan dia” Ucap Suga.

“Tidak enak saja tanya begitu, apalagi dia pernah shock begitu”

“Hem benar juga” Ucap Namjoon

“Tapi aku pernah dia mengucapkan seuatu, sangat pelan saat kami jalan-jalan di taman”

“Kata-kata?”

“Iya, dia seperti mengucapkan dia ingin sembuh. Sebelumnya dia bilang, dia tidak punya impian dan dia punya ! keinginan untuk di lahirkan kembali, dia mengucapkannya sambil tersenyum, dan aku tau itu senyuman sedih dan sok tegar” Jimin menjelaskan.

“Jimin-ah, sepertinya dia sakit parah” Jungkook mencoba menebak sambil mengunyah mie di mulutnya.

Jimin menoleh ke arah Jungkook. “Sakit parah?”

“Ya sakit parah. Biasanya orang-orang yang terkena penyakit yang parah, contoh kanker dia akan mengucapkan sesuatu yang aneh, kata-kata yang aneh” Jawab Jin

Jimin agak terkejut mendengarnya, bagaimana bisa Sheraa terkena penyakit parah? Dia terlihat sehat dan biasa saja. Apa mungkin Jimin tak menyadarinya? Dia begitu bodoh pikirnya.

“Jimin-ah kenapa melamun?” Tanya Taehyung

“Aku tidak percaya kalau dia terkena kanker atau penyakit parah atau semacamnya, dia itu biasa saja dan terlihat ceria setiap kali aku bertemu dengannya”

“Kan sudah aku bilang, dia itu sok tegar, dia tidak mau orang sekitarnya terlihat cemas” Jelas Jin.

Jimin lalu berdiri dan menuju kamarnya.

“Jimin-ah, mau kemana?”

Jimin masuk ke kamarnya lalu mengambil ponselnya, membuka kontak lalu mencari nama Sheraa dan menelponnya.

“Halo! Park Jimin!” Teriak Sheraa dari sebrang sana.

“Hai Sheraa!” Jimin tersenyum sendiri.

“Ada apa menelponku?”

“Ehhmm” Jimin bingung karena dia tiba-tiba menelpon Sheraa. “Aahh, sedang apa kau Sheraa?”

“Aku sedang menonton tv di depan”

“Kenapa kau tidak istirahat saja?”

“Aah aku bosan, aku ingin mencari hiburan, jadi aku menonton tv”

“Kau sudah makan?”

“Sudah

“Minum obat?”

“Belum, aku menunggu di perintah Dokterku nanti mungkin”

Jimin jadi banyak tanya. Sekarang dia benar-benar ingin tau keadaan Sheraa, karena dia takut kalau Sheraa benar-benar terkena penyakit parah.

“Kau tidur saja sekarang ya! ini perintah anggota BTS!” Jimin memeperkeras suaranya.

“Kenapa? Aku bosan” Ucap Sheraa yang bingung kenapa tiba-tiba Jimin berkata keras seperti Ibunya bila menyuruhnya istirahat.

“Cepat!”

“Hei baiklah aku sedang berdiri dan menuju kamarku”

“Baguslah, aku tunggu kau di kamarmu!”

Tiba-tiba Bruk. Sheraa jatuh pingsan karena terserang pusing mendadak lagi.

“Hyaa Sheraa-ah kau kenapa!!! Halo halo!!” Teriak Jimin.

Sheraa terus memegangi kepalanya, dia benar-benar pusing.

“Dokter ada yang pingsan!, Sheraa pingsan!!” Teriak seseorang disana. Seketika di sebrang sana terlihat ramai.

“Ayo cepat bawa ke ruang gawat darurat sekarang!”

Jimin yang mendengarnya begitu terkejut, Sheraa pingsan. Jimin menggigiti kukunya, dia benar-benar ingin ke rumah sakit Daegu sekarang juga.

“Dok, sepertinya penyakitnya kambuh, dan sepertinya sudah semakin parah”

“Benar, dia harus cepat-cepat di Kemoterapi minggu depan, tolong hubungi keluarganya sekarang”

Deg. Jimin tak sengaja mendengar itu. Jimin terduduk lemas di kasurnya.

“Sheraa, kemoterapi? Dia sakit parah?” Jimin lemas lalu ponselnya terlepas dari tangannya.

“Hya Hyung!! Kau tak apa?!!” Teriak Jungkook dan langsung berlari mengambil ponsel Jimin yang terjatuh itu.

Jimin menoleh ke arah Jungkook lalu tiba-tiba air matanya menetes dengan sendirinya.

Skip

Jimin berlari kencang begitu dia sampai di Rumah Sakit Daegu. Dia berlari ke kamar 406.

Jimin sampai di depan kamar 406 dan melihat dari luar, Sheraa sudah berada disana. Sekarang dia sedang tertidur pulas. Jimin membuka pintu itu perlahan lalu mendekati Sheraa yang sedang tertidur itu.

Dia memandang wajah Sheraa yang putih dan sekarang pucat, dia terlihat lemah.

Jimin duduk lalu memegang tangan Sheraa.

“Sheraa-ah kau tak apa? Kau tampak pucat” Ucap Jimin lirih.

Lalu, 3 orang masuk ke kamar 406 itu. Ibu Sheraa, Kakaknya dan Dokter Kim masuk.

Jimin langsung berdiri dan menyapa mereka.

“Jimin?” Tanya Junho.

“Iya kak” Jimin tersenyum.

“Anneyong haseo Ibu” Jimin menyapa Eomma Sheraa.

“Kau teman Sheraa?” Tanya Eomma Sheraa.

Jimin mengangguk “ Iya bu”

Lalu, Junho mengajak Jimin untuk keluar sebentar, karena Dokter Kim akan berbicara sebentar dengan Eomma Sheraa.

Jimin dan Jun Ho sudah duduk di kursi tunggu pasien.

“Sheraa, dia adikku satu-satunya. Dia lucu selalu ceria.Sebelum sakit, dia juga selalu ceria dan bahagia, seperti matahari yang akan selalu bersinar ketika mendung. Dia selalu menggemaskan, dan semangatnya tinggi. Dulu, dia bercita-cita ingin menonton konser BTS, menurutku itu adalah hal yang paling konyol. Tapi, setelah dia terkena penyakit dia sudah tidak punya cita-cita, hanya keinginan untuk sembuh.” Junho menceritakan tentang Sheraa panjang lebar. Jimin yang mendengarnya ikut sedih. Ya, benar Sheraa itu adalah orang yang ceria dan bawaannya tertawa terus kalau dekat dia, dan orang tidak menyadari kalau dia sedang menutupi kesedihannya.

“Sheraa sakit apa kak?” Tanya Jimin pelan.

“Dia sudah lama menderita radang selaput otak. Dia keluar dari sekolah saat SMA kerena dia sering pingsan. Dia sudah bertahan lama selama 2 tahun dengan penyakitnya itu. Sungguh aku belum rela kalau harus kehilangan dia sekarang” Jun Ho mulai mengusapkan tangannya ke mata, sepertinya air matanya keluar pelan-pelan.

Jimin yang mendengarnya terkejut. Ternyata Sheraa terkena penyakit yang sama dengan Ayahnya. Jimin menyesal baru menyadarinya sekarang. Dia juga tidak rela dan mungkin tidak akan pernah rela kalau harus kehilangan orang yang dia mulai cintai itu.

Skip

Jimin keluar dari Rumah Sakit, dia berjalan pelan sambil memikirkan perkataan Junho kakak Sheraa tentang penyakit Sheraa itu.

“Kenapa harus Sheraa? kenapa!” Jimin kesal dan langsung berlari kencang.

Sheraa terbangun dari tidurnya yang cukup lama itu. Dia melihat sekelilingnya lalu bangun pelan-pelan. Dia melihat kakaknya sedang duduk di sofa yang ada di kamarnya. Lalu, kakaknya menyadari kalau Sheraa sudah bangun. Dia langsung berdiri dan menuju Sheraa.

“Sheraa-ah kau sudah bangun? Mau oppa ambilkan apa? Minum? Snack?” Sheraa bingung, kenapa oppanya tiba-tiba jadi sok perhatian begitu.

“Ih oppa kau membuatku Ilfeel”

Junho tersenyum senang, karena adiknya sudah seperti biasanya. Dia mengacak rambut adiknya itu.

“Sudah kubilang nanti rambutku rontok oppa!” Teriak Sheraa.

...

Sheraa sedang asik memakan buah jeruk berssama oppanya.

“Sheraa, kau minggu depan kemoterapi ya”

Sheraa tersentak. “Kemoterapi? Ah Sheraa tak mau!” Sheraa cemberut.

“Yahh, habis Kemoterapi nonton konser BTS, kau mau?” Bujuk Oppanya.

Sheraa menoleh cepat ke arah oppanya. “Benarkah? Kau mengizinkanku? Dokter juga? Eomma?”

“Hyaa, mereka semua mengizinkanmu” Ucap Junho sambil mengupas kulit jeruk.

Sheraa tersenyum sambil menggoyang-goyangkan kepalanya. Dia terlihat begitu senang.

Junho menlihat adiknya yang sedang bahagia itu terasa miris, apakah dia benar-benar akan kehilangannya?

Skip

Kamis ini Sheraa melakukan Kemoterapi. Bukannya sedih karena rambutnya akan rontok, tapi dia senyum-senyum sendiri. Ya! karena habis kemoterapi dia akan menonton konser BTS! Eh sebelumnya Fansign dulu!.
Ibu Sheraa dan Kakaknya menunggu di luar. Lalu, setelah cukup lama pemeriksaan, Sheraa akhirnya keluar juga. Dia tampak biasa saja, walaupun sekarang rambutnya sudah tidak agak panjang lagi karena banyak yang rontok.

“Sheraa-ah!” Panggil Eommanya mendekati Sheraa yang baru keluar dari ruang pemeriksaan bersama Dokter Kim.

“Eomma!”

Skip

Jimin sedang berkumpul dengan anggota BTS lainnya di ruang latihan untuk membahas Fansign besok. Jimin terus menggertakan kakinya karena gelisah, dia belum ke rumah sakit lagi semenjak terakhir kali menelpon Sheraa. Dia sangat khawatir. Dia berharap Sheraa datang ke Fansign mereka besok. Dia ingin menghubungi Sheraa tapi dia berpikir mungkin Sheraa sedang dalam perawatan, karena kemarin dia pingsan dan keadaanya sepertinya kritis.

Suga melihat Jimin yang sedang gelisah itu lalu medekatinya.

“Kau kenapa?” Tanya Suga.

“Ah tidak apa” Jawab Jimin dengan senyuman paksanya.

“Kau rindu Sheraa?”

Jimin terdiam ketika mendengar nama itu.

Skip

Sheraa mencari ponselnya. “Ahh kemana ponselku?” Dia mencari di sekitar kamarnya. Namun, belum menemukannya. Dia lalu keluar kamar menuju tempat administrasi.

“Ahjumma, kau tau ponselku?” Tanya Sheraa kepada perawat yang sedang berjaga disana.

“Ahhh, ponsel berwarna biru?”

“Iya benar!”

Perawat tadi mengambilkan ponsel Sheraa. “Ini nak Sheraa”, “Kamsahamnida Ahjumma” Sheraa tersenyum.

Sheraa berjalan sambil fokus ke ponselnya itu, dia melihat ada catatan panggilan minggu kemarin saat dia pingsan. “Ahh Park Jimin”

Sheraa mencoba menelpon Jimin. Tapi panggilan sedang sibuk. Sheraa mendengus. “Ya, aku merindukan Park Jimin” Sheraa melanjutkan perjalanannya ke kamarnya.

Skip

Jumat ini diadakannya Fansign BTS. Sheraa cepat-cepat berdandan, dia membenarkan bajunya lalu dia mengikat rambutnya yang sudah menjadi pendek dengan pita kecil. Dia bersiap untuk mendatangi Fansign BTS, idolanya.

...

Suasana tempat Fansign BTS di Daegu itu sudah ramai. Para anggota BTS sudah berada di belakang tempat Fansign untuk mempersiapkan sesuatu. Jimin melongok keluar, dia mencari Sheraa.

Taehyung merangkul Jimin yang sedang melongok itu. “Hey cari Sheraa?” Tanya Taehyung.

Jimin mengangguk. “Apa dia belum datang?”

“Aku berharap dia akan datang” Ucap Jimin lirih.

Para anggota BTS itu berjalan memasuki tempat mereka duduk untuk melakukan Fansign atau acara tanda tangan dan menyapa para fansnnya sekaligus bermain juga.

Jimin memperhatikan sekitar terus mencari Sheraa sambil bencengkrama dan menandatangani album para fansnya. Dia gelisah karena belum melihat Sheraa.

Sheraa berlari kencang menuju tempat Fansign BTS itu. Dia ngos-ngosan dan akhirnya sampai. Dia melihat sudah banyak kerumunan orang disana dan para anggota BTS juga sudah berada di tempatnya masing-masing. Sheraa tersenyum ketika melihat Jimin tersenyum ke arah fansnnya yang banyak itu. dia begitu merindukannya.

Dia berjalan mendekati tenda Fansign itu. Jimin yang sibuk dnegan Fasnnya itu, terkejut ketika melihat Sheraa dari luar tenda. Dia langsung berdiri dan berlari mendekati Sheraa yang sedang melongok ke dalam tenda.

“Sheraa!” sapa Jimin.

Sheraa tersenyum sambil melambaikan kedua tangannya ke arah Jimin. “Park Jimin, aku datang!”

Jimin langsung memeluk Sheraa. Sheraa terpaku dnegan kedua tangannya masih terangkat ke atas.

“Aku merindukanmu!” Ucap Jimin.

“Sama, aku juga Park Jimin” Sheraa membalas pelukan Jimin perlahan.
Anggota BTS yang melihat Park Jimin berpelukan dengan Sheraa itu, saling tersenyum bahagia.

Para fans yang melihatnya seketika menjadi histeris.

...

Sekarsang Sheraa dan para anggota BTS itu sudah berada di sebuah taman kota. Mereka duduk di rerumputan taman itu. mereka duduk di atas tikar.

“Hya hai Sheraa! kau benar-benar datang!!” Ucap J-hope sambil tersenyum.

“Jelas oppa J-hope! Aku kan selalu menepati janjiku! Hehe”

“Jimin merindukanmu” Ucap Taehyung membuat Jimin sangat malu. Padahal tadi dia barusan memeluk Sheraa.

“Iya, dia sampai guling-guling sendiri di kamarnya” Ucap Jungkook.

Jimin melempar krikil kecil ke arah Jungkook. “Dasar bocah kurang ajar”

Sheraa tertawa kecil.

“Aigoo Sheraa-ah kau sa-“ ketika J-hope mengacak-acak rambut Sheraa, rambut Sheraa rontok banyak sekali di tangan J-hope. J-hope treperanga melihatnya, begitu juga yang lain. “Ah Sheraa mianhae” Ucap J-hope pelan. Sheraa yang melihatnya tersenyum pelan, lalu mengambil rambut itu dan menempelkannya ke kepalanya.

“Ah oppa, tak apa, mungkin rambutku sudah bosan di kepalaku, aku akan mencoba menempelkannya lagi supaya mereka tidak bosan lagi hehe” Sheraa terkekekh kecil lalu mencoba menempelkan rambutnya yang rontok banyak itu.

Jimin melihatnya sedih.”Sheraa-ah”

....

Sheraa bermain sebentar di taman itu. Anggota BTS itu sangat menghibur Sheraa. Mereka menunjukan aksinya yang lucu membuat Shera terpingkal-pingkal sendiri.

Jimin senang ketika Shera masih terlihat bahagia ketika tau dia sedang sakit parah.

Suga menepuk bahu Jimin. “Sabar Jimin-ah” Ucap dia pelan. Jimin menoleh dan tersenyum dan sedikit berkaca-kaca.

Shera berlari mengejar Taehyung karena dia barusan mengglitikinya, dia bermkasud untuk membalasnya namun dia tiba-tiba merasakan sakit di bagian dadanya, dan dia jatuh pingsan. “Sakittt!” Teriak Sheraa. Taehyung yang melihatnya langsung berlari ke arahnya. “SHERAA-AH, KAU TAK APA?” Teriak Taehyung. Anggota BTS lainnya melihat itu langsung berlari menghampirinya begitu juga Jimin. “SHERAA-AH!! BANGUNLAH!!” Teriak Jimin.

Skip

Sheraa sudah berada di ruang ICU. Anggota BTS, Jimin, Eomma Sheraa dan Kakaknya Junho semuanya menunggu di luar.

Dokter Kim keluar dari ruang ICU. “Bagaimana Sheraa?” Tanya Eomma Sheraa. Dokter Kim hanya memasang muka pasarah. “Sheraa, sepertinya kankernya sudah menyebar ke paru-paru, sudah sedikit harapan untuknya, kemoterapi kemarin hanya untuk membuat dia nyaman dari rasa sakitnya, dan sekarang kanker sudah menyebar banyak” Dokter Kim menjelaskan perlahan-lahan, Eomma Sheraa shock berat dan langsung jatuh pingsan. “Eomma” Teriak Junho.

Jimin yang mendengarnya terisak sendiri. “Jimin-ah” Taehyung merangkulnya.

Skip

Sabtu ini adalah konser BTS. Konser yang di nantikan oleh Sheraa. Tapi, yang di harapkan tak akan datang.

Sheraa meninggal tadi malam pada pukul 10 malam. Kanker yang begitu cepat menyebar akhirnya berhasil merenggut nyawa Sheraa. Selama 2 tahun Sheraa bertahan akhirnya dia pergi.

Eomma Sheraa menangis begitu kencang, dia tidak rela anaknya meninggal.

“Sheraa-ah bangun anakku!. Maafkan Eomma melahirkanmu dengan keadaan begini” Eommanya memeluk Sheraa yang sudah pucat itu. Kakaknya berusaha menenangkan Eommanya sambil ikut menangis juga.

Anggota BTS yang kebetulan ikut menunggu disana, juga menyaksikan Sheraa telah meninggal dunia.

Semua melihatnya sedih. Apalagi Jimin yang sekarang menangis sendiri. Dia tidak bisa menerima kepergian Sheraa. Dia sungguh tak bisa menerima orang yang dia sayangi pergi untuk kedua kalinya. Setelah Ayahnya, sekarang Sheraa? dia menutup mukanya dengan kedua tanganya.

Gwaen-chanh-a ja ha-na dul set ham yeon ij-eo

Seul-pieun gi eok mo-du-jiwo, nae son-eul jap-go-us-eo

Gwaen-chanh-a ja ha-na dul set ham yeon ij-eo

Seul-pieun gi eok mo-du-jiwo, seo-ro son-eul jap-go us-eo

Sebelum mengakhiri konser mereka. Anggota BTS menyanyikan lagu mereka yang berjudul 2! 3! Khusus untuk Fansnya yang bernama Sheraa.

“Kami akan selalu merindukanmu!” Teriak anggota BTS.

“Aku selalu merindukanmu Sheraa-ah” Ucap Jimin sambil berkaca-kaca.

...


Hai hai, ini bagaimana? Sad ending L aku bikin jadi sedih sendiri. Pertama kali bikin FF sedih heheh. maaf.kalau jelek hehe.

Di blog aku buat one shoot, tapi kalau di pindah ke tempat lain aku buat 3 shoot keknya haha.

Semoga suka. Eh jangan nangis yak XD

SELAMAT MALAM DARI AUTHOR.

DENIDENOL









3 komentar:

  1. Baca ini serasa nonton movie, apalagi sambil dengerin lagunya.
    Huwahh syedihhh banget,,, Hiks.

    BalasHapus
  2. Good job thor, Buat cerita sad endingnyaa :)

    BalasHapus
  3. Oiyaaaa masih ADA kesalahan ketik nih.
    "Dia sangat sedih. Hampir setiap hari dia kesana hanya sekedar masuk ke kamar 302, karena dia merindukan ayahnya"

    Itu harusnya kamar 301 bukan 302 yaa thor. Hehe

    BalasHapus