2! 3!
Jimin menelusuri koridor rumah sakit. Dia
mencari sebuah kamar. Yap dia menemukannya. Kamar 301. Dia melihat dari luar kamar itu. Kamar itu masih kosong sejak seminggu yang lalu, dia memasuki kamar itu dan duduk di ranjangnya. Dia merenung
mengingat seminggu yang lalu saat ayahnya meninggal disitu. Dia sangat sedih.
Hampir setiap hari dia kesana hanya sekedar masuk ke kamar 302, karena dia merindukan ayahnya.
Dia sangat menyayanginya. Sekarang dia hanya hidup dengan ibu dan adik
perempuannya.
Untuk membantu keuangan keluarganya Jimin
berusaha mencari pekerjaan. Dia sekarang sedang bersekolah di sekolah seni di
kotanya. Dia ingin mendaftar di salah satu agensi yang cukup terkenal. Yaitu
Big Hit Entertaiment.
Dia ingin menjadi artis terkenal dan membuat orangtuanya bangga, khususnya ayahnya di atas
sana.
Dan, singkatnya sekarang Jimin sudah
tergabung di agensi tersebut dan menjadi artist yang cukup terkenal.
"Ayah, aku merindukanmu" Gumam
Jimin lirih sambil meraba seprai tempat tidur kamar 301 itu.
...
Jimin keluar dari kamar 301. Dia sudah
setengah jam berada disana. Dia akan mampir pulang kerumahnya mumpung dia
sedang berada di daerah tempat tinggalnya.
BRUK. Seorang gadis tak
sengaja menabraknya.
"Maafkan aku, aku tidak sengaja"
Perempuan tadi mengambil bukunya yang jatuh ke lantai.
Jimin ikut membantu mengambilnya.
"Ah biar aku saja" Ucap gadis
tadi.
"Tidak apa"
Jimin terpaku sesaat ketika melihat gadis
di depannya, cantik. Dengan rambut hitam yang panjang di gerai, wajahnya putih,
memakai baju rumah sakit.
Gadis tadi merasa di perhatikan oleh Jimin, lalu memandang ke
arahnya.
Jimin langsung melihat ke arah lain.
"Ehmm, maaf sekali lagi sudah
menabrakmu!" Ucap gadis itu.
Jimin tersenyum kecil.
"Hei kenapa kau tersenyum?" Tanya
gadis itu.
"Ah tidakk, lucu saja"
"Lucu?"
"Iyaaa"
Gadis tadi hanya mengernyit.
"Sheraa-ah, ayo kemari, saya periksa dulu!" Teriak salah
satu dokter di ujung koridor. Sheraa melihat dokternya yang memanggil, langsung berlari kesana.
"Iyaaaa pak dokter aku akan kesana!"
Sheraa berlari ke ujung koridor untuk
menemui dokternya dan meninggalkan Jimin yang diam di tempat sambil melihat kepergian
Sheraa itu.
"Sheera? Namanya Sheera?" Jimin
mengangguk-anggukan kepalanya sendiri.
Lalu ponsel dia berdering. Tampak nama
Jungkook di layar ponselnya.
"Hyung kau dimana?"
"Aah aku sedang di rumah sakit"
"Kau kenapaaaa!"
"Tidak papa kook, aku hanya merindukan
ayahku"
"Syukurlaah, sabar hyung ayahmu pasti
sudah tenang di atas sana"
"Pasti kook hehe. Kau kenapa
menelpon?"
"Ayo pulang ke dorm, ada sesuatu
hal"
"Tapi aku mampir dulu kerumahku
bagaimana?"
"Baiklah, tapi jangan lama-lama hyung,
sesuatu hal ini sangat berharga"
"Sesuatu apa?"
"Pulanglah, nanti kau akan tau"
"Ahh jangan main rahasia
denganku!"
Jungkook lalu menutup telponya tiba-tiba.
Tut tut tut.
"Hyaaa kookie-ah hei. Benar-benar ya,
main tutup telfon sembarangan"
Jimin kesal lalu mengantongi ponselnya
lagi. Dia lalu melihat ke ujung koridor sebentar.
"Sheera ya?" Jimin tersenyum sendiri. Sepertinya dia
terkena cinta pandangan pertama. Dia bersyukur tertabrak oleh Sheera.
Skip
-Di rumah-
"Oppaaa!!!" Teriak Jiun Ji adik
perempuan Jimin. Begitu Jimin dating
kerumahnya, adiknya langsung memeluk kakaknya itu.
"Jiun-ah! Oppa merindukanmu!" Jimin memeluk adik perempuan satu-satunya itu.
"Jimin-ah kau pulang?" Eommanya yang sedang menjemur di belakang
rumah langsung berlari ke dalam begitu mendengar suara Jimin. "Eomma, aku
merindukanmu! Sudah lama aku tidak pulang karena jadwalku sangat padat
disana", "Tak apa Jimin-ah, yang terpenting kau tetap sehat"
Eommanya mengelus kepala Jimin. Jimin tersenyum, suasana rumahnya masih sama
seperti dulu. Hangat, dan nyaman, walaupun sekarang hanya tinggal Ibunya dan
adik perempuannya. "Kau mampir sebentar atau akan menginap?" Tanya Eommanya.
"Aku hanya mampir sebentar Eomma, aku di suruh untuk kembali ke dorm
karena sesuatu hal, padahal aku ingin menginap lebih lama huh", Jimin
sudah terduduk di kursi meja makan rumahnya. "Sayang sekali, padahal kalau
kau menginap Eomma akan memasakan banyak makanan dan pastinya Jiun akan senang
juga" Ucap Eommanya yang sekarang sedang merebus sayuran untuk membuat
sup. "Wahh aku sangat menyesal!" Keluh Jimin.
...
Setiap minggu atau kalau ada waktu longgar
pasti Jimin selau menyempatkan diri untuk mampir ke rumah sakit dan rumahnya
yang berada di daerah Daegu itu.
Saat ini Jimin sudah sampai di Seoul dan
akan kembali pulang ke dormnya karena Jungkook sudah menelponnya yang katanya
ada sesuatu hal.
Jimin berjalan menaiki tangga di gedung
dormnya.
Saat dia membuka pintu, tampak gelap
semuanya.
Jimin mencari tombol lampu. Saat lampunya
sudah di nyalakan. SURPRISE! Jimin terkejut. Tiba-tiba suara terompet terdengar
begitu kencang.
"Saengil Chukkae Hamnida2x" Terik
J-Hope, Taehyung dan Jungkook.
"Ada apa ini?" Tanya Jimin yang
masih tak mengerti.
"Selamat tambah umur yang ke 23 tahun
chim-chim" Ucap Suga hyung yang tiba-tiba bersikap manis karena biasanya pedas.
Jimin melihat ponselnya, ya benar hari ini
adalah hari ulang tahunnya yang ke-23 tahun. Pantas Eommanya tadi membawakan
banyak makanan. Jimin terharu. Ternyata tidak hanya orang rumah saja yang ingat
ternyata teman satu anggotanya ingat juga.
"Hyaaa darimana kalian tahu?"
Tanya Jimin. "Apa sih yang tidak kami ketahui tentangmu?" Taehyung merangkul
Jimin. "Tiup lilinnya tiup lilinnya!" Teriak Namjoon sang leader.
...
Semua member BTS duduk di ruang tengah
merayakan ulang tahun Jimin. Banyak makanan yang sudah ada di meja. Makanan
buatan Jin sang koki dan makanan yang di bawa Jimin, buatan ibunya.
"Selamat makan!" Teriak Taehyung.
"Ayo ayo kita habiskan semuanya"
ucap Suga.
Semuanya langsung mengambil banyak makanan
yang ada di meja.
"Jimin kau habis dari rumah
sakit?" Tanya Jin di sela sela mereka makan. "Iya hyung aku
merindukan ayahku",
"Tenang Jimin-ni ayahmu pasti sudah
bangga kau bergabung disini" ucap J-Hope. "Iya benar" Jungkook
setuju.
"Iyaaa aku yakin, tapi aku sangat
sayang ayahku" Jimin tersenyum miris.
Nam Joon merangkul Jimin. "Sudahlah,
Ayahmu pasti bangga dan dia sudah tenang disana Jimin-ah, sekarang kau harus
mendoakannya yang terbaik. Sekarang lihatlah, kami disini ada untukmu dan Eommamu adikmu selalu
ada untukmu juga, jagalah baik-baik dan buatlah bangga orang-orang tersayang di
sekitarmu" Namjoon menasehati panjang lebar. "Baiklah, aku akan
selalu menjaga orang-orang tersayang di sekitarku, aku janji".
Taehyung melahap semua udang goreng dan
menyisakan hanya satu saja. Dan itupun kecil.
"Hya Taehyung-ah kau rakus sekali!
Dasar alien rakus! Ucap Suga frontal. Taehyung melirik pedas ke arah Suga. Suga tetap cuek lalu
mengambil makanan lain.
"Sudah kubilang aku ini tidak mau di
panggil alien, hyung-_-" Taehyung mendengus kesal. J-Hope hanya cengar-cangir
sendiri melihatnya sambil
menepuk-nepuk sabar pundak Taenyung.
...
Sheera sekarang berada di kamarnya. Kamar
406. Dia sedang membaca buku sambil memakan buah pisang di tangannya.
"Sheera-ah" Sheera melihat dari
pintu kamarnya, ternyata kakaknya dan pacarnya datang mengunjunginya.
"Oppa!!" Teriak Sheeraa.
"Kau sedang apa?" Tanya pacar
oppanya.
"Sedang membaca majalah tentang profil
BTS Eonnie" Jawab Sheera tersenyum.
"Ini oppa dan Ha Ra Eonnie membawakan
banyak makanan dan juga persediaan buah, oppa taruh kulkas dulu ya"
Oppanyaa berjalan menuju kulkas kecil di samping tempat tidur Sheera.
"Kau suka sekali BTS ya Sheera?"
Tanya Ha Ra Eonnie.
"Suka sekali Eonnie, aku ingin melihat
muka mereka, aku bosan melihat muka dokter terus disini" Keluh Sheera.
Ha Ra tertawa mendengarnya.
"Hemm tapi kemarin aku menabrak
seseorang, dia mirip sekali dengan anggota BTS yang namanya Park Jimin, dia ke
rumah sakit ini" Sheera mengingat-ngingat tentang kejadian dia menabrak
Jimin.
"Benarkah?" Tanya Ha Ra.
"Iyaa, sepertinya iya, aku tidak
mungkin salah liat kan atau aku hanya berhalusinasi?" Sheera berpikir
keras.
"Kau sedang berhalusinasi karena kau
terlalu mengidolakan mereka!" Jawab Seo Joon Oppanya.
"Yaahh oppa jahat, aku kan ingin
bertemu dengan mereka tau!"
"Hahahahha, kau taruh saja majalahmu
di bawa bantalmu, berdoa supaya mereka keluar dari
majalahmu!"
"Saran yang buruk!" Sheera
mengerucut.
Ha Ra tertawa melihat persebatan pacarnya
dan adiknya itu. Tidak penting tapi menggemaskan.
Skip
Jimin duduk sendirian di ruang latihan. Dia
melamun sendiri.
Seketika dia teringat Sheera yang ia temui kemarin di rumah sakit.
"Sheera.... ehmm" dia bergumam
sendiri. "Siapa itu sheera?" Jimin tersentak kaget begitu menyadari
ada yang mendengarkan gumamamnya. "Taehyung-ah kau mengagetkanku saja tau!"
Taehyung duduk di samping Jimin. "Siapa
Sheera?" Tanya Taehyung menyelidik. "Ehm bukan siapa-siapa"
Jawab Jimin salah tingkah. Dia tidak ingin yang lain tau untuk saat ini.
"Kenapa mukamu salah tingkah begitu? Aaaa dia pasti pacarmu?" Tanya
Taehyung asal. Jimin menoleh cepat dan memasang muka terkejut ke arah Taehyung.
"Pacar? Bukan lah, baru bertemu kemarin di rumah sakit masa di anggap
pacar" Jimun keceplosan lalu menutup mulutnya. "Kemarin ? di rumah sakit? Aaa
ketahuan!" Taehyung senyum-senyum sendiri.
Jimin yang merasa terpergoki langsung
menggelitik perut Taehyung. "Aww Jimini-ni!!! Jangan, maaf maaf!!!"
ronta Taehyung.
Skip
Sheera duduk di kursi taman Rumah Sakit. Sekarang dia sedang
sibuk dengan ponselnya untuk menonton MV dan reality show dari BTS. Sesaat dia
terkikik sendiri melihatnya.
"Hahaha, Kookie kau polos sekali"
Ucap Sheera.
Tiba-tiba seseorang
memanggilnya.
"Sheera?" Sheera mendongak ke
atas. "Kau?" Tanya Sheera sambil menunjuk dengan jarinya.
"Kemarin yang kau tabrak" Jawab
Jimin yang sekarang sudah berada di
depan Sheraa.
Sheera menelusuri dari atas sampai bawah.
Dia benar-benar ingin memastikan apakah dia benar anggota BTS yang bernama Park
Jimin.
Jimin merasa bingung saat Sheera
menyelidikinya. "Kenapa?" Tanya Jimin.
"Aaahh tidak, hanya saja, kau sangat mirip dengan Park
Jimin anggota BTS yang terkenal itu, aku hanya memastikan apakah kau benar dia
atau bukan? Kau mirip sekali!" Ucap Sheera menjelaskan.
Jimin menaikan alisnya. "Kau suka
BTS?" Tanyanya. "Iya! Aku suka sekali dengan mereka, kau tau... aku
ingin bertemu mereka aaaa" Sheera histeris sendiri. Jimin tersenyum kecil
lalu mengambil posisi duduk di samping Sheera.
"Namaku Jimin" Jimin mengulurkan
tangannya. Sheera tersentak sesaat. "Jimin? Jangan-jangan kau...",
"ssst diam, nanti banyak yang tahu", Sheera terdiam sesaat. "Kau
Sheera?" Tanya Jimin. Sheera masih terpaku tanpa berkedip melihat Jimin.
"Hyaaa hei sadarlah," Jimin melambaikan tangan ke depan muka Sheera.
Sheera langsung membalas uluran tangan Jimin dengan kencang. "A-aku
Sheera! Sheera!" Sheera histeris sendiri. Jimin tertawa lucu melihat
Sheera dengan mukanya yang putih itu tampak menggemaskan
karena senang bertemu dengannya.
"Memang benar, aku tidak
berhalusinasi, memang kau ini Jimin Anggota BTS itu aaa","Siapa yang
bilang kau halusinasi? Kenapa baru sadar sekarang? Hahaa" Tanya Jimin.
"Oppaku yang bilang, dia selalu jahat. Iya aku pada saat itu tidak sadar
karena terlalu malu saat menabrak orang wkwk maafkan aku Park Jimin" Sheera
senyum-senyum sendiri.
Sheraa sedang mengobrol dengan salah satu anggota BTS yang terkenal! Siapa
yang tak senang?.
...
Sheera dan Jimin mengobrol di taman. Sheera
menceritakan bagaimana dia bisa sangat suka dengan BTS itu. Dia sampai menggebu-nggebu dan
sepertinya tidak bernafas.
Jimin yang mendengarnya sesekali terharu
sesekali tertawa. Ternyata dia bertemu dengan seseorang gadis yang sangat mengidolakan Grupnya. Gadis yang dia bilang
cantik yang sekarang sedang duduk
disampingnya.
"Wahh kau sangat tau kami
Sheera-ah" ucap Jimin. "Itu
jelas! Karena aku adalah fans kalian! Hihi",
Jimin tersenyum kecil.
"Hem kau kenapa ada di rumah sakit
Sheera?" Tanya Jimin. Sheera yang tadinya sumringah lalu ekspresinya
berubah menjadi datar. Dia menghembuskan nafas dan menjawab pertanyaan Jimin.
"Hem tidak apa kok, aku hanya senang
disini, makanya aku disini" Jawab Sheera asal dengan senyuman paksanya.
"Kenapa suka rumah sakit? Aku juga
suka rumah sakit gara-gara seseorang" Ucap Jimin. Membuat Sheera dag dig
dug.
"Suka rumah sakit?" Tanya Sheera
terbata-bata. "Iya karena ayahku seminggu yang lalu meninggal disini, aku
merindukannya jadi setiap ada waktu kosong atau liburan aku kesini ke kamar
ayahku dulu, kamar 301" Jimin menjelaskan.
Sheera yang tadinya panas dingin seketika
lumer begitu mendengarkan penjelasan Jimin. Dia sudah sangat kepedean.
"Ayahmu meninggal? Karena apa? Aah maafkah aku, aku jadi lancang tanya begini" Sheera
menyesal, tapi Jimin menanggapi dengan senyumannya.
"Tidak apa, ayahku meninggal karena
terkena kanker otak", Sheraa merasa jantungnya berhenti ketika mendengarnya. Seketika terserang pusing yang hebat Sheera
memegangi kepalanya. "Hei kau kenapa?" Jimin yang melihat Sheera
sedang memegangi kepalanya dengan kedua tanganya merasa cemas. "Tolong
bawa aku ke kamarku, kepalaku sakit, Jusseyo" Sheraa meminta kepada Jimin
untuk membawa Sheraa ke kamarnya.
Jimin mencoba membantu Sheera berdiri dari
kursi, namun sepertinya Sheraa tidak kuat untuk berjalan, lalu tanpa babibu Jimin menggendong Sheraa dan membawa dengan
cepat ke kamarnya. "Kamar 406", Ucap Sheraa Lirih. Jimin mengangguk
mengerti. Dia berlari cepat sambil menggendong Sheraa yang sekarang sudah
lemah.
Skip
"Hyung, Jimin-Hyung belum pulang ke Seoul?" Tanya
Jungkook ke Taehyung. Taehyung melihat jamnya. "Iya, belum pulang, padahal
sudah sore, bis terakhir pukul 5 nanti, sekarang sudah setengah 5, bahkan dia tidak memberi kabar?”
"Wah iya, dia belum memberi kabar sama sekali, kemana dia ya hyung?"
“Mungkin karena dia”
Taehyung bergumam sendiri.
“Dia siapa hyung?” Tanya
Jungkook.
“Tidak kook, ayo keluar
temani aku cari makan”
Taehyung berdiri dari
kursi lalu mengambil jaketnya. “Apa Jin-hyung tidak memasak?”,”Kau tau kan,
para hyung sedang berbelanja dari siang, mereka melupakan para maknae linenya”
”Aaahhh iya aku baru
ingat”
Taehyung dan Jungkook
keluar dari dorm bermaksud cari makan di luar. Para hyungnya sedang asik
berbelanja sendiri di luar meninggalkan mereka berdua, sebenarnya bertiga,
dikarenakan Jimin yang entah kemana perginya jadi mereka cari makan berdua.
Kasihan.
Sheraa sudah terbaring di
kamarnya. Kata Dokter dia terkena shocck mendadak. Dan, sepertinya agak
tertekan. Dokter menyarankan agar Sheraa beristirahat sampai besok pagi di
kamarnya.
Jimin duduk di samping
kasur Sheraa. Dia memandang Sheraa yang sekarang sedang tertidur. Mukanya
pucat.
Jimin melihat jamnya.
Ternyata sudah pukul 5 sore. “Ahhh bis ke seoul!” Jimin berlari ke pintu
keluar. lalu dia berhenti sejenak. Sudah lewat pukul 5 pasti bis sudah tidak
ada. Jimin memutar badannya lalu melihat Sheraa. “Baiklah, aku akan disini
sampai besok pagi” Jimin kembali duduk di samping kasur Sheraa.
...
Pukul 3 dini hari, Sheraa
terbangun. Di bangun dan melihat Jimin tertidur di samping kasurnya. Dia
menatap Jimin lama. Di memandang wajahnya yang sedang tertidur pulas itu.”Dia
tidak pulang?”, Tanya Sheraa dalam hati. Lalu, dia bergumam sendiri “Tampan” Sheraa
cepat-cepat menepuk pipinya dengan kedua tangannya. “Aaahh aku tidak mungkin
suka dengannya, dia kan artis terkenal, apalah aku yang penyakitan begini”
Sheraa menutup mukanya dengan selimut.
Satu jam berlalu, kali
ini Jimin yang terbangun. Dia meregangkan kedua tangannya ke atas. Dia sudah
tertidur cukup lama disini. Dia melihat Sheraa yang sekarang tertidur dengan
setengah mukanya tertutupi oleh selimut.
“Menggemaskan” Ucap
Jimin.
Skip
Kakak Sheraa berlari
menuju kamar 406. Dia khawatir dengan Sheraa yang katanya kemarin pingsan di
taman.
“Sheraa-ah!” Panggil
kakaknya begitu dia masuk ke kamar Sheraa. Sheraa sedang mencoba makan pagi
dengan bubur. Dia makan dengan di bantu Jimin.
“Pagi kak!” Ucap Sheraa
tersenyum.
Kakaknya langsung
mendekati Sheraa lalu memegang wajah Sheraa.
“Kau tidak apa-apa kan?
Kau baik-baik saja?”
“Ew-ya-kwgak” Ucap Sheraa
tidak jelas karena kakaknya memegang wajahnya sampai membuat mulutnya monyong.
“Syukurlah”
“Anneyonghaseo” Jimin
menyapa kakak Sheraa saat kakak Sheraa melihat ke arahnya.
“Kenalkan kak, dia Jimin”
Kakaknya bingung, lalu
akhirnya menyapa Jimin.
“Anneyong, aku Jun Ho
kakak Sheraa”
“Hya kak, kenapa kau
kesini? Kau tidak kerja?”
“Hei, aku mendapat kabar
dari dokter kau pingsan kemarin, siapa yang tidak cemas? Kerja nanti saja lah,
yang terpenting itu kau”
“Aahhh Dokter Kim!” Geram
Sheraa.
Skip
Jimin berpamitan dengan
Sheraa dan kakaknya setelah semalaman menginap.
“Hati-hati park Jimin!”
Teriak Sheraa sambil melambaikan tangan. Di ikuti kakaknya yang tersenyum juga.
“Dah Sheraa sampai
bertemu kembali!”
Jimin keluar dari rumah
sakit. Dia berlari menuju halte bis. Dia duduk sambil menunggu bis lewat. Dia
membuka ponselnya. Lalu melihat foto Sheraa yang sedang tertidur dengan mukanya
yang tertutup selimut sebagian. Bagi Jimin itu menggemaskan. Dia terkekeh
pelan.
Ada pesan masuk di ponsel
Jimin.
From : Jungkook
Jimin Hyung pulanglah,
boghosipo-yo
Jimin membaca pesan itu
antara geli dan jijik.
“Hyaa, aku akan pulang,
bis belum datang” Jimin mengetik pesan untuk Jungkook.
Jimin menepuk dahinya.
“Oya! Aku bahkan tidak memberi kabar mereka, gawat”
Skip
“Hei itu yang kamu maksud
Park Jimin anggota BTS?”
“Eh iya Oppa, tampan ya?”
“Ehm masih tampanan Oppa
tau”
“Tidak! Tampanan dia!”
“Tidak ada yang tampan
selain oppa”
“Baiklah terserah kau
oppa haha” Sheraa tertawa garing.
Jun Ho mengacak rambut
adiknya itu.
“Ahh oppa rambutku rontok
nanti”
“Kenapa dia datang
kerumah sakit ini?”
“Dia rindu ayahnya yang
sudah meninggal oppa”
“Meninggal?”
“Iya ayahnya meninggal
seminggu yang lalu karena kanker otak”
Sheraa menjelaskan
perlahan dengan sangat menghayati.
Jun Ho terdiam lalu
memeluk adiknya itu. “Opp-“, “Sheraa! Oppa menyayangimu!” Jun Ho semakin
memeluk dengan erat adiknya itu.
Skip
Jimin masuk ke dormnya.
Dia kaget ketika semua member sedang tepat berada di depan pintu persis. Mereka
memasang tampang seram semua, bahkan Jungkook juga. Jimin melihatnya bingung
dan takut-takut. “Ada apa?” Tanya Jimin penasaran dan dia langsung di tarik
oleh Jin hyung masuk dan di dudukan ke kursi ruang tengah.
Semua duduk melingkari
Jimin. Mereka seperti ingin mengintrogasinya.
“Kau kemana saja kemarin?
Tanya Suga dengan muka sok ganasnya.
“Iya, semalaman tidak
pulang” Ucap Nam Joon.
Jimin menatap lantai, dia
bingung harus menjelaskan bagaimana dia tidak pulang semalaman.
Taehyung melihat Jimin
kasihan. Dia tau apa yang sebenarnya, namun biar Jimin saja yang menjelaskannya.
“Jadi begini, kemarin aku
tidak pulang karena di rumah sakit ada yang pingsan, dia pusing kepala hebat
dia memohon untuk minta di antar ke kamarnya, aku tidak tega jadi aku tolong,
muka dia sudah pucat pasi, jadi aku berlari menggendongnya” Jimin mencoba
menjelaskan.
“Siapa dia?”
Jimin menengok ke J-hope.
“D-dia...”
‘Sheraa” Ceplos Taehyung.
Jimin melirik kaget ke arah Taehyung.
“Sheraa? Seperti nama
perempuan, jangan-jangan kau kencan?” Tanya Nam Joon.
“Tidak, aku tidak
berkencan, aku tidak sengaja bertemu dengannya saat 2 hari yang lalu aku rumah
sakit Daegu, dia menabrakku, lalu ada dokter yang memanggil dia Sheraa, dan
ternyata memang benar dia bernama Sheraa”
Semua member yang tadi
memasang muka ganasnya sekarang meredup. Mereka ingin mendengar penjelasan
Jimin lebih lanjut. Mereka sebenarnya khawatir, takut terjadi apa-apa
dengannya.
“Lalu Sheraa kenapa
pingsan?”
“Dia terkena shock ringan
dan mungkin agak tertekan. Dia langsung pusing kepala ketika aku menceritakan
tentang ayahku yang meninggal karena kanker otak”
“Benarkah? Apa Sheraa
salah satu pasien disana?” Tanya Jin
“Benar, dia adalah
pasien, dia memakai baju pasien”
Skip
Siang itu Sheera sedang
asik menonton tv yang ada di depan dekat pintu masuk ke dalam rumah sakit. Dia
bosan di kamar jadi dia terkadag suka menonton tv sendirian disini. Terkadang
ada dokter atau perawat yang menemaninya.
Sheera melihat sekitar,
siapa tau ada Jimin datang lagi. Tapi,ternyata tidak. Dia memandang ponselnya.
“Ahh kenapa aku tidak meminta nomor ponselnya ya? ehm. Tapi kata dia, dia akan
sering kesini kalau ada waktu luang, mungkin besok aku bisa bertemu dengannya”
Sheraa berbicara sendiri. Dia berharap Jimin datang lagi.
Jimin sedang duduk di
depan tv menunggu jam latihan di mulai. Jungkook datang dan mneghampiri.
“Hyung kau tidak kerumah
sakit?” Tanya Jungkook tiba-tiba.
“Aahh tidak, mungkin
besok, kenapa?”
“Kau tidak rindu Sheraa?”
“Hyaa, latihan dulu
disini, kalau ada waktu aku kesana kok” Jawab Jimin dengan nada salah tingkah.
“Mukamu merah hyung” .
Jimin langsung memegangi mukanya. Lalu, dia memukul Jungkook.
“Hush hush sana
pergi-pergi!” Usir Jimin.
Taehyung datang dengan
J-hope membawa beberapa snack ringan.
“Yah Jungkook sudah di
usir malah datang biangkerok selanjutnya”
J-hope dan Taehyung
melihat Jimin aneh.
“Oh ya Jimin-ah, kau
tidak kerumah sakit?” Tanya Taehyung. Lagi-lagi pertanyaan yang sama.
“Tidak, aku kan ingin
latihan dulu disini” Jawab Jimin cuek sambil melihat layar ponselnya.
“Siapa tau kau ingin
kesana, latihan kan nanti sore, ini masih siang” Jawab J-hope. Jimin sebenarnya
ingin kerumah sakit, selain ke kamar ayahnya ia juga ingin bertemu Sheraa.
Namun, dia ingin di Dorm dulu setelah semalaman kemarin tidak pulang, ia tidak
enak dengan para hyungnya. Mereka khawatir.
Jimin melamun, ia terus
memandangi layar ponselnya yang sekarang ia ganti dengan walpaper foto Sheraa
yang sedang tertidur, entah kenapa dia tiba-tiba merindukannya.
Taehyung tiba-tiba
mengambil ponsel Jimin tanap izin, karena dia daritadi melihat Jimin tersenyum
sendiri memandang ponselnya sendiri. “KYAAA TAEHYUNG-AH” Teriak Jimin. Taehyung
melihat ponsel Jimin dan melihat Walpapernya.
“INI SIAPA?” teriak
taehyung sok histeris. Karena saking hebohnya J-hope melihatnya juga, Jungkook
yang ada di kamarnya lalu berlari menuju ruang tengah karena kehebohan
Taehyung.
“Ada apa hyung?” Tanya
Jungkook
Jimin berusaha mengambil
ponsel lari tangan Taehyung. Taehyung melemparkan ponsel Jimin ke Jungkook,
Jungkook menangkapnya. “Liat kook, liat walpapernya!”, Taehyung menyuruh
Jungkook untuk melihat walpaper ponsel Jimin. “Siapa ini? Sheraa?” Tanya
Jungkook polos.
Jimin kesal dia berlari
ke arah Jungkook. Lalu, Jungkook melempar ponsel Jimin ke arah J-hope. Hap,
terjadilah lempar-lemparan ponsel Jimin. Jimin seperti singa yang sedang
menangkap mangsanya.
Sampai pada akhirnya.
PLUNG, ponsel Jimin masuk
ke dalam tong sampah yang penuh dengan sampah yang lembek. Taehyung, J-hope dan
Jungkook menganga melihatnya.
Jimin kesal lalu
berteriak. “AARRRGHH KALIAN!!”
Skip
Pagi hari ini Sheraa akan
menjalani pemeriksaan Ct-Scan. Dimana kepala Sheraa yang akan di Scan. Sheraa
di temani oleh Dokter Kim, Dokter yang sudah lama merawat Sheraa di rumah sakit
ini.
Sheraa berada di rumah
sakit ini sudah sejak SMA. Dia berhenti sekolah saat akan naik ke kelas 12.
Karena dia sering pingsan saat pelajaran dan itu hampir setiap hari, jadi orang
tua Sheraa memutuskan Sheraa untuk keluar dari sekolahnya dan di rawat di rumah
sakit.
Teman-teman Sheraa sangat
sedih ketika Sheraa memutuskan untuk keluar dari sekolah. Sheraa juga sangat
sedih. Dia harus meninggalkan teman-temannya dan harus tinggal di Rumah Sakit.
Akhirnya, selama 2 tahun
Sheraa di rawat di Rumah Sakit Daegu. Dan, selama itulah Sheraa sudah bertahan.
Terkadang kalau hari libur, teman-teman dari SMAnya dulu datang menjenguknya.
Sheraa sudah siap di meja
pemeriksaan untuk pemeriksaan Ct-Scannya.
...
Setelah selesai
pemeriksaan, Sheraa di antar oleh Dokter Kim ke kamarnya.
“Terimakasih dokter” Ucap
Sheraa sambil duduk di ranjangnya.
“Sama-sama Sheraa-ah,
istirahatlah sebentar, saya akan kesini lagi 1 jam lagi memberimu obat”
“Hem baiklah Dokter”
Dokter Kim keluar dari
kamar Sheraa.
Sheraa terbaring lalu
memandang ke langit-langit kamarnya. “Aahhh Park Jimin, kenapa aku merindukanmu?”
Lalu, seseorang datang ke
kamar Sheraa. Jimin datang dengan membawa boneka lumba-lumba.
Sheraa terkejut dan
langsung sumingrah. “Park Jimin!!!” Teriak Sheraa.
“Hai Sheraa! ini aku
bawakan boneka lumba-lumba dan sedikit makanan kecil” Jimin memberikan boneka
lumba-lumba itu dan menaruh makanannya di meja samping tempat tidur Sheraa.
“Ah ini lucu sekali!! Aku
suka, terimakasih Park Jimin!” Sheraa memeluk boneka itu. dia senang sekali.
“Ahh maaf kemarin aku
tidak bisa ke rumah sakit, aku ada latihan kemarin”
“Latihan? Oh ya aku lupa,
kau kan anggota BTS, pasti sering berlatih ya untuk konser? Ah kapan itu?”
“Iya, aku berlatih keras
untuk konser sebulan lagi Sheraa-ah”
Sheraa terkejut ketika
mendengar sebulan lagi BTS konser, dia sangat berharap bisa menonton mereka.
“Kenapa Sheraa? kenapa
melamun?” Tanya Jimin.
“Aahhh, aku ingin
menonton konser kalian!”
“Ayo nonton! ada di Daegu
sepertinya, tapi sebelum konser ada Fansign, kau datang ya, 2 hari sebelum
konser, aku akan memberikanmu tiket gratis masuk Fansign”
“Baiklah, aku akan
berusaha untuk datang” Sheraa tersenyum tipis.
“Oh iya, mau jalan-jalan
sebentar?” Jimin mengajak Sheraa untuk pergi jalan-jalan sebentar mencari
angin. Sheraa mengangguk setuju.
“Tapi sebentar saja ya
Park Jimin, sejam lagi Dokterku akan ke kamarku untuk memberiku obat”
“Baiklah Sheera, ayo kita
pergi!” Jimin menggandeng tangan Sheraa. Sheraa dag dig dug melihat Jimin yang
sudah menggenggam tangannya.
Jimin dan Sheraa
jalan-jalan di taman yang ada di depan Rumah Sakit. Pagi yang menjelang siang
ini terasa begitu cerah. Langit biru sudah membentang luas di atas sana.
“Waahhh segarnya di
luar!” Sheraa menghirup udara lalu menghembuskannya lagi.
“Hem benar!” Jimin meniru
Sheraa menghirup udara lalu menghembuskannya lagi.
Mereka berdiri di sebuah
jembatan kecil. Mereka melihat ke bawah, ada sungai kecil yang tampaknya banyak
ikan-ikan kecil.
“Park Jimin, apa kau
senang menjadi artis?” Tanya Sheraa tiba-tiba. Jimin menoleh ke arah Sheraa.
“Senang sekali, karena
itu impian sejak kecil”
“Begitu ya, senangnya ya
kau punya impian”
“Kalau kau Sheraa? apa
impianmu?”
“Impianku? Aku tidak
punya impian. Tapi aku punya 1 keinginan, aku ingin di lahirkan kembali”
Jawab Sheraa sambil
memandang ikan-ikan yang sedang berenang di sungai kecil yang jernih itu.
Jimin memandangnya
bingung. Lalu memegang kepala Sheraa. “Aku juga ingin di lahirkan kembali agar
aku masih bisa melihat ayahku” Jimin tersenyum.
“Aku ingin sembuh” Ucap
Sheraa lirih.
Skip
Singkatnya, Jimin dan
Sheraa sering sekali bertemu. Jimin selalu menyempatkan waktunya untuk bertemu
Sheraa.
Bahkan Jimin memberi
nomor ponselnya kepada Sheraa agar Sheraa bisa menghubunginya bila Jimin tak
kerumah sakit. Sheraa senang sekali. Ia mendapat nomor artis.
...
“Kankernya mulai menyebar
ke paru-paru, dia harus melakukan kemoterapi, untuk memperpanjang umurnya”
Dokter Kim menjelaskan kepada Ibu Sheraa.
“Kemoterapi lagi? Tapi
dia sudah lama tak melakukan kemoterapi Dokter”
“Ya memang, tapi karena
kankernya sekarang sudah merambah menuju paru-paru, saya rasa itu adalah
pilihan terbaik, agar Sheraa bisa memperpanjang umurnya”
Ibu Sheraa sedih begitu
juga kakaknya. Sheraa sudah menderita meningitis atau radang selaput otak sejak
SMA. Dan, sudah 2 tahun lamanya Sheraa bertahan hidup. Ibunya tidak akan rela
bila Sheraa akan mengakhiri hidupnya sebentar lagi.
Jun Ho memeluk Eommanya
yang sekarang sedang terisak.
...
Sheraa tak sengaja
mendengarkan percakapan mereka. Dia berlari kencang keluar Rumah Sakit.
“Kenapa hidup ini tidak
adil?” Gumam Sheraa dalam hati. Dia begitu sedih saat umurnya sudah tinggal
sebulan lagi. Air matanya keluar sendiri.
Skip
Jimin mencoba untuk
menelpon Sheraa. Hari ini Jimin mengajak semua member BTS untuk bertemu dengan
Sheraa.
Namun, telpon tidak
kunjung di angkat oleh Sheraa. Terdengar bunyi tut tut terus.
“Kenapa Hyung? Apa Sheraa
tak mengangkatnya?” Tanya Jungkook. Saat ini mereka telah menaiki bis menuju
Daegu.
“Tidak, dia kemana ya?
sambungan terputus terus.
“Dia tau kalau kita
kesana?” Tanya Jin.
“Tidak, ini kejutan”
15 menit lagi mereka
sampai di Daegu.
Sheraa melamun di kursi
taman yang pernah ia duduki bersama Jimin. Seketika dia merindukan Jimin. Jimin
selalu ke rumah sakit menghiburnya. Dia nyaman dengan Jimin. Ia ingin
menyukainya namun harapan itu pupus saat tau kalau umurnya sudah tidak lama
lagi.
Dia menutup mukanya
dengan kedua tangannya.
Tiba-tiba ada yang menepuk
pundak Shera. Shera mendongak, ah ternyata Jimin dan semua anggota BTS. Sheera
terkesima sendiri.
“Hai sheraa!” Sapa
Taehyung sambil tersenyum imut melambaikan tangan ke arahnya.
“Hai” balas Sheraa
tersenyum.
J-hope mengambil posisi
duduk di sebelah Sheraa lalu merangkul Sheraa. “Hai Sheraa-ah, kau tau siapa
aku?”,”Tau! Kau adalah Jung Hoseok yang biasanya di panggil J-hope, hai Oppa”
Sheraa tersenyum kearah J-hope.
Jimin yang melihatnya
terasa ada api yang membakar tubuhnya. Dia langsung mengusir J-hope dari
samping Sheraa. “Hyaa Jimin-ah dasar tidak sopan!” Teriak J-hope.
“Ahhh sepertinya ada yang
cemburu hyung!” Teriak Jungkook.
“Wow wow cemburu!!” Jin
menggoda Jimin.
“Dasar bocah, sudah main
kencan saja” Seperti biasa Suga asal ceplos tanpa dipikir.
Muka Jimin memerah.
Apalagi Sheraa yang sekarang sudah dag dig dug tak karuan.
“Kyaa kalian, aku tidak
sedang berkencan, berhentilah menggodaku!” Keluh Jimin kesal.
Semua member tertawa.
Begitu juga Sheraa tertawa kecil. Dia senang semua member BTS ada disini.
Ternyata mereka baik dan ramah.
Member BTS itu mengajak
Sheraa jalan-jalan keliling kota sebentar. Setelah mati-matian Sheraa meminta
izin ke Dokternya akhirnya di izinkan juga asal tidak melebihi 2 jam pergi dari
rumah sakit, takut terjadi apa-apa.
Setelah mendapat izin,
Sheraa dan member BTS itu jalan-jalan keliling kota, banyak canda dan tawa
selama jalan-jalan itu.
Mereka berhenti ketika
menemukan photobox. “Ayo kita foto dulu bersama!” Ajak Jungkook.
Mereka memasuki photobox
yang kecil itu, untungnya 8 orang bisa masuk ke dalamnya.
Cekrek cekrek. Jadilah
beberapa foto dengan berbagai macam gaya.
“Liat ini Suga-hyung
tidak ada ekspresinya sama sekali!” Ucap Taehyung.
“Daripada kau, muka
seperti alien, lihat tuh yang lain tersenyum kau bergaya muka jelek”
“Aahhhh liat lah ini
Jimin merangkul Sheraa!” J-hope menggoda Jimin.
“Hei itu bukan tanganku,
itu tangan Taehyung!”
“Tanganku ada disini
tuh!”
Sheraa tertawa melihat
tingkah mereka. Dia bahagia di saat-saat terakhir umurnya. Dia bisa pergi
dengan idola favoritnya itu.
Skip
“Terimakasih” Ucap Sheraa
senang. Saat ini dia sudah berada di kamarnya masih bersama anggota BTS.
“Sama-sama Sheraa-ah”
Jawab Jin sambil tersenyum.
“Sini-sini Jimin dan
Sheraa foto dulu!” Perintah Suga.
“Iya kalian foto berdua
dulu!”
Jimin yang merasa
terpojokan akibat para hyungnya menyuruhnya untuk berfoto berdua dengan Sheraa,
akhirnya dia lakukan. Sebenarnya dia sangat malu. Begitu juga Sheraa, dia sudah
dag dig dug tak karuan.
1,2,3!! Cheese.
“Ayo giliran semuanya.
Kita selfie!” Suga sudah mempersiapkan ponselnya untuk berfoto bersama.
“Sekarang ayo kita buat
video sambil menyanyikan lagu kita 2! 3!” Ucap Jimin.
Mereka semua termasuk
Sheraa membuat video. Sheera sesekali tertawa terbahak karena ulah Taehyung
yang menggemaskan itu.
Sebelum Jimin dan para
anggota BTS itu pulang. Mereka meminta Sheraa datang ke fansign mereka besok
sebelum konser.
“Sheraa kau harus datang
ke fansign kami besok ya!”
“Dan, konser kami!”
Teriak Jungkook.
Sheraa mengangguk cepat. Aku harap aku bisa datang.
“Kami pulang dulu, daaaaaah
Sheraa!” Pamit Taehyung sambil melambaikan tangannya.
“Hati-hati kalian! Terimakasih
untuk pagi ini!” teriak Sheraa.
Skip
Sheraa melihat foto-foto
hasil dia jalan-jalan dengan anggota BTS itu. Dia terkikik sendiri melihat
gaya-gaya mereka yang lucu dan aneh. Terutama Kim Taehyung, dia sangat aneh.
Dia lalu memandang foto
photobox dia dengan Jimin yang berada di depan sendiri. Dia rasa yang
merangkulnya adalah Jimin, tapi Jimin tak mengakuinya. Sheraa senyum-senyum
sendiri dan malu.
...
“Jimin-ni, kau tidak tau
Sheraa sakit apa?” Tanya Jin tiba-tiba.
Jimin menoleh ke Hyungnya
itu saat sedang melahap lauk makan malamnya.
“Aku tidak pernah tanya
Hyung”
“Yaa, kenapa? Kau kan
sudah sekat sekali dengan dia” Ucap Suga.
“Tidak enak saja tanya
begitu, apalagi dia pernah shock begitu”
“Hem benar juga” Ucap
Namjoon
“Tapi aku pernah dia
mengucapkan seuatu, sangat pelan saat kami jalan-jalan di taman”
“Kata-kata?”
“Iya, dia seperti
mengucapkan dia ingin sembuh. Sebelumnya dia bilang, dia tidak punya impian dan
dia punya ! keinginan untuk di lahirkan kembali, dia mengucapkannya sambil
tersenyum, dan aku tau itu senyuman sedih dan sok tegar” Jimin menjelaskan.
“Jimin-ah, sepertinya dia
sakit parah” Jungkook mencoba menebak sambil mengunyah mie di mulutnya.
Jimin menoleh ke arah Jungkook.
“Sakit parah?”
“Ya sakit parah. Biasanya
orang-orang yang terkena penyakit yang parah, contoh kanker dia akan
mengucapkan sesuatu yang aneh, kata-kata yang aneh” Jawab Jin
Jimin agak terkejut
mendengarnya, bagaimana bisa Sheraa terkena penyakit parah? Dia terlihat sehat
dan biasa saja. Apa mungkin Jimin tak menyadarinya? Dia begitu bodoh pikirnya.
“Jimin-ah kenapa
melamun?” Tanya Taehyung
“Aku tidak percaya kalau
dia terkena kanker atau penyakit parah atau semacamnya, dia itu biasa saja dan
terlihat ceria setiap kali aku bertemu dengannya”
“Kan sudah aku bilang,
dia itu sok tegar, dia tidak mau orang sekitarnya terlihat cemas” Jelas Jin.
Jimin lalu berdiri dan
menuju kamarnya.
“Jimin-ah, mau kemana?”
Jimin masuk ke kamarnya
lalu mengambil ponselnya, membuka kontak lalu mencari nama Sheraa dan
menelponnya.
“Halo! Park Jimin!”
Teriak Sheraa dari sebrang sana.
“Hai Sheraa!” Jimin
tersenyum sendiri.
“Ada apa menelponku?”
“Ehhmm” Jimin bingung
karena dia tiba-tiba menelpon Sheraa. “Aahh, sedang apa kau Sheraa?”
“Aku sedang menonton tv
di depan”
“Kenapa kau tidak
istirahat saja?”
“Aah aku bosan, aku ingin
mencari hiburan, jadi aku menonton tv”
“Kau sudah makan?”
“Sudah
“Minum obat?”
“Belum, aku menunggu di
perintah Dokterku nanti mungkin”
Jimin jadi banyak tanya.
Sekarang dia benar-benar ingin tau keadaan Sheraa, karena dia takut kalau
Sheraa benar-benar terkena penyakit parah.
“Kau tidur saja sekarang
ya! ini perintah anggota BTS!” Jimin memeperkeras suaranya.
“Kenapa? Aku bosan” Ucap
Sheraa yang bingung kenapa tiba-tiba Jimin berkata keras seperti Ibunya bila
menyuruhnya istirahat.
“Cepat!”
“Hei baiklah aku sedang
berdiri dan menuju kamarku”
“Baguslah, aku tunggu kau
di kamarmu!”
Tiba-tiba Bruk. Sheraa
jatuh pingsan karena terserang pusing mendadak lagi.
“Hyaa Sheraa-ah kau
kenapa!!! Halo halo!!” Teriak Jimin.
Sheraa terus memegangi
kepalanya, dia benar-benar pusing.
“Dokter ada yang
pingsan!, Sheraa pingsan!!” Teriak seseorang disana. Seketika di sebrang sana
terlihat ramai.
“Ayo cepat bawa ke ruang
gawat darurat sekarang!”
Jimin yang mendengarnya
begitu terkejut, Sheraa pingsan. Jimin menggigiti kukunya, dia benar-benar
ingin ke rumah sakit Daegu sekarang juga.
“Dok, sepertinya
penyakitnya kambuh, dan sepertinya sudah semakin parah”
“Benar, dia harus
cepat-cepat di Kemoterapi minggu depan, tolong hubungi keluarganya sekarang”
Deg. Jimin tak sengaja
mendengar itu. Jimin terduduk lemas di kasurnya.
“Sheraa, kemoterapi? Dia
sakit parah?” Jimin lemas lalu ponselnya terlepas dari tangannya.
“Hya Hyung!! Kau tak
apa?!!” Teriak Jungkook dan langsung berlari mengambil ponsel Jimin yang
terjatuh itu.
Jimin menoleh ke arah
Jungkook lalu tiba-tiba air matanya menetes dengan sendirinya.
Skip
Jimin berlari kencang
begitu dia sampai di Rumah Sakit Daegu. Dia berlari ke kamar 406.
Jimin sampai di depan
kamar 406 dan melihat dari luar, Sheraa sudah berada disana. Sekarang dia
sedang tertidur pulas. Jimin membuka pintu itu perlahan lalu mendekati Sheraa
yang sedang tertidur itu.
Dia memandang wajah
Sheraa yang putih dan sekarang pucat, dia terlihat lemah.
Jimin duduk lalu memegang
tangan Sheraa.
“Sheraa-ah kau tak apa?
Kau tampak pucat” Ucap Jimin lirih.
Lalu, 3 orang masuk ke
kamar 406 itu. Ibu Sheraa, Kakaknya dan Dokter Kim masuk.
Jimin langsung berdiri
dan menyapa mereka.
“Jimin?” Tanya Junho.
“Iya kak” Jimin
tersenyum.
“Anneyong haseo Ibu”
Jimin menyapa Eomma Sheraa.
“Kau teman Sheraa?” Tanya
Eomma Sheraa.
Jimin mengangguk “ Iya
bu”
Lalu, Junho mengajak
Jimin untuk keluar sebentar, karena Dokter Kim akan berbicara sebentar dengan
Eomma Sheraa.
Jimin dan Jun Ho sudah
duduk di kursi tunggu pasien.
“Sheraa, dia adikku
satu-satunya. Dia lucu selalu ceria.Sebelum sakit, dia juga selalu ceria dan
bahagia, seperti matahari yang akan selalu bersinar ketika mendung. Dia selalu
menggemaskan, dan semangatnya tinggi. Dulu, dia bercita-cita ingin menonton
konser BTS, menurutku itu adalah hal yang paling konyol. Tapi, setelah dia
terkena penyakit dia sudah tidak punya cita-cita, hanya keinginan untuk
sembuh.” Junho menceritakan tentang Sheraa panjang lebar. Jimin yang
mendengarnya ikut sedih. Ya, benar Sheraa itu adalah orang yang ceria dan
bawaannya tertawa terus kalau dekat dia, dan orang tidak menyadari kalau dia
sedang menutupi kesedihannya.
“Sheraa sakit apa kak?”
Tanya Jimin pelan.
“Dia sudah lama menderita
radang selaput otak. Dia keluar dari sekolah saat SMA kerena dia sering
pingsan. Dia sudah bertahan lama selama 2 tahun dengan penyakitnya itu. Sungguh
aku belum rela kalau harus kehilangan dia sekarang” Jun Ho mulai mengusapkan
tangannya ke mata, sepertinya air matanya keluar pelan-pelan.
Jimin yang mendengarnya
terkejut. Ternyata Sheraa terkena penyakit yang sama dengan Ayahnya. Jimin
menyesal baru menyadarinya sekarang. Dia juga tidak rela dan mungkin tidak akan
pernah rela kalau harus kehilangan orang yang dia mulai cintai itu.
Skip
Jimin keluar dari Rumah
Sakit, dia berjalan pelan sambil memikirkan perkataan Junho kakak Sheraa
tentang penyakit Sheraa itu.
“Kenapa harus Sheraa?
kenapa!” Jimin kesal dan langsung berlari kencang.
Sheraa terbangun dari
tidurnya yang cukup lama itu. Dia melihat sekelilingnya lalu bangun
pelan-pelan. Dia melihat kakaknya sedang duduk di sofa yang ada di kamarnya.
Lalu, kakaknya menyadari kalau Sheraa sudah bangun. Dia langsung berdiri dan
menuju Sheraa.
“Sheraa-ah kau sudah
bangun? Mau oppa ambilkan apa? Minum? Snack?” Sheraa bingung, kenapa oppanya
tiba-tiba jadi sok perhatian begitu.
“Ih oppa kau membuatku
Ilfeel”
Junho tersenyum senang,
karena adiknya sudah seperti biasanya. Dia mengacak rambut adiknya itu.
“Sudah kubilang nanti
rambutku rontok oppa!” Teriak Sheraa.
...
Sheraa sedang asik
memakan buah jeruk berssama oppanya.
“Sheraa, kau minggu depan
kemoterapi ya”
Sheraa tersentak.
“Kemoterapi? Ah Sheraa tak mau!” Sheraa cemberut.
“Yahh, habis Kemoterapi
nonton konser BTS, kau mau?” Bujuk Oppanya.
Sheraa menoleh cepat ke
arah oppanya. “Benarkah? Kau mengizinkanku? Dokter juga? Eomma?”
“Hyaa, mereka semua
mengizinkanmu” Ucap Junho sambil mengupas kulit jeruk.
Sheraa tersenyum sambil
menggoyang-goyangkan kepalanya. Dia terlihat begitu senang.
Junho menlihat adiknya
yang sedang bahagia itu terasa miris, apakah dia benar-benar akan
kehilangannya?
Skip
Kamis ini Sheraa melakukan
Kemoterapi. Bukannya sedih karena rambutnya akan rontok, tapi dia senyum-senyum
sendiri. Ya! karena habis kemoterapi dia akan menonton konser BTS! Eh
sebelumnya Fansign dulu!.
Ibu Sheraa dan Kakaknya
menunggu di luar. Lalu, setelah cukup lama pemeriksaan, Sheraa akhirnya keluar
juga. Dia tampak biasa saja, walaupun sekarang rambutnya sudah tidak agak
panjang lagi karena banyak yang rontok.
“Sheraa-ah!” Panggil
Eommanya mendekati Sheraa yang baru keluar dari ruang pemeriksaan bersama
Dokter Kim.
“Eomma!”
Skip
Jimin sedang berkumpul
dengan anggota BTS lainnya di ruang latihan untuk membahas Fansign besok. Jimin
terus menggertakan kakinya karena gelisah, dia belum ke rumah sakit lagi
semenjak terakhir kali menelpon Sheraa. Dia sangat khawatir. Dia berharap
Sheraa datang ke Fansign mereka besok. Dia ingin menghubungi Sheraa tapi dia
berpikir mungkin Sheraa sedang dalam perawatan, karena kemarin dia pingsan dan
keadaanya sepertinya kritis.
Suga melihat Jimin yang
sedang gelisah itu lalu medekatinya.
“Kau kenapa?” Tanya Suga.
“Ah tidak apa” Jawab
Jimin dengan senyuman paksanya.
“Kau rindu Sheraa?”
Jimin terdiam ketika
mendengar nama itu.
Skip
Sheraa mencari ponselnya.
“Ahh kemana ponselku?” Dia mencari di sekitar kamarnya. Namun, belum menemukannya.
Dia lalu keluar kamar menuju tempat administrasi.
“Ahjumma, kau tau
ponselku?” Tanya Sheraa kepada perawat yang sedang berjaga disana.
“Ahhh, ponsel berwarna
biru?”
“Iya benar!”
Perawat tadi mengambilkan
ponsel Sheraa. “Ini nak Sheraa”, “Kamsahamnida Ahjumma” Sheraa tersenyum.
Sheraa berjalan sambil
fokus ke ponselnya itu, dia melihat ada catatan panggilan minggu kemarin saat
dia pingsan. “Ahh Park Jimin”
Sheraa mencoba menelpon
Jimin. Tapi panggilan sedang sibuk. Sheraa mendengus. “Ya, aku merindukan Park
Jimin” Sheraa melanjutkan perjalanannya ke kamarnya.
Skip
Jumat ini diadakannya
Fansign BTS. Sheraa cepat-cepat berdandan, dia membenarkan bajunya lalu dia
mengikat rambutnya yang sudah menjadi pendek dengan pita kecil. Dia bersiap
untuk mendatangi Fansign BTS, idolanya.
...
Suasana tempat Fansign
BTS di Daegu itu sudah ramai. Para anggota BTS sudah berada di belakang tempat
Fansign untuk mempersiapkan sesuatu. Jimin melongok keluar, dia mencari Sheraa.
Taehyung merangkul Jimin
yang sedang melongok itu. “Hey cari Sheraa?” Tanya Taehyung.
Jimin mengangguk. “Apa
dia belum datang?”
“Aku berharap dia akan
datang” Ucap Jimin lirih.
Para anggota BTS itu
berjalan memasuki tempat mereka duduk untuk melakukan Fansign atau acara tanda
tangan dan menyapa para fansnnya sekaligus bermain juga.
Jimin memperhatikan
sekitar terus mencari Sheraa sambil bencengkrama dan menandatangani album para
fansnya. Dia gelisah karena belum melihat Sheraa.
Sheraa berlari kencang
menuju tempat Fansign BTS itu. Dia ngos-ngosan dan akhirnya sampai. Dia melihat
sudah banyak kerumunan orang disana dan para anggota BTS juga sudah berada di
tempatnya masing-masing. Sheraa tersenyum ketika melihat Jimin tersenyum ke
arah fansnnya yang banyak itu. dia begitu merindukannya.
Dia berjalan mendekati
tenda Fansign itu. Jimin yang sibuk dnegan Fasnnya itu, terkejut ketika melihat
Sheraa dari luar tenda. Dia langsung berdiri dan berlari mendekati Sheraa yang
sedang melongok ke dalam tenda.
“Sheraa!” sapa Jimin.
Sheraa tersenyum sambil
melambaikan kedua tangannya ke arah Jimin. “Park Jimin, aku datang!”
Jimin langsung memeluk
Sheraa. Sheraa terpaku dnegan kedua tangannya masih terangkat ke atas.
“Aku merindukanmu!” Ucap
Jimin.
“Sama, aku juga Park
Jimin” Sheraa membalas pelukan Jimin perlahan.
Anggota BTS yang melihat
Park Jimin berpelukan dengan Sheraa itu, saling tersenyum bahagia.
Para fans yang melihatnya
seketika menjadi histeris.
...
Sekarsang Sheraa dan para
anggota BTS itu sudah berada di sebuah taman kota. Mereka duduk di rerumputan
taman itu. mereka duduk di atas tikar.
“Hya hai Sheraa! kau
benar-benar datang!!” Ucap J-hope sambil tersenyum.
“Jelas oppa J-hope! Aku
kan selalu menepati janjiku! Hehe”
“Jimin merindukanmu” Ucap
Taehyung membuat Jimin sangat malu. Padahal tadi dia barusan memeluk Sheraa.
“Iya, dia sampai
guling-guling sendiri di kamarnya” Ucap Jungkook.
Jimin melempar krikil
kecil ke arah Jungkook. “Dasar bocah kurang ajar”
Sheraa tertawa kecil.
“Aigoo Sheraa-ah kau sa-“
ketika J-hope mengacak-acak rambut Sheraa, rambut Sheraa rontok banyak sekali
di tangan J-hope. J-hope treperanga melihatnya, begitu juga yang lain. “Ah
Sheraa mianhae” Ucap J-hope pelan. Sheraa yang melihatnya tersenyum pelan, lalu
mengambil rambut itu dan menempelkannya ke kepalanya.
“Ah oppa, tak apa,
mungkin rambutku sudah bosan di kepalaku, aku akan mencoba menempelkannya lagi
supaya mereka tidak bosan lagi hehe” Sheraa terkekekh kecil lalu mencoba
menempelkan rambutnya yang rontok banyak itu.
Jimin melihatnya
sedih.”Sheraa-ah”
....
Sheraa bermain sebentar
di taman itu. Anggota BTS itu sangat menghibur Sheraa. Mereka menunjukan
aksinya yang lucu membuat Shera terpingkal-pingkal sendiri.
Jimin senang ketika Shera
masih terlihat bahagia ketika tau dia sedang sakit parah.
Suga menepuk bahu Jimin.
“Sabar Jimin-ah” Ucap dia pelan. Jimin menoleh dan tersenyum dan sedikit
berkaca-kaca.
Shera berlari mengejar
Taehyung karena dia barusan mengglitikinya, dia bermkasud untuk membalasnya
namun dia tiba-tiba merasakan sakit di bagian dadanya, dan dia jatuh pingsan.
“Sakittt!” Teriak Sheraa. Taehyung yang melihatnya langsung berlari ke arahnya.
“SHERAA-AH, KAU TAK APA?” Teriak Taehyung. Anggota BTS lainnya melihat itu
langsung berlari menghampirinya begitu juga Jimin. “SHERAA-AH!! BANGUNLAH!!”
Teriak Jimin.
Skip
Sheraa sudah berada di
ruang ICU. Anggota BTS, Jimin, Eomma Sheraa dan Kakaknya Junho semuanya
menunggu di luar.
Dokter Kim keluar dari
ruang ICU. “Bagaimana Sheraa?” Tanya Eomma Sheraa. Dokter Kim hanya memasang
muka pasarah. “Sheraa, sepertinya kankernya sudah menyebar ke paru-paru, sudah
sedikit harapan untuknya, kemoterapi kemarin hanya untuk membuat dia nyaman
dari rasa sakitnya, dan sekarang kanker sudah menyebar banyak” Dokter Kim
menjelaskan perlahan-lahan, Eomma Sheraa shock berat dan langsung jatuh
pingsan. “Eomma” Teriak Junho.
Jimin yang mendengarnya
terisak sendiri. “Jimin-ah” Taehyung merangkulnya.
Skip
Sabtu ini adalah konser
BTS. Konser yang di nantikan oleh Sheraa. Tapi, yang di harapkan tak akan
datang.
Sheraa meninggal tadi
malam pada pukul 10 malam. Kanker yang begitu cepat menyebar akhirnya berhasil
merenggut nyawa Sheraa. Selama 2 tahun Sheraa bertahan akhirnya dia pergi.
Eomma Sheraa menangis
begitu kencang, dia tidak rela anaknya meninggal.
“Sheraa-ah bangun
anakku!. Maafkan Eomma melahirkanmu dengan keadaan begini” Eommanya memeluk
Sheraa yang sudah pucat itu. Kakaknya berusaha menenangkan Eommanya sambil ikut
menangis juga.
Anggota BTS yang
kebetulan ikut menunggu disana, juga menyaksikan Sheraa telah meninggal dunia.
Semua melihatnya sedih. Apalagi
Jimin yang sekarang menangis sendiri. Dia tidak bisa menerima kepergian Sheraa.
Dia sungguh tak bisa menerima orang yang dia sayangi pergi untuk kedua kalinya.
Setelah Ayahnya, sekarang Sheraa? dia menutup mukanya dengan kedua tanganya.
Gwaen-chanh-a ja ha-na dul set ham yeon ij-eo
Seul-pieun gi eok mo-du-jiwo, nae son-eul
jap-go-us-eo
Gwaen-chanh-a ja ha-na dul set ham yeon ij-eo
Seul-pieun gi eok mo-du-jiwo, seo-ro son-eul
jap-go us-eo
Sebelum mengakhiri konser
mereka. Anggota BTS menyanyikan lagu mereka yang berjudul 2! 3! Khusus untuk
Fansnya yang bernama Sheraa.
“Kami akan selalu
merindukanmu!” Teriak anggota BTS.
“Aku selalu merindukanmu
Sheraa-ah” Ucap Jimin sambil berkaca-kaca.
...
Hai hai, ini bagaimana? Sad
ending L aku bikin jadi sedih sendiri. Pertama kali bikin FF sedih heheh. maaf.kalau
jelek hehe.
Di blog aku buat one
shoot, tapi kalau di pindah ke tempat lain aku buat 3 shoot keknya haha.
Semoga suka. Eh jangan
nangis yak XD
SELAMAT MALAM DARI
AUTHOR.
DENIDENOL
Baca ini serasa nonton movie, apalagi sambil dengerin lagunya.
BalasHapusHuwahh syedihhh banget,,, Hiks.
Good job thor, Buat cerita sad endingnyaa :)
BalasHapusOiyaaaa masih ADA kesalahan ketik nih.
BalasHapus"Dia sangat sedih. Hampir setiap hari dia kesana hanya sekedar masuk ke kamar 302, karena dia merindukan ayahnya"
Itu harusnya kamar 301 bukan 302 yaa thor. Hehe