Sabtu, 15 April 2017

JAHAT | CHAPTER 3A




Kemarin Jimin sukses membuat Sowon salah tingkah. Karena apa? Jimin tak melepaskan tangannya dari pipi Sowon. 

Sowon menepuk nepukan tanganya ke pipinya. Dia bingung dengan perasaan yang tak karuan setiap harinya. Dia sedang duduk sendirian di kelas. Masih pagi sekali, jadi anak kelas 1-3 belum datang semuanya. Sowon sengaja berangkat lebih pagi, menghindari Jimin yang memang hampir setiap hari berangkat bersama. Tiba-tiba ponselnya berbunyi. Sowon mengambil ponsel dari tasnya, dan mendapati nama Jimin sedang menelpon. Sowon melemparkan ponselnya ke meja. Dia terkejut sekali, hatinya berdegup kencang tak karuan. Tak biasanya dia begini hanya gara-gara panggilan telepon dari Jimin. Lalu, dia melihat pelan-pelan apakah Jimin masih menelponnya atau tidak. Masih! Sowon mendengus, dia bingung. Beberapa menit, akhirnya dia mencoba memberanikan diri mengangkatnya. “Halo Sowon-ah!”, Teriak Jimin dari arah sana. “I-iya Jimin-ah?” Jawab Sowon sedikit terbata-bata. “Kau sudah di sekolah?”,”Sudah, memang kenapa?”,”Tumben sekali, tadi aku kerumahmu, kata Eommamu kau sudah berangkat, baiklah aku sudah sampai di gerbang skeolah, sebentar lagi sampai ke kelas” Jimin menutup teleponya. Ponsel Sowon masih di telinganya. Dia mematung sebentar. “Apa-apaan si Jimin, memang aku harus mengabari kau kalau berangkat ke sekolah?”.

Tiba-tiba terdengar suara sepatu melangkah mendekati kelas. Sowon terkejut dan dia langsung cepat-cepat ambil posisi pura-pura tertidur di mejanya. Jimin masuk ke kelas sambil memegang ponselnya, dia menaruh tasnya di meja dan langsung ke arah meja Sowon. 

“Sowon-ah!” Senggol Jimin ke pundak Sowon. Sowon pura-pura tak mendengarnya. Llau, Jimin mengambil posisi duduk di kursi depan meja Sowon dan menghadap ke belakang, ke arah Sowon yang sekarang sedang berpura-pura tertidur. Jimin bingung melihatnya. “Hya, kau ini berangkat pagi sekali, bahkan kau tak mengabariku” Jimin berbicara sendiri. Sowon mulai merasakan panas dingin di tubuhnya. Jimin memperhatikan Sowon yang sedang pura-pura tertidur itu lalu tersenyum. “Andai saja, kau menyukaiku seperti kau menyukai Jungkook sunbae, kau rela berdandan cantik hanya demi aku seperti kau melakukannya pada Jungkook sunbae, hem tapi sepertinya tak mungkin” Jimin berbicara pelan namun itu sukses membuat jantung  Sowon se akan-akan meminta untuk keluar dari tubuhnya.

Jimin mengelus kepala Sowon pelan. Lalu, berbisik “Aku menyukaimu Sowon-ah, ini serius tak bercanda”.
...
Selama pelajaran berlangsung, Sowon tak bisa berkonsentrasi, dia melamun mengingat pernyataan perasaan Jimin tadi pagi. Dia terkadang melihat guru di depan dan mencuri-curi pandang ke arah Jimin. Tiba-tiba Jimin menoleh ke arah Sowon yang membuat Sowon seketika salah tingkah lalu melihat ke guru lagi. Jimin tersenyum lalu kembali ke bukunya. Sowon balik melihatnya lagi. “Aku harus bagaimana sekarang ya tuhan?” Ucap Sowon dalam hati.
...
Seperti biasa ketika bel istirahat sudah berbunyi, Jimin menghampiri kursi Sowon dan mengajkanya ke kantin bersama. Sowon yang sedang membereskan buku tiba-tiba berhenti dan mendongak melihat Jimin sudah di depan mejanya. “Ayuk ke kantin bersama” Sowon bingung. “Aahhh kau duluan saja, aku mau ke perpus sebentar” Sowon dengan cepat pergi keluar kelas meninggalkan Jimin yang penuh tanda tanya. Jimin menengok ke arah pintu keluar. “Aneh”.

-Di perpustakaan-

Sowon terus menggerutu. Dia memukulkan kepalanya berulang kali. Dia sedang melarikan diri dari Jimin. Dia berjalan menelusuri lorong rak buku. Lalu, dia tak sengaja menemukan buku yang judulnya “Akankah kita bersatu?” Sowon membacanya pelan dan mengernyit. “Apa-apaan judulnya ini”, lalu dia menemukan lagi dengan judul “Cinta tumbuh karena terbiasa” Sowon benar-benar bingung kenapa judul bukunya bisa mewakili perasaanya sekarang. Lalu, dia menemukan judul yang bagus “Malaikat tanpa sayap” letak bukunya ada di rak yang cukup tinggi. Dia berusaha menggapainya. “Aduh kenapa tinggi sekali aku kan-“ Sebuah tangan mengambil buku itu, lalu Sowon membalikan tubuhnya dan mendongak mendapati Jimin sudah di belakanya. Dia mengambil buku Sowon lalu tersenyum ke arahnya. Sowon panas dingin melihat Jimin. “Ini bukunya” Jimin menyodorkan buku yang Sowon mau. Sowon mengambilnya cepat lalu ingin segera pergi dari situ, tetapi tangan Sowon di tarik oleh Jimin. “Kenapa?” Tanya Sowon terbata-bata. Dia sudah tidak bisa menahan gejolak di hatinya.

“Aku suka kamu” Ucap Jimin pelan. Langsung tanpa Sowon mau, mukanya memerah sendiri. Jimin mendekat maju ke arah Sowon, lalu dia mengucapkannya lagi di telinga Sowon. “Park Sowon, aku suka kamu” Sowon yang mendengarnya mematung seketika. Jimin memegang kepala Sowon. “Aku suka kamu apa adanya” Sowon mendongak melihat Jimin. Sekarang mereka sedang berpandangan. “Kau menyukaiku?” Tanya Sowon yang saat ini sedang tak karuan. Jimin mengangguk pelan sambil tersenyum.
...
Sowon berjalan sendirian di taman. Dia jalan-jalan sebentar menghirup udara segar untuk me refresh pikirannya. Karena dari kemarin ada saja yang membuat pikirannya tak karuan. Dia terus berjalan hingga melihat orang di depannya yang melihat ke arahnya juga. Jungkook sunbae melambai ke arah Sowon sambil tersenyum. Sowon terpaku sesaat, seakan-akan ada malaikat cpid datang dan melesatkan panah cintanya kepada Sowon sehingga membuat Sowon jatuh hati lagi kepada Jungkook sunbae itu. Ya, Sowon memang belum bisa dan belum rela melepas sunbae yang satu itu. Apalagi sekarang Jungkook sunbae sedang melihat ke arahnya sambil tersenyum. “Park Sowon!” panggil Jungkook sunbae. Dengan terpaksa Sowon tersenyum, untuk saat ini adalah bukan waktu yang tepat kabur melarikan diri. Jungkook sunbae berlari ke arah Sowon. 

“Hai Park Sowon” Sapa Jungkook. Sowon dengan malu-malu membalas sapaan Jungkook sunbae itu. “Hai sunbae”. “Kau sedang apa disini Park Sowon?” Tanyanya. “aaaaa, sedang jalan-jalan sebentar kak, menghirup udara segar” Jawab Sowon dengan penuh kebingungan. “Ehmm, mau jalan-jalan sebentar?” Ajak Jungkook. Sowon agak terkejut, kenapa sunbaenya yang dia sukai ini tidak bersama pacarnya si Wendy eonie itu. Dia celingukan siapa tau ada Wendy eonie. Jungkook yang memperhatikan tingkah Sowon tertawa sendiri. “Hei, kau kenapa? Seperti takut ada yang mengejarmu?”,”Ah tidak, aku takut kalau ternyata sunbae dengan Wedny eoni-“ Sowon keceplosan dan langsung menutup mulutnya. Jungkook terdiam sesaat. “Ma-maaf sunbae” Ucap Sowon pelan.  Rasanya dia ingin kabur dari situ sekarang juga. Lalu, Jungkook tersenyum menatap Sowon. “Aku sudah putus dengan dia kok”. Entah apa yang sekarang malaikat cupid inginkan, mungkin tercapai. Sowon merasakan getaran di hatinya. Dia tidak salah dengar kan?

Sowon terkejut dan sepertinya ketauan. “Kenapa? Kau pasti terkejut ya?” Tanya Jungkook. Sowon salah tingkah. “I-iya sunbae bukankah kalian sangat romantis?” Tanya Sowon.

“Iya, tapi semuanya hancur setelah mengetahui ternyata dia hanya ingin hartaku, dia sudah menjelaskan kalau dia tidak ingin hartaku, tapi aku mendengarnya sendiri kemarin kalau dia ingin hartaku saja, aku tidak menyangka, padahal sebelumnya dia bilang dia menerimaku apa adanya”. Sowon yang mendengarnya kasihan. “Ehm aku bingung sunbae, aku hanya bisa berkata sabar ya!” Sowon menepuk bahu Jungkook sunbae itu. Ada perasaan lega di dalam hati Sowon. Jungkook memandang Sowon sebentar lalu menggaandeng tangan Sowon berjalan ke depan. Jantung Sowon seperti mau loncat keluar sekarang. 


Jimin yang sudah memperhatikan dari kejauhan merasa ada hantaman keras di hatinya.

8 komentar:

  1. Hiyahhhh,,, kasian jimin . Huhuhhuu.

    Udah ahhh,, sowon Sama jimin ajaa~~~

    Savejimin-sowon!!!

    BalasHapus
  2. Oiya kasih usul lagi boleh ya thor?? Hehe
    "Tiba-tiba suara sepatu melangkah mendekati kelas terdengar".
    Kalimat Itu dirubah kek begini: "Tiba-tiba terdengar suara sepatu melangkah mendekati kelas".

    BalasHapus
  3. Semangat thor,, kurang 1 part lagi,, endingnya smoga lebih seru. Ditunggu looo. Muehehe.

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus