Minggu, 16 April 2017

I miss You




Dulu aku punya seorang kakak. Dia sangat baik padaku. Kemanapun aku pergi selalu saja dia khawatir dan terus menghubungiku kalau aku pulang lebih dari jam yang aku janjikan padanya. Dia akan mengomeliku kalau pulang larut malam. Terkadang aku merasa tingkahnya berlebihan, lagian aku sudah besar dan cukup menjaga diri, hingga aku sadar kalau dia sangat sayang padaku.
Suatu ketika dia sedang duduk di lincak belakang rumahku. Rumahku masih seperti rumah di pedesaan, tradisional. Aku tinggal bersama nenek dan kakakku, orang tuaku sudah meninggal saat aku masih kecil. Aku pun tak ingat kalau aku ternyata punya seorang kakak.
Dia sedang memandang ke atas langit sendirian. Aku menghampirinya lalu duduk di sebelahnya. Dia menoleh ke arahku.
“Hei” Dia menyapaku sambil tersenyum. Akupun membalas senyumannya.
“Kau sedang apa kak?” Tanyaku.
“Aku sedang duduk saja disini dik, melihat langit biru di atas sana” Dia berbicara sambil menunjuk dengan satu jarinya ke arah langit sana.
Aku juga ikut melihat ke arah langit biru itu. Lalu, dia memegang kepalaku. Akupun menoleh ke arahnya, dia sedang tersenyum sendiri masih memandang langit biru di atas sana.
Aku melihat senyuman itu, senyuman penuh arti, namun aku tak pasti apa artinya, aku takut salah paham.
Lalu, dia berbicara.
“Kalau misalnya aku ke langit biru itu, apakah kau akan merindukanku?” Dia bertanya dan aku tak tahu maksudnya apa, aku hanya memasang muka aneh campur bingung.
Kakakku menyadari kebingunganku, lalu menoleh ke arahku. “Hei mukamu itu tolong di kondisikan, oppa jadi gemas melihatnya” Kakakku mencubit pipi tembemku. Ya, walaupun aku kurus, pipiku ini lumayan besar.
Aku mengelus pipiku karena kakakku mencubitku terlalu keras. “Aku tidak tau maksud pertanyaan oppa” Jawabku.
Kakakku mengelus-elus kepalaku sekarang. “Suatu hari nanti oppa akan pergi dan entah kembali lagi atau tidak” Dia berbicara seolah-olah dia akan mati.
“Oppa, kenapa berbicara seperti itu?” Tanyaku sambil memegang tangannya.
Dia hanya tersenyum. Lagi-lagi senyuman itu. aku tak mengerti.
....
Sekarang aku hanya bisa mengenang kakakku yang sangat perhatian itu, dia benar-benar pergi entah kemana.
Aku tidak percaya. Perkataan dia sepertinya terwujud, aku tidak bisa menerima itu. bahkan, aku sampai menangis histeris begitu kakakku tidak akan pulang lagi.
Sejak malam itu, dia menghilang. Aku hanya bersama nenekku sekarang, jujur aku merindukanmu kak.
Dan, aku tidak bisa menerima kalau dia ternyata malaikat yang sedang turun ke bumi untuk melindungiku, menyamar menjadi kakak yang sangat perhatian padaku, itu kata nenekku.
Perlahan lahan foto-foto aku dengannya menghilang.
“Aku merindukanmu kak, Jeon Jungkook” Aku memeluk figura foto yang masih berisikan fotoku dengannya dan juga nenekku.
fin

3 komentar:

  1. Huwahhh jadi ikutan Sedih+kangen+nangis.


    Kenapa datang kalau akhirnya harus meninggalkanku sendirian??
    Kenapa Kak?
    Kenapa pergi?
    Hiks.

    BalasHapus
  2. Author tanggung jawab gih,, Aku jadi Sedih beneran,, ceritanya nyentuh banget,, kebawa emosi.
    Huhuhuuuu.

    BalasHapus