Sepertinya
Seul Bi sudah kembali normal dan tidak sempoyongan. Hari ini dia pergi ke
sekolah seperti biasanya. Dengan jahitan di kepalanya yang tertutupi dengan
perban, dia tetap ceria ke sekolahnya. Seolah-olah melupakan kejadian kemarin
yang banyak membuat orang-orang di sekitarnya histeris lantaran cemas karena
Seul Bi terluka cukup parah.
Seul
Bi tersenyum terus dari berangkat sekolah hingga sampai di kelasnya. Teman
sekelasnya terkejut melihat Seul Bi dengan balutan perban di kepalanya.
“Kau
kenapa Seul Bi? kepalamu?” Seorang teman kelasnya bertanya.
Seul
Bi : “Aaahhh ini, aku habis jatuh kemarin, terlalu cetar ya?” Seul Bi memegangi
perbannya yang bunga-bunga itu. Ini semua gara-gara kakaknya Jimin yang sengaja
membeli perban ber motif bunga-bunga dan menggantikan perban rumah sakit itu.
Seul
Bi : “Kakk, kenapa bunga-bunga?”
Jimin
: “Biar bagus, dan tidak terlalu mengenaskan kalau di liat”
Seul
Bi : “AHH KAK NORAK SEKALI!!” Seul Bi melihat kaca. Bunga-bunga yang dikira dia
bagus ternyata gambar bunga kamboja. Bunga kuburan.
Jimin
: “Sudahlah, harganya mahal lho!”
Seul
Bi : “Kakak kurang ajar! Tidak harus bunga kamboja juga!” Seul Bi berteriak di
depan muka kakaknya.
Seul
Bi sebal mengingat kejadian tadi pagi. Kenapa harus bunga kamboja? Kan banyak
bunga lainnya. Dasar kakak kurang ajar.
Taehyung
dan Nam Joon yang baru datang langsung cengengesan begitu melihat Seul Bi
dengan perban bunganya itu apalagi ketika melihat perban itu bunga kamboja.
Haha
Seul
Bi yang merasa di tertawakan langsung melihat Taehyung dan Nam Joon yang
berjalan ke arahnya.
Seul
Bi : “Kalian jangan tertawa!” Seul Bi kesal lalu kembali menonton youtubenya.
Tae
duduk di samping Seul Bi. Nam Joon menaruh tasnya lalu ke meja Seul Bi dan Tae.
Tae
: “Ya ampun alien! Kalau aneh jangan gitu amat” Tae melihat perban Seul Bi
sambil menggeleng-nggelengkan kepalanya.
Nam
Joon : “Hyaa Seul Bi-ah, kenapa bunga kamboja? Tak ada bunga lain kah?”
Seul
Bi menengok kearah Tae dan Nam Joon.
Seul
Bi : “ckckck kalian, tidak tahu arti seni yang sesungguhnya ya?”
Tae
: “Seni apanya? Hahaha”
Seul
Bi melotot ke arah Tae.
Ha
Na masuk kelas dan melihat Seul Bi yang sudah berangkat ke sekolah. Dia
bersyukur karena Seul Bi sudah tidak apa-apa karena kejadian kemarin.
Hari
ini ada pelajaran Fisika. Guru masuk dan langsung melihat perban Seul Bi.
Guru
Fisika : “ Seul Bi, ada apa dengan kepalamu?”
Seul
Bi merasa terkejut ketika gurunya menyadari perbannya. Dia langsung memegang
perbannya sambil tertawa kecil menjelaskan.
Seul
Bi : “Ahhh, ini kemarin habis jatuh pak”
Guru
Fisika : “Jatuh cinta? Kok sampai begitu?”
Seul
Bi : “Bukan jatuh cinta pak, jatuh beneran!” Seul Bi kesal.
Guru
Fisika : “Itu perban kamu, kenapa bunga kamboja?”
Semua
anak kelas melihat Seul Bi lalu terbahak semua. Seul Bi benar-benar malu dan
kesal. Ini semua gara-gara kakaknya, Jimin yang kurang ajar itu.
JIMIN
OPPA!!! Teriak Seul Bi dalam hati.
...
Taehyung
masih terbahak melihat Seul Bi, Nam Joon yang menjaga tawanya agar tidak
terbahak keras akhirnya sudah tak bisa di bendung lagi.
Seul
Bi merasa sebal dengan mereka berdua, dia mengambil posisi berdiri dan bersiap
untuk pergi dari kursi kantin.
Tae
: “Hya Seul Bi-ah, mau kemana kau?”
Seul
Bi tak merespon, dia berjalan pergi dan keluar dari kantin.
Nam
Joon : “Ini salahmu tae”
Tae
: “Ya kan habisnya dia itu lucu sih, perbannya”
Nam
Joon lalu berdiri dan ingin keluar kantin.
Tae
: “Mau kemana Joon?”
Nam
Joon : “Mau mengejar Seul Bi, kasihan sama dia”
Nam
Joon berlari keluar kantin.
Tae
: “Dasar”
Taehyung
bermaksud ingin keluar kantin juga, dia berhenti begitu mendengar sebuah
percakapan.
Hyeri
: “Hei bagaimana si Seul Bi? dia tidak apa kan? Dia dah masuk sekolah kan ya
tadi?”
Seohyun
: “Sudah jangan khawatir, dia sudah sembuh sepertinya, kita santai saja seperti
tidak apa-apa”
Hyeri
: “Iya sih, aku sih sante saja, untung dia masih hidup, kalau tidak? Kita bisa
gawat kan”
Seohyun
: “Lagian kan pada waktu itu kita kabur dan Ha Na yang disitu, jadi santae aja”
Taehyung
yang mendengarnya langsung mengepalkan tangannya. Dia lalu berlari ke arah
sumber suara itu dan mendapati Hyeri dan Sehyun sedang mengobrol. Mereka terkejut
dan langsung menyapa Tae. Tae tak menanggapinya, dia langsung memasang muka
garangnya.
Hyeri
: “Hai Tae”
Seohyun
: “Hai pangeran”
Tae
: “Jadi kalian yang mencelakai Seul Bi?”
Hyeri
dan Seohyun terkejut setengah mati. Mereka geragapan.
Hyeri
: “Tae-ah, tidak ka-“
Tae
: “Kalian jahat ya, kalian ternyata mencelakai Seul Bi lalu meninggalkan Ha Na
disana sendirian sebagai kambing hitam kalian”
Tae
marah sekali dengan mereka berdua.
Seohyun
: “Tenanglah Tae, kami hanya tidak sengaja!”
Tae
: “Kalian sengaja! Dasar jahat! Tidak mau tanggung jawab, kalian apa tau? Seul
Bi bagaimana keadaannya? Kalain hanya tau dia sudah baik baik saja di kelas!”
Tae
mengepalkan tangannya lalu pergi.
Hyeri
: “Sialan, kenapa kita terdengar hah?”
Ha
Na melintas dan berhenti di depan mereka berdua, dan langsung melihat muka
berdua dengan tatapan sangat kecewa.
Ha
Na : “Ternyata kalian kan yang salah, kalian ketauan? Kasihan, memang sahabat
penghianat, ah oh iya bukan sahabatku lagi, aku lebih baik sendiri, daripada
harus punya sahabat seperti kalian, aku menyesal”
Ha
Na pergi meninggalkan mereka setelah berbicara seperti itu.
Hyeri
mengepakan tanganya. Sekarang dia benar-benar marah juga.
Hyeri
: “Awas kau nenek sihir, ini semua salahmu!”
Seohyun
: “Sabar Hyeri-ah sabar, dasar nenek sihir tidak tau diri!”
Hyeri
: “Akan ku balas kalian semua yang mengancamku!” Hyeri benar-benar marah.
...
Tae
berlarian mencari Seul Bi.
Tae
: “Seul Bi-ah dimana si kamu, Nam Joon juga kemana lagi?”
..
Nam
Joon : “Seul Bi-ah, aku sekarang sudah sehat betulan?”
Seul
Bi : “Yasudah lah Nam Joon-ah, kau tak lihat aku kan sekarang sudah masuk
sekolah”
Nam
Joon : “Syukurlah kalau begitu”
Seul
Bi : “Uh aku tidak membayangkan kalau aku mati karena jatuh”
Nam
Joon : “Hei tidak boleh membayangkan seperti itu”
Seul
Bi : “Ya karena aku merasa benturan di kepalaku pada saat itu keras sekali”
Nam
Joon : “Apa benar yang mendorong Ha Na?”
Seul
Bi : “Bukan Nam Joon-ah, tidak ada yang mendorong, hanya saja aku memang
terjatuh, tapi pada saat itu ponselku memang sedang di ambil, aku berusaha
untuk mengambilnya lagi, aku kesal”
Nam
Joon : “Ponselmu? Siapa yang mengambil?”
Seul
Bi : “Hyeri dan Seohyun, mereka mengganggku saat sedang di lapangan, aku kesal”
Nam
Joon : “Hyeri! Seohyun!? Bagaimana bisa?”
Seul
Bi : “Aku tidak tau, lal Ha Na kesitu, tapi dia membelaku, lalu mereka berdua
pergi setelah aku terjulungup ke depan dan hanya ada Ha Na disana, pasti Ha Na
nanti yang disalahkan, padahal bukan dia huh”
Nam
Joon yang mendengarnya anatara terkejut tau tak menyangkan kenapa Hyeri dan
Seohyun melakukannya. Dan, Ha Na kenapa dia membela Seul Bi? dia benar-benar
ingin tahu.
Lalu,
Tae datang dengan nafas yang ter sengal-sengal tak karuan. Akhirnya, dia
menemukan Seul Bi dan Nam Joon sedang duduk di balkon atas sekolahnya.
Nam
Joon dan Seul Bi menengok bersama begitu mendapati Tae yang sudah ada di
samping mereka berdiri kecapean.
Nam
Joon : “Kau kenapa Tae-ah?”
Seul
Bi hanya bengong melihat Tae.
Tae
: “Capek! Mencari kalian tau!”
Tae
mengambil posisi duduk di samping Seul Bi.
Seul
Bi : “Lagian kenapa sampai lari-lari?”
Tae
: “Ya! karena ada kabar penting!”
Nam
Joon : “Kenapa?”
Tae
: “Masalah seulbi, jadi yang mendorong adalah..” Belum selesai Tae berbicara.
Seul Bi dan Nam Joon membalas bersama.
“Hyeri
dan Seohyun”
Tae
terkejut.
Tae
: “Lho kok sudah tau?”
Nam
Joon : “Sudah dong”
Tae
: “Iya, mereka berdua, tadi mereka berbicara di kantin dan aku mendengarnya,
aku benar-benar ingin memukul mereka” Tae bercerita menggebu-nggebu.
Seul
Bi : “Sudahlah, aku sudah tak apa, jangan balas dendam tak baik”
Tae
: “Tapikan... mereka jahat!”
Nam
Joon : “Hyaa memang jahat sih, tapi kalau kita sama seperti mereka sama saja
bohong”
Seul
Bi : “Betull, lebih baik kita diam saja, dan berusaha mencari cara agar Ha Na
tidak di salahkan lagi, aku kasiha padanya, dia tidak bersalah”
Tae
diam melihat Seul Bi dan Nam Joon. Dia lalu tersenyum kecil lalu memeluk mereka
berdua.
Seul
Bi : “Taehyung!!”
Nam
Joon : “Tae!!”
Tae
: “Aku sayang kalian sahabatku!!”
Seul
Bi : “Ku bukan sahabatmu jangan ngaku-ngaku, aku sahabatnya Nam Joon!”
Nam
Joon : “Aku juga sahabat Seul Bi bukan kau Tae”
Tae
semakin erat memeluk mereka berdua.
....
Hai hai, maafkan kalau FFnya kali ini kependekan, sedang tidak ada ide haha, chapter selanjutnya aku usahain panjang kok :D
Ngakak maksimal ngebanyangin namjoon Sama tae ngetawain seulbi. Hehehe. Maafkan Aku yak seulbi,, kamu kelewat lucu sihh.
BalasHapusItu guru fisikanya minta diajak berantem Kali yakk,, mana ada jatuh cinta bikin luka dikepala??? iya gak??
BalasHapustrus kenapa nanya perban bunga kamboja segala? Bikin malu aja diketawain sekelas. Huhuhu.
Ngakak maksimal ngebanyangin namjoon Sama tae ngetawain seulbi. Hehehe. Maafkan Aku yak seulbi,, kamu kelewat lucu sihh.
BalasHapus“Seul Bi-ah, aku sekarang sudah sehat betulan?”
BalasHapusItu maksudnya kau bukan Aku ya thor???
Oiya boleh usul thor?
BalasHapus“Kalian sengaja! Dasar jahat! Tidak mau tanggung jawab, kalian apa tau? Seul Bi bagaimana keadaannya? Kalain hanya tau dia sudah baik baik saja di kelas!”
Kalimat Itu mending dirubah jadi begini.
“Kalian sengaja! Dasar jahat! Tidak mau tanggung jawab!
Apa kalian tau keadaan sebenarnya seulbi? Kalian hanya tau dia sudah baik baik saja di kelas!”
Begitu thor,, smoga usulnya bisa membantu. Muehehe.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSemangat thor buat chapter selanjutnya:)
BalasHapus